YOU POV
Setelah memastikan diriku tidak berpikiran impulsif lagi dengan mencari lelaki yang bisa diajak one night stand. Sunghoon ajak aku berkunjung ke sebuah supermarket dekat apartemen kami sambil terus menggenggam tanganku erat. Sesekali aku menoleh ke arah Sunghoon yang terus mengukir senyuman di wajah tampannya, momen manis ini sukses membuat jantungku berdegup sangat kencang seiring perasaan bahagia yang kembali memenuhi diriku.
"Kita beli cemilan yang banyak yaa." ajak Sunghoon setelah kami masuki supermarket tersebut. Aku pun menyetujui ajakannya dengan berjalan menuju bilik-bilik yang menjual berbagai macam cemilan, sementara lelaki itu sempatkan diri mengambil keranjang untuk menaruh barang belanjaan kami.
Setelah menemukan satu snack kesukaanku, tiba-tiba aku terpikirkan sebuah ide absurd yang mampu membuatku tertawa geli. Sunghoon yang menyadari tingkah random ku pun bertanya, "Kenapa lagi?" dengan nada yang bingung tapi biasa menghadapi sikap random ku ini. Aku pun menarik tangan Sunghoon menuju sebuah bilik yang memajang berbagai keperluan sehari-hari setelah meletakkan snack pilihanku ke dalam keranjang yang Sunghoon bawa.
"Jadi, kamu ukuran apa?" tanyaku pada Sunghoon setelah sampai di depan etalase yang memajang berbagai jenis kondom. Awalnya, Sunghoon terlihat melamun, seperti bingung maksud dari pertanyaanku. Namun, setelah aku mulai mengambil satu kotak untuk membaca tulisan yang tertera di kotak kondomnya. Sunghoon tiba-tiba menjawab, "Kekecilan." sempat aku menoleh ke arah Sunghoon yang tengah memperhatikanku lalu balik aku baca tulisan di kotak kondom tersebut yang bertuliskan, "Small".
Aku taruh kembali kondomnya ke dalam etalase hingga ku lihat Sunghoon yang mengambil sebuah kondom bertuliskan "Super Thin" dengan ukuran yang mampu membuatku menoleh terkejut ke arahnya, "XXL? SUMPAH?" tanyaku begitu tak percaya.
Melihat reaksiku yang luar biasa terkejut membuat Sunghoon tertawa pelan, "Kamu kuat ga satu kotak?" tanya Sunghoon semakin membuatku bingung, saking bingungnya aku sampai melihat lagi ke arah kotak kondomnya untuk membaca maksud pertanyaan Sunghoon.
Mungkin maksud Sunghoon mengenai keselamatan kondomnya ya? Kuat menahan cairannya atau tidak? Iya sih, kalau mudah bocor lebih baik tak usah digunakan sejak awal.
"Kalau super thin kayaknya ga kuat hoon, kan tipis ya berarti?" jawabanku tersebut sukses memecah tawa gemas dari Sunghoon. Lelaki itu, angkat wajahku menggunakan satu tangannya untuk mengalihkan perhatianku pada kotak kondom yang sebelumnya ia ambil. "Bukan begitu, kan satu kotak ada 3 buah kondom. Kamu kuat merasakan semuanya?" tanya Sunghoon lagi sempat membuatku terdiam sebentar sambil menatap wajahnya yang amat tampan.
Aku bahkan tak peduli dengan keberadaan penjaga dan pengunjung lain dalam supermarket ini. "Kalau isinya 3 buah berarti untuk 3 kali pakai ya?" tanyaku yang langsung dijawab anggukan kepala oleh Sunghoon. Tanpa sadar, aku menelan ludahku susah sambil menampilkan ekspresi ketakutan di wajahku.
"Kebanyakan ga sih, Hoon?" tanyaku lagi semakin mengukir senyum bahagia di wajah Sunghoon.
Lelaki itu pun tergerak mengambil dua kotak lagi dengan jenis yang berbeda dari sebelumnya, "Okay, kalau gitu. Malam ini kita coba jenis lainnya juga ya?" ajak Sunghoon bahkan dengan tetap mengambil ukuran yang sama yaitu XXL. Membuatku hanya bisa mematung hingga lelaki itu tarik kembali tanganku menuju bilik snack.
"Ayo diambil lagi snack-nya, kurang kalau cuma satu." perintah Sunghoon. Bukannya memilih snack, aku malah memeluk lengan Sunghoon yang tidak membawa keranjang untuk bertanya sekali lagi,
"Tiga kotak tuh kebanyakan ga sih, Hoon? Masa mau dicoba semua satu malam?" Tak henti membuat lelaki itu tertawa gemas. Sunghoon pun berbisik di telingaku, "Percaya deh, tiga kotak tuh kurang, Y/n." yang malah memancing diriku memberikan sikap manja padanya. Ada sedikit perasaat takut saat ku dengar ucapan Sunghoon itu walaupun rasa penasaran begitu dominan memenuhiku.
![](https://img.wattpad.com/cover/368895046-288-k772938.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANIMALS
HorrorJadi, apakah nikmat dan kebahagiaan yang kita rasakan di dunia, masih bisa disebut dengan surga?