Tak terasa lima bulan berlalu. Tepat sebulan lagi kontrak kerjaku dengan salah satu instansi pemerintahan akan berakhir. Aku tak ingin kembali ke kota asal ku, namun aku masih belum menemukan pekerjaan pengganti di perantauan ini. Uangku habis berkat mengunjungi sebuah internet cafe yang berada di dekat tempat kerjaku setiap harinya.
Bukan tanpa alasan aku terus mengunjungi internet cafe itu setiap harinya. Mungkin akan terdengar impulsif untuk manusia yang belum berada dalam kondisi ekonomi yang mapan sepertiku, tetapi aku sangat menyukai seorang lelaki yang bekerja sebagai penjaga di internet cafe tersebut.
Nama lelaki itu adalah Kim Sunoo, ia lebih muda dariku 6 tahun dan sekarang ia masih menempuh pendidikannya di salah satu universitas negeri di kota ini. Dia sering sekali digoda oleh pengunjung laki-laki di internet cafe tersebut, mungkin berkat wajah Sunoo yang sangat manis dan bersih. Jangan lupakan sikap Sunoo yang sedikit kemayu, membuatnya semakin menarik di mata lelaki pecinta sejenis di kota ini.
KIM SUNOO
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku yakin, hanya aku wanita yang berusaha dekat dengan Sunoo setelah banyak sekali gosip buruk berkembang tentang dirinya. Aku tak peduli, selama aku belum mendapat penolakan secara langsung, aku tak akan mundur dan membiarkan para lelaki pecinta sejenis mengambil alih lelaki semanis Sunoo!
Tanpa sadar, aku tertawa pelan setelah mengingat kembali kali pertama aku bertemu dengan pujaan hatiku tersebut. Saat itu, aku ditugaskan untuk mewawancarai pemilik internet cafe yang Sunoo jaga sehubungan dengan pajak bumi dan bangunannya. Aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pada lelaki manis itu. Saking sukanya aku pada Sunoo, sampai nekat datang keesokan harinya padahal urusan pekerjaanku telah selesai sejak kali pertama kami bertemu.
Sunoo awalnya terkejut mendapati diriku kembali datang ke internet cafe tersebut, ia pikir aku kembali untuk menanyai dirinya mengenai pajak penghasilannya selama menjaga internet cafe itu. Membuatku tanpa sadar kembali tertawa hingga ditegur oleh seorang rekan kerjaku.
"Mulai, ketawa sendiri!" Rekanku tersebut adalah seorang pria lanjut usia yang ditugaskan untuk mengawasi seluruh pekerjaanku bersama seorang rekan lagi bernama, Sunghoon.
"Emang gitu dia pak, kalau ga ketawa sendiri dia ngilang tuh ke internet cafe deket kantor!" adu Sunghoon yang langsung ku berikan lirikan maut padanya. Membuat lelaki itu tertawa pelan sebelum melanjutkan ucapannya, "Curiga saya, Y/n datang ke internet cafe itu untuk tebar pesona sama penjaga cafenya pak". Langsung tanganku melayang ke paha Sunghoon yang membuat lelaki itu semakin tertawa puas.
Sunghoon
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.