• CHAPTER 04

125 28 4
                                    


-CHAPTER 04-
(PUTUS)

-

"Pagi kak, kok udah rapi?" Sapa Nayra pada suaminya yang baru turun dari lantai dua. Lelaki itu bahkan sudah mengenakan seragam sekolah nya.

"Bukan urusan Lo."

"Nggak mau sarapan dulu? Aku masak ini buat kakak."

Jujur perut Davian berbunyi ketika mencium aroma masakan yang dibuat oleh Nayra. "Duduk aja, biar aku siapin makanannya."

Karena Davian tidak bisa menahan lapar, mau tidak mau ia menikmati sarapan yang dibuat wanita itu.

Setelah menyiapkan sarapan untuk Davian, Nayra duduk di meja makan tepat berhadapan dengan Davian.

"Siapa yang suruh Lo duduk situ?"

"Aku juga mau sara-"

"Pergi nggak? Gue jadi ga nafsu kalo makan liat muka Lo."

Nayra menunduk dan tidak terasa air matanya menetes begitu saja.

Davian diam, lagi-lagi dia merasakan mual di perutnya. Ia mendadak jadi tidak nafsu makan.

Hueek!

"K-kenapa kak?"

"Cih, sialan!! Makanan sampah begini Lo kasih ke gua?"

"Anjing aja nolak kalo dikasih makanan kayak gini."

Sebenarnya Davian berbohong, tidak ada masalah dengan makanannya tapi perutnya yang bermasalah.

Hueek!

Davian lalu pergi berangkat ke sekolah dan meninggalkan Nayra sendiri.

Karena tidak yakin dengan ucapan suaminya, Nayra kembali mencicipi rasa masakannya.

"Enak kok, nggak ada yang aneh juga."

"Terus kenapa kak Davian kayak mau muntah?"

............

Di sekolah, Davian tampak melihat ke arah sekitar untuk memastikan tidak ada orang yang menguping pembicaraannya dengan Gani.

"Nih, barangnya."

Masih dengan tatapan waspada, Davian terus melihat ke arah sekitar. "Buat siapa sih Dav? Emang si Syera hamil?"

"Ssssttt, Lo gak berhak tau. Udah sana pergi!"

Setelah Gani pergi, Davian menatap benda ditangannya itu dengan senyum menyeringai.

Itu adalah obat, obat penggugur kandungan. Jika Nayra meminum obat ini dan dia keguguran, dia bisa lebih cepat bebas dari pernikahan ini. 9 bulan bagi Davian itu sangat lama, dia tidak sesabar itu untuk menunggu 9 bulan ke depan.

***


"Nay."

"Hm?"

"Bilang ke gue kalo Davian berani macem-macem sama Lo ya." Ucap Elina.

"Macem-macem gimana maksudnya?"

"Yaelah nay, lu kayak gak tau kelakuan Davian aja. Pokoknya nanti kalo Lo diapa-apain sama dia, telfon kita aja." Ujar Emma.

"Lo ngomong kayak gitu gue makin takut tau gak, gimana nanti kalo gue tidur terus di bunuh sama Vian."

"Makanya kunci pintu kamar Lo."

"Kalo itu mah aku selalu kunci."

"Eh ngomong-ngomong gimana kondisi janin Lo? Lo mual-mual nggak?" Tanya Celine dengan memelankan suaranya agar tidak di dengar oleh siswa lain.

NAYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang