• CHAPTER 02

117 32 4
                                    

-CHAPTER 02-
(MELUKAI DIRI SENDIRI)

-

Beberapa hari semenjak tau dirinya hamil, Nayra jadi tak se ceria dulu. Ia seperti tidak punya lagi semangat untuk hidup. Di sekolah hanya diam sambil melamun, di rumah juga mengurung dirinya sendiri di kamar.

Ervan, ayah kandung Nayra juga menyadari perubahan sikap sang anak. Akhir-akhir ini dia nampak pendiam. Tentu dia khawatir, Nayra itu satu-satunya kenangan yang mengingatkan dia kepada mendiang Kaila. Wajah Nayra yang cantik itu turun dari ibunya yang juga memiliki paras yang cantik. Bahkan, Nayra yang sekarang seperti kaila waktu muda dulu. Sangat mirip.

"Sshhh, duh! Ada-ada aja nih kuku!"

"Mamah! Mah!" Panggil Ervan pada istrinya. Tapi bukannya Laras yang datang melainkan Arion.

"Mama lagi keluar pah, kerumahnya Bu Rina katanya jenguk orang sakit."

"Terus kakakmu kemana? Belum pulang juga?"

"Belum."

"Yaudah, papa minta tolong ambilin gunting kuku punya kakak mu ya. Ada di laci kamar nya, cari aja nanti juga ketemu."

"Iya bentar, Rion cari dulu."

Arion lalu berjalan menaiki tangga menuju ke kamar kakaknya, sesampainya di sana laki-laki itu mencari benda yang tadi diminta oleh Ervan.

"Mana? Tadi katanya ada di laci. Gak ada tuh, ada nya cuma benda ini. Eh ini apaan ya?" Arion yang tidak mengerti benda apa yang ada di tangannya malah membawa nya turun kemudian menunjukkan pada Ervan.

"Gak ada pah, adanya cuma ini." Ucap Arion pada Ervan sambil menunjukkan benda yang ada ditangannya.

Ervan terdiam, dia lalu berdiri menghampiri Arion lalu mengambil tespek itu. "Kamu dapet darimana?" Tanya Ervan.

"Laci yang ada di kamar kakak lah."

Apakah ini yang menjadi sebab diamnya Nayra selama ini?

...........

"Makasih ya rel, besok kamu nggak usah jemput aku. Aku dianter Bang Ian besok, sekalian ke rumah temennya katanya."

"Oke, aku pulang dulu nay..."

Nayra tersenyum kemudian mengangguk, Jarrel lalu pergi meninggalkan rumah Nayra. Setelah itu Nayra baru masuk ke rumah.

Baru masuk rumah, Nayra melihat ayahnya sedang duduk di ruang tamu sambil menatap ke arahnya. "Papa udah pulang? Tumben pulang sore."

Tapi Ervan hanya diam dan terus menatap putrinya itu. "Kesini, papa mau ngomong."

Nayra menurut, dia berjalan mendekat ke arah Ervan. Pria paruh baya itu kemudian berdiri lalu menunjukkan sebuah benda kepada Nayra.

"Punya siapa ini?" Tanya Ervan dengan nada tegas dan tatapan yang membuat Nayra takut.

Wanita itu langsung terkejut saat tespek miliknya kini sudah ada di tangan Ervan. "I-itu..." Nayra berusaha mengambil benda itu namun Ervan buru-buru menjauhkannya.

"Papa tanya, ini punya siapa?"

"Pah, i-itu..." Dari ekspresi wajah Nayra yang ketakutan saja Ervan sudah tau ini milik siapa.

Arion yang menuruni tangga melihat kakak nya sudah pulang. "Kak-"

PLAK!

Arion terkejut kala Ervan menampar dengan keras pipi Nayra hingga dia tersungkur. Buru-buru Rion menolong kakaknya itu.

NAYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang