05. Jaden

731 69 0
                                    

"Lo jadi lawan dia lagi?" Junghwan menganggukkan kepalanya.

"Taruhan lo apa, wan?" Junghwan cuma senyum menanggapi pertanyaan Jeongwoo,

"Nanti lo juga tau" kemudian mengambil kunci motornya dan bersiap menuju sirkuit.

Jaden di sana menunggu dengan beberapa temannya yang memakai masker dan topi. Sangat tertutup bukan?

Junghwan mendekati Jaden yang sedang asik berbincang dengan teman-temannya. Seperti beberapa hari yang lalu, Jaden tidak melepaskan helm nya sama sekali. Bahkan teman-temannya juga sangat tertutup. Tapi Junghwan tak mempermasalahkan hal tersebut. Yang ia ingin tau saat ini adalah, sosok bersuara manis di balik helm hitam yang beberapa hari lalu menantangnya.

"Are you ready for the race?" Jaden menoleh dan tersenyum miring di balik helm hitamnya,

"Of course. Lo mau apa?" Tanya Jaden, Junghwan menunjuk dengan dagunya.

"Lo"

Jaden terkejut, dia melototkan matanya. Begitu juga dengan teman-temannya.

"Maksud lo—"

"See you at the finish line" Junghwan mengerlingkan sebelah matanya, jantung Jaden berdetak cepat. Bahkan dirinya belum mengucapkan apa yang dia inginkan jika dia menang. Tapi Junghwan sudah pergi begitu saja.

"Yosh? Nggapapa?" Salah satu temannya berbisik, Jaden mengangguk untuk menenangkan.

"Tapi, Junghwan bukan lawan yang mudah yosh! Dia juara bertahan buat musuh-musuh besar" sahut temannya yang lain.

"Gue kemarin menang, tuh?" Jaden mengangkat satu alisnya, "dia cuma ngalah sama lo anjrit!"

"Ngaco lo ah, udah diem di sini aja" Jaden menyalakan motornya dan mengendarai ke garis start bersampingan dengan Junghwan.

Junghwan menoleh saat Jaden sudah berada di sampingnya. Seperti biasa, adanya wanita berpakaian minim dan bendera berwarna hitam putih siap memandu balapan mereka hari ini.

Selesai hitungan ke tiga, mereka berdua melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Jaden berulang kali terngiang ucapan teman-temannya dan juga Junghwan sebelum dia memulai balapan.

Jaden menggelengkan kepalanya, "ngga, lo harus fokus ja—"

Junghwan menyalipnya dengan kecepatan penuh di lap terakhir, Jaden menyusul dengan meningkatkan kecepatannya.

Keduanya sampai di finish, dengan Junghwan yang sampai duluan di garis finish. Jaden mengerang kesal, memukul motornya berkali-kali. "Aghhh kenapa bisa kalah sih?!" Jaden frustasi.

Junghwan berjalan mendekati Jaden dengan tatapan datarnya, jantung Jaden berdetak lebih cepat kali ini. Junghwan mengulurkan tangannya, Jaden menyambutnya dengan pasrah.

"Lo ngga ada permintaan lain gitu?" Jaden menghela nafas ketika dirinya ditarik untuk turun dari motornya dan diajak berjalan menuju teman-teman Junghwan.

Teman-teman Jaden menatap prihatin, salah  satunya hanya bergumam 'semangat' dan satu lagi menaiki motor Jaden untuk dibawa pulang.

"Bang, nitip motor!" Junghwan melemparkan kunci motornya pada Soobin dan ditangkap oleh sang empu. Kemudian kembali menarik Jaden untuk masuk ke dalam mobil.

"Lo bisa buka helm lo, sekarang" Jaden menggeleng, Junghwan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang keluar dari sirkuit.

"Lo udah di sini, artinya lo harus nurutin apa kata gue. Buka helm lo"

"Gue pantang banget buka helm depan musuh" Jaden menghela nafas berat, dirinya semenjak mengikuti balapan memang tidak pernah membuka helmnya sedikit pun.

𝐶𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙 𝐵𝑜𝑦𝑠 [ LENGKAP✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang