Prolog

44 4 0
                                    

Helooww jangan lupa buat selalu dukung cerita gue yaa!! Dengan kalian vote+komen dan ngeshare disosmed kalian itu udah lebih dari cukup buat gue.

Terimakasih❤️

Happy Reading

•••

"Untuk apa terus-terusan di jenguk?"
"Ibun kamu sudah melupakan kita."
"Jangan buang-buang waktu, untuk orang sakit yang tidak akan bisa sembuh, Bulan."

"Yang sakit itu Papah, bukan Ibun."

•••

Sore itu, dibawah hujan hari itu. Bulan kehilangan sorot matanya. Mata yang tidak lagi menambakan bahagia itu, menatap kosong jalan raya sembari menyembunyikan tangisan dibawah air hujan yang terus berjatuhan dari langit.

Bulan memejamkan matanya, membiarkan air mata itu jatuh mengalir di pipinya.

Mungkin, untuk yang terakhir kalinya.

Dari kejauhan, mobil truk melaju dengan kecepatan tinggi. Entah apa yang dipikirkan gadis itu. Ia menghembuskan nafasnya. Kakinya melangkah seolah membiarkan tubuhnya mendekati jalan raya.

Namun. Sore itu, dibawah hujan hari itu, satu uluran tangan mampu menariknya dari kegelapan, mampu menolongnya dari kehancuran.

Dan mampu menyelamatkan hidupnya, yang masih didambakan dunia.

Laki-laki itu menarik lengan Bulan, membuatnya berhasil berhadapan dengan gadis yang tangisnya semakin lirih mengiringi suara hujan sore itu.

"Lo gila?" Tanyanya memegang kedua bahu Bulan.

•••

"Abang gimana keadaan Ibun?" Tanya Bulan sembari menatap Bumi di sebelahnya.

Bumi hanya menggelengkan kepalanya. Pertanda keadaan Ibunnya masih sama seperti yang kemarin-kemarin.

Bulan hanya menghela nafas serta menundukkan kepalanya setelah melihat jawaban dari sang Abang.

"Bulan, Abang boleh nanya?" Tanya Bumi saat berdiam beberapa menit.

"Boleh." Bulan kembali mengangkat kepala dan menatap Bumi.

"Kata Bi Asih kamu sengaja mau nabrakkin diri ke truk?" Tanyanya yang kini sudah menatap lekat Bulan.

"Maaf.. Bulan--"

Tanpa mendengar penjelasan Bulan terlebih dahulu. Bumi langsung mendekap tubuh Bulan serta mencium pucuk kepalanya.

"Abang mohon sama kamu, kamu jangan ngelakuin hal yang kaya gitu lagi."

"Abang mohon ampun."

Hati Bulan serasa ditusuk oleh jarum saat mendengar permohonan dari Abangnya.

tbc.

Segini dulu ya all, next part bakalan lebih banyak and seruu pastinya🤍

𝙷𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚂𝚎𝚖𝚋𝚞𝚑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang