12: Pemilik

662 58 17
                                    

"Jangan takut, kami akan berkata jujur mengenai pajak gedung ini tapi jika kau mau jujur juga pada kami! Boleh juga nyalimu ya cantik, kau pikir kami tak tahu apa yang kau lakukan?! Kami bahkan tahu masalah apa yang sedang kamu hadapi saat ini! Jujurlah sebelum kesabaran saya habis!" ancam pria itu semakin membangkitkan rasa takut dalam diriku.

Aku yang merasa tak nyaman saat pria itu mendekatkan wajahnya ke arah wajahku pun berusaha mendorong tubuhnya menjauh. "Maaf pak, saya tak mengerti maksud dari tuduhan bapak tersebut."  jawabku susah payah karena begitu gugup saat berbicara dalam jarak sedekat ini dengan pria mengerikan ini. Namun, pria bersurai merah itu malah semakin bersemangat membuatku mengaku.

"Saya tahu, kau dan rekanmu itu yang melaporkan karaoke ini ke pihak berwajib atas tuduhan pesta seks, bukan? Kau hanya petugas sensus biasa lalu kenapa kau begitu lancang melaporkan hal tersebut pada pihak berwajib? Saya tahu siapa petinggi instansi tempatmu bekerja dan saya bisa mengadukan berbagai macam hal untuk membuatmu dipecat dari proyek tersebut. Kau masih ingin mengelak?" detik itu juga, jantungku rasanya seperti berdetak yang membuat sekujur tubuhkh menegang hebat. Saking merasa takutnya, aku sampai tak berani menatap mata pria itu lagi dan beralih menurunkan pandanganku.

Berusaha aku putar otak untuk membuat pembelaan untuk diriku sendiri. Setelah menemukan alasan yang aku rasa pas, "Sebelumnya, mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian kemarin malam pak. Salah satu tugas saya sebagai pegawai sensus ini selain mewawancarai wajib pajak, saya juga wajib mengamati dan memperhatikan keadaan sekitar tempat usaha bapak. Malam itu, saya akui saya memang lancang mengintip salah satu ruangan di gedung karaoke ini. Saya hanya melaporkan apa yang saya lihat pak, say-" tiba-tiba, pria itu meletakkan jari telunjuknya di depan bibirku untuk membuatku berhenti berbicara.

"Biasanya saya tak suka gadis baik-baik sepertimu, tapi setelah diperhatikan. Kau imut juga." puji atau goda lelaki mengerikan ini secara langsung di depan wajahku. Aku yang ketakutan pun hanya bisa menampilkan ekspresi memohon sebelum tiba-tiba lelaki itu remas daguku untuk membawa wajahku mendekat ke arahnya. Ya, pria mengerikan ini mencium bibirku, namun aku sama sekali tak bisa bergerak. Seolah perasaan takut dan terkejut begitu kuat mengusai ku sampai membuatku tak bisa merespon tindak pelecehan yang pria itu lakukan padaku.

Hanya sekilas sebelum lelaki itu tertawa sampai menenggelamkan matanya, bahkan ada lesung pipi terukir di wajahnya. Membuat wajahnya terlihat sedikit imut walau tak menghilangkan kesan seram dan mengerikan dari lelaki itu.

"Tunggu.." ucap lelaki itu, seolah menyadari sesuatu setelah mencium bibirku. Aku yang ketakutan pun tak bisa menolak saat lelaki itu angkat tangan kiriku untuk melihat tanda segitiga yang menyala terang di tanganku. Detik itu juga, perhatian lelaki itu tertuju padaku dengan alis yang bertaut pertanda bingung.

"Kau anggota kami?" tanya pria itu begitu mengejutkan aku. Aku pun semakin bingung saat beliau menunjukkan tanda segitiga di pergelangan tangan kiriku padaku. "Ini? Kau merupakan bagian dari kami! Lalu kenapa kau laporkan bisnis ini ke pihak berwajib, sialan!!!" bentak lelaki itu begitu murka. Aku yang ketakutan setengah mati pun tanpa sadar menangis sambil membela diri, "Saya tak mengerti pak, saya juga tak tahu kenapa ada tanda itu di tangan saya.." ternyata sukses, melihatku yang menangis hingga tersedu-sedu sedikit meluluhkan hati pria itu.

Pria bersurai merah angkat wajahku untuk berbicara dalam jarak yang sangat dekat dengan bibirku, "Siapa lelaki yang terakhir berhubungan badan denganmu? Ia menggunakan love lotion untuk mengikat jiwamu agar terus terhubung dengannya. Katakan!" tanya lelaki itu membuatku berpikir sejenak sebelum lamunanku buyar setelah ia cium bibirku brutal, "Katakan!".

Dengan napas yang sesak, aku sebutkan nama, "Park Sunghoon, dia rekan kerjaku yang berada di luar ruangan ini pak." jawabku sukses membuat pria itu tertawa sambil menepuk tangannya girang. Aku yang bingung hanya bisa terus memperhatikannya hingga sebuah pertanyaan dari lelaki itu semakin membuat jantungku berdegup kencang.

"Apa kau tahu, Sunghoon tergabung dalam sekte sesat yang semalam kalian laporkan? Ya, kegiatan pesta seks semalam merupakan kegiatan rutin yang kami lakukan untuk memperkuat hubungan persaudaraan. Memang tak semua anggota mengikutinya, hanya untuk beberapa anggota yang mendapatkan undangan saja karena pesta tersebut selalu dilaksanakan di hari jumat dengan berpindah-pindah tempat. Intinya, kau merupakan bagian dari kami dan Sunghoon diam diam telah mengikat jiwamu sebagai miliknya seorang!" ungkap pria itu membuat dadaku sesak. Saking terkejutnya aku dengan kenyataan tersebut sampai membuatku tak bisa berpikir jernih sambil menggelengkan kepalaku sendiri.

"Saya tahu, kau menyukai orang lain, bukan? Jika tidak, Sunghoon tak akan menggunakan lotion itu untuk mengikat dirimu." tanya pria itu yang langsung aku jawab dengan anggukan kepala. Saat pria itu jentikkan jarinya di depan wajahku, detik itu juga aku merasa seluruh kegelisahanku terangkat dan perasaan lega memenuhi jiwaku. Tiba-tiba juga, aku tak lagi terpikirkan Sunghoon seperti yang baru-baru ini terjadi, melainkan Sunoo yang menjadi lelaki yang aku sukai sejak pertama kali bekerja di kota ini.

"Kau ingat kembali? Bagaimana rasanya, lega?" tanya pria itu yang langsung aku jawab dengan anggukan kepala. Pria itu pun menunjukkan pergelangan tanganku yang tidak terdapat lagi gambar segitiga yang menyala. "Kau sudah bersih sekarang, tapi kau masih menjadi bagian dari kami. Hanya saja, pengaruh love potion itu telah hilang dari dirimu. Namun, jika kau berhubungan badan dengan Sunghoon lagi maka saya tak bisa membantu mennghilangkan efeknya lagi. Kau akan menjadi milik Sunghoon kembali." sebenarnya, kenyataan ini sudah cukup mengejutkanku. Namun, kenyataan kalau aku merupakan bagian dari merekalah yang paling menarik perhatianku.

"Saya masih tak mengerti mengenai bagian dari kelompok bapak. Maksudnya apa ya pak?" tanyaku yang langsung bapak itu jawab, "Kau bagian dari sekte HEAVENS yang menyembah Lucifer atau iblis dan kau tak bisa lepas dari kami berkat rekan kerjamu itu. Kau harus mengikuti ritual yang akan kami lakukan besok malam dan demi menyucikan jiwamu lagi dari love lotion yang Sunghoon berikan padamu. Kau harus mengikuti pesta yang akan kami adakan di gedung ini lagi." jelas pria itu panjang lebar yang mampu membuat tubuhku lemas.

Saking lemas nya aku sampai tak kuat menumpu tubuhku lagi untuk berdiri. "Sebagai hukuman atas laporan yang telah kau buat tadi malam, kau harus melayani beberapa petinggi HEAVENS, cantik. Namun sebelum itu, akan saya bantu dulu penyelesaian pekerjaanmu. Kau ingin mewawancarai saya? Bisa, tapi sambil tunggangi saya, buka seluruh bajumu!" perintah pria itu sambil menarik tanganku menuju sofa dalam ruangan tersebut.

Sialnya, efek dari jentikan jarinya itu mampu membuat tubuhku menolak seluruh perintah dari otakku untuk memberontak dari segala macam perintahnya. Sial! Kenapa aku bisa terjebak dalam kesialan ini, tuhan?

Bahkan, sekarang mereka merusak keimananku dengan menyeretku bergabung dalam sekte sesat ini, sialan! Sunghoon, kenapa kau lakukan ini padaku!!

"Come here, kitten. Ride me!"

Fuck!!

TBC

GIMANA, SUDAH CUKUP MENJAWAB TIDAK?

GIMANA, SUDAH CUKUP MENJAWAB TIDAK?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANIMALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang