• CHAPTER 05

111 22 0
                                    

-CHAPTER 05-
(GAGAL)

-

"Maksud Lo apa minum obat aborsi hah?! Lo mau gugurin anak itu?" Tanya Elina. Mereka berdua mengintrogasi Nayra karena tadi dokter bilang jika wanita itu baru saja mengonsumsi obat penggugur kandungan. Kabar baiknya, sang janin masih aman di perut Nayra.

"Bener kata Elina, maksud Lo apa? Lo nggak mau rawat bayi itu? Kasih ke gue biar gue biayain dia sekolah sampe jadi orang sukses. Tapi Lo? Lo ibunya malah tega buat habisin anak nggak berdosa itu?" Sahut Emma.

Nayra tidak diberi kesempatan untuk berbicara, setiap dia ingin berbicara kedua gadis itu terlebih dahulu memotong pembicaraannya.

"El--"

"Diem! Untung tadi janinnya nggak kenapa-napa, kalo sampe keguguran gimana? Itu anak Lo Nay! Anak Lo!!"

"Gue tau El! Gue tau ini anak gue!! Tapi apa ini kemauan gue? Nggak! Davian, laki-laki brengsek itu maksa gue buat minum obat aborsi!"

"Terus kenapa Lo mau?" Tanya Emma.

"Apa Lo bilang? Kenapa gue mau? GUE DIPAKSA EMMA! TENAGA GUE GAK SEBANDING BUAT NGELAWAN DAVIAN!!"

Elina dan Emma langsung merasa bersalah pada wanita itu. Bisa-bisanya mereka menuduh Nayra ingin menggugurkan kandungan nya sendiri tanpa mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.

"Sorry nay, kita nggak tau."

"Iya Nay, gue minta maaf."

...........

Disisi lain, Davian mentraktir teman-temannya untuk merayakan keguguran nya Nayra. Padahal ia belum tau, jika rencananya itu gagal total. Nyatanya, Nayra dan bayinya masih baik-baik saja hingga saat ini.

"Eh tapi Dav, dalam rangka apa Lo traktir kita makan? Tumben banget biasanya nggak gini Lo."

"Iya, seneng banget Lo hari ini. Kenapa?"

"Yaiyalah seneng, orang bentar lagi gue bakal pisah sama tuh cewek."

"Hah? Yang bener aja Lo? Baru kemaren loh Lo berdua nikah."

"Iya sih. Tapi kalo tuh cewek keguguran mau gimana lagi? Alasan apa lagi yang buat gue tetep bertahan sama dia? Tanggungjawab? Nggak lagi, soalnya udah gue lenyapin tuh anaknya."

Sontak teman-teman Davian yang awalnya lahap memakan makanan, kini berhenti dan saling bertatap-tatapan.

"Kenapa berhenti? Ayo habisin masih banyak ini. Kalo perlu bawa pulang aja." Ucap Davian.

"Dav? Lo gila? Lo habisin anak Lo sendiri?"

"Anak gue Lo bilang? Ya anak dia sendiri lah! Ngapain bawa-bawa gue, kayak yang pake dia cuman gue aja."

Udahlah mereka capek kalau harus berdebat dengan lelaki itu. Kasih nasihat ke Davian itu percuma, omongan mereka hanya di anggap angin lalu olehnya.

***


Davian baru pulang sekitar pukul setengah satu dini hari. Saat ia ingin pergi ke kamarnya, dirinya tak sengaja bertemu dengan Nayra yang mengambil air minum di dapur.

Awalnya Davian heran mengapa Nayra seperti tidak menunjukkan reaksi apa-apa. Lalu ia memutuskan untuk menghampiri wanita hamil tersebut.

Nayra sampai di buat terkejut karena Davian yahg tiba-tiba mencengkram kuat pundaknya. "Lepasin! Mau apa lagi kamu?!"

"Lo udah minum obat yang gue kasih kan?" Tanya Davian.

"Harus banget jawab? Aku rasa kamu udah tau jawabannya karena kamu sendiri yang udah buat aku minum obat itu!"

NAYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang