05: Sakit

1.1K 84 14
                                    

Setelah mematikan bell apartemennya agar tak terus berbunyi, Sunghoon ajak aku kembali ke dalam kamarnya. Lelaki itu kunci pintunya dari dalam dan mulai menghampiriku yang berdiri sambil terus memperhatikannya. Dalam remangnya suasana kamar lelaki itu, Sunghoon tangkup wajahku menggunakan dua tangannya dan kembali melayangkan kecupak di dahi hingga kedua pipiku.

Lelaki ini tahu, aku merasa ketakutan. Itulah sebabnya Sunghoon membawa tubuhku ke dalam pelukannya untuk sekedar menenangkan ku sesaat sebelum kami melanjutkan kegiatan nikmat kami. Sunghoon bisikkan, "Apapun yang terjadi, percayalah padaku, Y/n." pinta Sunghoon, tak begitu aku mengerti maksudnya.

Aku anggukkan kepalaku sambil mengelus wajah tampan Sunghoon di hadapanku menggunakan jemari tanganmu, "Aku selalu merasa takut, tapi semenjak ada dirimu aku menjadi lebih berani dari sebelumnya." ungkapku yang semakin mengembangkan senyuman di wajah lelaki itu.

Perlahan, Sunghoon mendekat ke arahku untuk kembali menyatukan bibir kami sambil menuntun tubuhku berbaring di atas kasur miliknya. Saat Sunghoon terus melumat bibirku, berusaha aku berikan sentuhan di sekujur tubuhnya untuk memuaskan lelaki itu. Terutama di bagian leher Sunghoon yang sangat lembut terasa. Sunghoon sukses memberikan kesan ciuman pertama yang sangat berarti bagiku. Bibirnya terasa begitu manis dan memabukkan, apalagi saat ia emut secara bergantian bibir bawah dan atasku.

Tangan Sunghoon tak tinggal diam, sempat lelaki itu elus bagian leher hingga dadaku, sebelum tangan Sunghoon masuk ke dalam bajuku untuk mengelus perut dan membuka bra yang aku kenakan. Aku berikan kemudahan untuk lelaki itu dengan menaikkan sedikit bagian dadaku, setelah berhasil terlepas. Sunghoon langsung melepaskan baju beserta dalamanku sampai membuat ciuman kami terlepas. Tak hanya pakaianku, Sunghoon juga ikut menanggalkan seluruh pakaian di tubuhnya hingga lelaki itu telah bertelanjang bulat di pinggiran kasur miliknya.

Sebelum aku berhasil melihat kejantanan Sunghoon, lelaki itu tangkup kembali wajahku untuk mencium bibirku intens. Saking hebatnya ciuman yang Sunghoon berikan sampai membuatku tak sadar saat lelaki itu tanggalkan celana kain dan dalaman milikku. Setelah tubuh kami sama-sama bertelanjang bulat, Sunghoon tempatkan tubuhnya di antara kedua kakiku sambil membawaku berbaring ke tengah kasurnya.

Aku baru tersadar kalau aku tak mengenakan celana dalam lagi saat ciuman Sunghoon turun menuju leher, dada, perut, hingga ke bagian selangkanganku. Sontak, tubuhku menegang saat ku rasakan lidah Sunghoon yang mulai bermain di kewanitaanku, sementara kedua tangannya begitu lihai mengelus kedua pahaku, perut, hingga kedua dadaku yang ukurannya sangat pas dengan tangan Sunghoon.

Desahan pelan tak sanggup aku tahan, sesekali aku angkat kepalaku untuk melihat Sunghoon yang begitu lihai bermain di selangkanganku. Terasa begitu nikmat walau perasaan pertama yang aku rasakan saat lelaki itu memanjakanku di dominasi dengan perasaan aneh. Mungkin, karena ini kali pertamaku dan aku tak biasa merasakan perasaan nikmat dan geli ini secara bersamaan.

Sadar atas pelepasanku yang kian dekat, Sunghoon hentikan kegiatan memanjakan kewanitaanku untuk mencium bibirku lagi. Cukup lama ia menciumku hingga lelaki itu tuntun kami untuk bertukar posisi, menjadi Sunghoon yamg berbaring di kasur ini sementara aku duduk di antara kedua kakinya. Saat aku berhasil melihat kondisi kejantanan Sunghoon, refleks aku telan ludahku dengan susah terutama setelah menyadari ukurannya yang hampir serupa dengan lenganku.

Aku tatap milik Sunghoon dengan ekspresi terkejut sementata lelaki itu hanya tertawa bangga di atas sana. "Manjakan sayang, kamu tahu caranya kan?" tanya Sunghoon yang langsung aku jawab dengan anggukan kepala. Tentu saja aku pernah melihatnya pada video bokep yang aku tonton ketika gabut, namun aku hanya tak menyangka ukuran kejantanan Sunghoon akan sebesar ini.

"Besar banget, emang bisa masuk ke dalam tubuhku ya?" tanyaku semakin memecah tawa Sunghoon. Namun, tawa itu tak bertahan lama karena setelah aku berhasil menyentuhnya, desahan berat malah lelaki itu berikan padaku. Aku elus dengan perlahan milik Sunghoon sambil memperhatikan ujung miliknya yang telah mengeluarkan sedikit cairan. Tanpa merasa jijik sedikitpun, aku jilat cairan tersebut yang mampu membuat sekujur tubuh Sunghoon menegang hebat. Bahkan, desahan tak lagi lelaki itu tahan saat aku mulai memanjakan miliknya menggunakan mulutku.

Sial, ukurannya sangat besar bahkan sampai membuatku tak bisa memasukkan seutuhnya ke dalam mulutku, hanya seperempatnya dan mulutku benar-benar harus dibuka lebar agar gigiku tak melukai milik lelaki itu. Terus aku berikan manjaan, sesekali aku hentikan kegiatan memasukkan milik Sunghoon ke dalam mulutku untuk menjilat bagian yang tak bisa masuk, hingga tiba-tiba Sunghoon hentikan kegiatanku dan menuntun tubuhku kembali berbaring di atas kasur miliknya.

"Fuck, aku tak tahan lagi!" ucap lelaki itu, mulai mengambil satu kotak kondom yang ia letakkan di atas nakas samping kasurnya. Sunghoon buka dengam gesture yang menggoda bungkus kondom tersebut dan langsung memakaikannya pada miliknya yang telah sepenuhnya menegang.

Setelah itu, Sunghoon cium kembali bibirku sambil menggesekkan miliknya di bibir kewanitaanku. Sebelum Sunghoon menyatukan tubuh kami di bawah sana, Sunghoon sempat teringat sesuatu yang membuatnya melepaskan ciuman kami untuk mengambil sesuatu di dalam lemari kamarnya.

Sunghoon perlihatkan botol berisi gel tersebut sambil tersenyum ke arahku, namun aku malah salah fokus pada milik Sunghoon yang tak sepenuhnya tertutup kondom saking besarnya milik lelaki itu. Entah mengapa, malah menambah rasa takut dalam diriku.

"Apa itu?" tanyaku, kembali membuka pahaku saat Sunghoon tempatkan dirinya di antara kedua kakiku, Sunghoon buka bungkus penutup gelnya lalu memperlihatkan gel yang keluar dari botol tersebut untuk melapisi kejantanannya yang telah terbungkus kondom. "Ini pelumas sayang, aku rasa kita harus menggunakan ini karena ini kali pertama untukmu." ucap Sunghoon benar adanya. Ditambah lagi setelah melihat ukuran milik Sunghoon yang sangat besar.

Saat Sunghoon mulai menekan miliknya agar masuk ke dalan tubuhku, tanpa sadar aku berikan tatapan lemah pada Sunghoon dengan ekspresi yang menahan sakit. Tunggu, milik Sunghoon sangatlah besar yang membuat rasa sakit teramat sangat aku rasakan saat kepala kejantanan Sunghoon akhirnya berhasil masuk ke dalam tubuhku. Rasanya, bagian bokong, pinggul, perut, hingga pahaku sukses dibuat menegang hebat saat Sunghoon tekan miliknya agar masuk semakin dalam.

Terasa sangat sakit hingga berhasil memecah tangisanku pelan, Sunghoon hentikan pergerakannya untuk menenangkan diriku dari rasa sakit yang aku rasakan. Bahkan, saat aku mengatakan, "Sakit banget hoon," Sunghoon ikut memvalidasinya alih alih menguatkan diriku lebih lagi. "Iya, darahmu banyak banget yang keluar. Mau berhenti ajakah?" tawar Sunghoon sangat memahami kondisiku.

Aku tatap mata Sunghoon yang terus memperhatikan tautan kami di bawah sana, ada sirat penyesalan di wajah lelaki itu. Sangat bertolak belakang dengan ekspresi kegembiraan yang berusaha ia berikan padaku sedari tadi. Seolah kegiatan ini sudah lama ia nantikan, tapi satu sisi ia juga tak ingin menyakitiku lebih dari ini.

"Diamkan sejenak dulu, sakit banget tapi kita sudah sejauh ini." jawabku kembali mengukir senyum di wajah Sunghoon yang perlahan menjatuhkan kembali tubuhnya di atas tubuhku. Ia cium bibirku sambil memberikan manjaan di bagian dadaku, namun disaat aku mulai terhanyut oleh manjaan yang lelaki itu berikan di tubuhku. Aku merasa Sunghoon mulai menekan kembali miliknya agar masuk semakin dalam di tubuhku. Semakin dalam, semakin dia tahan bibirku agar tangisku tak pecah, menahan rasa sakit yang teramat sangat aku rasakan.

"Akhh!!" teriakku akhirnya berhasil melepaskan ciuman Sunghoon seiring ku rasakan milik Sunghoon menekan bagian terdalam di tubuhku. Seperti tembus ke perutku yang perlahan membuat pandanganku terasa menggelap. Aku dapat mendengar dengan jelas panggilan Sunghoon yang berusaha menyadarkan aku, namun mataku terasa begitu berat hingga menggelap lah suasana di sekitaran ku.

Saat kesadaranku perlahan menghilang, dapat ku dengar Sunghoon yang membisikkan, "Kau milikku seutuhnya, Y/n" sebelum rasa sakit ini benar benar mengambil alih kesadaranku seutuhnya.

TBC

ANJIR, KOK GA DAPAT FEELNYA AKU NULIS INI😭 APA KARENA AKU LAGI SAKIT YA?

ANIMALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang