"Silahkan duduk".
"Makasih kak."
Damar menepuk tangan nya, tak berapa lama datang lah beberapa orang waiters mengantar makanan ke meja mereka.
"Silahkan di nikmati hidangan nya".
"Seharus nya kakak gak perlu repot-repot kayak gini"ucap Yoko tak enak
Damar menggeleng. "Ini gak repot sama sekali Yoko"jawab nya tersenyum manis
"Yoko.."panggil nya lembut
"Iya?"
Damar memegang tangan Yoko, kemudian mengelus nya lembut.
"Aku gak tau sejak kapan perasaan ini tumbuh, tapi semenjak aku ketemu sama kamu, aku merasa hidup aku jauh lebih berwarna. Awal nya aku mengira ini hanya perasaan penasaran aja, tapi semakin hari perasaan itu semakin bertambah, dan aku semakin yakin kalau aku jatuh cinta sama kamu Yoko bukan hanya sekedar penasaran."
Yoko sedikit terkejut mendengar nya, selama ini memang mereka cukup dekat, tapi Yoko tidak pernah menyangka kalau Damar menyukai nya, karna sikap Damar itu sangat dingin.
"Kak sebelum nya aku mau minta maaf, tapi jujur dari awal aku gak ada perasaan sama kakak, aku nganggep kakak sama kayak kak Edgar dan kak Arsen. Kalian itu sudah aku anggap kayak kakak ku sendiri gak lebih."jelas Yoko
Damar menatap sedikit kecewa mendengar jawaban dari gadis di hadapan nya.
"Jadi aku di tolak nih?"
"Maaf ya kak".
"Ya udah gak apa-apa, aku ngerti."jawab nya tulus
"Kalau udah gak ada yg mau di omongin lagi, aku mau izin pulang kak."
"Aku anterin kamu ya".
"Gak usah aku bisa sendiri kak".
"Tap-"
"Udah gak apa-apa, babay kak Damar."
Yoko meninggalkan pria itu, ia melangkah kan kaki nya keluar untuk mencari taksi. Tapi beberapa menit taksi belum ada yg lewat, Karna bosan ia perlahan berjalan menelusuri jalanan yg lumayan sepi.
Di jalan ia sambil menendang-nendang bebatuan, tapi di saat ia menendang botol minuman di jalan dia tidak sengaja mengenai seseorang.
"Woi siapa nih yg lempar"teriak orang itu
Yoko meringis pelan melihat dua orang laki-laki berbadan besar yg tampak seperti preman pasar.
"Mampus aku"gumam Yoko pelan
Yoko bersiap-siap, dia melepas high hils milik nya kemudian mulai menghitung dari-
1
2
3
"Lari.."teriak Yoko
"Woi jangan lari lo"teriak preman sambil mengejar Yoko
Yoko terus berlari sekuat tenaga, bahkan dia tidak peduli kaki nya yg sakit karna terkena aspal.
Cukup lama dia berlari hingga ia masuk ke salah satu tempat yg dia sendiri belum menyadari nya. Preman itu tampak melihat-lihat sekitar mencari keberadaan Yoko tapi tidak menemukan nya, hingga mereka akhir nya memutus kan untuk pergi.
Melihat itu Yoko bernafas lega, dia mengatur nafas nya yg masih ngos-ngosan.
"Huh hampir aja"gumam nya
Belum sempat Yoko menstabilkan nafas nya, tiba-tiba ada seseorang yg langsung memukul kepala nya cukup keras menggunakan sapu.
"Maling!! Maling!! "Teriak orang itu