18. Quality Time

643 61 8
                                    

Junghwan benar-benar meliburkan dirinya dari kerjaan untuk dua hari ke depan. Mereka berdua merencanakan untuk menghabiskan waktu dengan jalan-jalan atau sekedar cuddling di rumah.

Junghwan sungguh merindukan pelukan calon istrinya ini setelah beberapa hari disibukkan oleh urusan ini dan itu.

"Hwannie, what do you want for breakfast?" Yoshi bertanya sambil menyiapkan alat masakan, Junghwan yang baru saja turun dari kamarnya langsung duduk di meja makan.

"Toast with a slice of strawberry" Yoshi tersenyum kemudian memberikan sign 'Okay' dan mulai mengambil roti, mengolesinya dengan mentega, menaburi dengan gula, lalu memanggangnya di api kecil.

Dia membuat tiga tumpuk toast untuk kekasihnya dan tiga tumpuk toast untuk dirinya sendiri.

Finishing, Yoshi menambahkan potongan strawberry, melumurinya dengan madu, dan terakhir menaburi dengan gula halus.

Jadi tutorial bikin toast bjir🏃🏻‍♀️

Yoshi meletakkan sepiring toast di depan Junghwan, kekasihnya itu mengecup bilah merah muda milik Yoshi, membuat sang empu tersenyum malu.

Mereka berdua menghabiskan sarapan, kemudian menuju kamar untuk sekedar menonton film sambil cuddle.

Junghwan duduk menyandar di kepala ranjang, Yoshi menyalakan televisi dan duduk di depan Junghwan. Punggungnya bersandar pada dada bidang Junghwan, kedua lengan Junghwan melingkari pinggangnya.

Mereka menikmati film ditemani dengan beberapa camilan yang Yoshi ambil dari stok di kabinet dapur.

Selama penayangan film, tangan Junghwan tidak bisa diam. Tangannya melata menelusuri tubuh ramping di depannya, mulutnya mengecupi setiap inci leher sang submissive.

Yoshi beberapa kali menahan desahannya, membiarkan Junghwan melakukan semaunya, sedangkan dirinya menikmati film yang ia tonton.

Drrrrt drrrrt

Asik menikmati leher Yoshi, Junghwan terganggu dengan nada dering ponselnya hingga menciptakan decakan sebal dari mulutnya.

"Why, Jake?" tanya Junghwan dengan nada dingin ketika mengangkat telfon.

"Yoshi's mother is already at the airport, sir. Heeseung is on the way to pick her up" balas Jake dari seberang, Junghwan mengangguk kemudian mematikan telfonnya setelah menyuruh Jake untuk langsung mengarahkan calon mertuanya ke rumah mereka.

"I have some gift for you, babe"

Yoshi mendongak setelah mendengar bisikan Junghwan, "tapi, aku ngga lagi ulang tahun?"

Junghwan terkekeh, kemudian mengecup pipi berisi itu dengan gemas. "Emang kalo ngasih hadiah harus nunggu ulang tahun? Ayo turun, ada sesuatu yang nunggu kamu di bawah"

Yoshi memilih menurut, menggandeng tangan Junghwan dan mereka berdua turun dari kamar mereka ke ruang tamu.

Junghwan membawa kekasihnya untuk duduk di sofa, kemudian pintu utama terbuka, menampilkan seorang perempuan paruh baya yang nampak sangat familiar bagi Yoshi.

Yoshi terkejut dan berdiri dari duduknya, "BUNDA?!" kemudian berlari menuju sang bunda dan memeluknya erat.

"Bundaaa ochi kangen hueeeeeee" sang bunda tertawa melihat anaknya yang manja dan sangat cengeng ini.

"Bunda juga kangen anak kesayangan bunda. Maaf ya, bunda ngga pernah bisa ngunjungin kamu. Ini aja calon suami kamu yang maksa biar bunda diizinin ke sini"

Yoshi tersipu malu ketika bundanya bilang jika Junghwan adalah calon suaminya.

"Nggapapaaa, anyway, hwannie kenapa ngajak bunda ke sini?" Yoshi menarik tangan bundanya untuk duduk di sofa, diikuti Junghwan yang memilih untuk duduk di sofa single.

"Minta restu dong. Masa mau nikah ngga minta restu?" Jawab Junghwan sambil tersenyum. Yoshi kembali memerah, menyembunyikan kepalanya di balik punggung bundanya agar tidak diketahui Junghwan.

Padahal itu ketara banget.

"Saya setuju. Asal Junghwan bisa jaga anak bunda dengan baik, dan bikin Yoshi bahagia. Begitupun sebaliknya" jawaban bunda singkat, tapi itu sudah Junghwan anggap sebagai restu untuk kelangsungan pernikahan mereka berdua.

Yoshi mengangguk, "bunda di sini sampai ochi nikah??" Kemudian menelengkan kepalanya ketika bertanya.

Bunda menganggukkan kepala sebagai jawaban, "iya dong, lihat? Besar kan pengaruhnya calon suami mu" ucap Bunda bangga.

Ah, Yoshi capek menahan malunya.

"Bunda bisa istirahat aja, biar barang-barang bunda, anak buah saya yang bawa masuk" sang bunda mengangguk mendengar ucapan calon menantunya.

Junghwan dan Yoshi mengantarkan bunda ke salah satu kamar yang sudah disiapkan Junghwan, di dekat tangga.

"Hwannie, eummm... Aku boleh tanya?" Yoshi mendongak menatap calon suaminya ketika bunda telah menutup pintu.

"Boleh, tanya aja" Junghwan menggendong calon istrinya ke kamar, dan menurunkannya ke atas ranjang.

"Persiapan nikahnya gimana? Kamu ngga minta tolong aku? Aku juga bisa bantuin tau..." Junghwan menidurkan tubuhnya dan memeluk pinggang calon istrinya. Menyembunyikan wajahnya di dada Yoshi.

"Kamu ngga perlu repot. Aku sengaja ngga bilang. Semuanya udah selesai. Tinggal sebar undangan aja, minggu depan" Yoshi melototkan matanya,

Semuanya? Junghwan bilang semuanya? Semuanya dia persiapkan sendiri? Tanpa memberitahu Yoshi? Tinggal sebar undangan? Kenapa jadi cepet banget gini....

"Hwannie, ngga bercanda kan?" Kedua tangan Yoshi yang tadinya mengelus rambut belakang calon suaminya itu berubah menjadi menangkup wajah calon suaminya.

"Aku kelihatan bercanda?" Tanyanya sambil mengangkat satu alisnya. Yoshi menggeleng, dan menurunkan tangannya.

Yoshi masih speechless sama kejutan yang Junghwan berikan. Ngga ada habisnya.

»

"

Eh, lo semua dapet undangan dari Yoshi?" Jihoon mengubah topik pembicaraan mereka yang sebelumnya membicarakan tentang dosen yang ketauan HS sama mahasiswanya.

"Dapet lah, kan dia kirim di grup kita" Jaehyuk sedikit sewot, Jihoon merotasikan matanya.

"Gue ngga nanya circle kita ya! Circle Hyunsuk tuh!"

"Dapet kok, gue masih speechless Junghwan bisa seserius itu" Jeongwoo menutup mukanya dan menggelengkan kepalanya.

"Emang biasanya dia ngga serius?" Asahi kepo, anyway dia udah jadian sama Haruto ya ges ya. Haruto sih yang maksa. Kapan-kapan deh aku ceritain gimana mereka bisa jadian (˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)

"Ngga tau, gue ngga pernah liat Junghwan pacaran" Asahi mengangguk mendengar jawaban dari pacarnya.

"Gue udah pesen tiket sama hotel buat beberapa hari di sana. Sabtu malem, kita berangkat" mata mereka melotot, speechless dengan kegercepan Hyunsuk.

"Gercep amat lo, bang" protes Jaehyuk diangguki yang lain.

"Nanti ngga kebagian"

"Boong banget, padahal Junghwan yang jemput pake pesawat pribadinya" gumam Yedam julid. Untung ngga ada yang denger.

───────────────────────────────

Chapter terakhir itu episode nikahnya kapal karam ini ya ( read : HwanNori ) sisa chapternya akan ada spesial 4 short story tentang awal mula percintaan 4 kapal yang ngga sempet tercantumin di sini.

Okay? Babay, NGUEEENGGGG🚓🚓🚓🚓🚓🚓🚓🚓🚓🚓🚓🚓💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨

𝐶𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙 𝐵𝑜𝑦𝑠 [ LENGKAP✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang