04: Hantu

905 78 9
                                    

YOU POV

TING TONG!

Aku tekan bell apartemen Sunghoon. Tak perlu menunggu lama, pintu apartemen Sunghoon akhirnya terbuka seiring seekor kucing anggora berwarna putih yang berlari menghampiriku dan berusaha bermain dengan kakiku. Refleks aku tertawa pelan dan langsung meraih kucing tersebut untuk aku bawa masuk kembali ke kamar Sunghoon.

Aku elus dengan lembut kucing milik Sunghoon yang sangat manja dan menggemaskan ini. Tak lupa, aku buka dan menyusun rapi sepatu milikku di bawah undakan lantai apartemen lelaki itu. Setelah merasa cukup aman, aku lepaskan kembali kucing tersebut ke lantai sebelum aku menatap lelaki yang memperhatikanku dengan senyuman manis di wajahnya.

"Aku pikir, kau tak akan datang." ucap Sunghoon sambil mempersilahkan aku masuk ke bagian dalam kamar apartemennya. Suasana di apartemen lelaki itu selalu membuatku merasa nyaman karena begitu bersih dan harum, tak seperti kamar lelaki pada umumnya.

"Aku kan sudah berjanji padamu." jawabku sambil mendudukkan diri pada sofa apartemen Sunghoon. Aku perhatikan barang belanjaan kami yang telah tersusun rapi di atas meja ruang tengah apartemen Sunghoon, termasuk tiga kotak kondom yang sebelumnya lelaki itu pilih secara langsung.

"Dimana Sunoo?" tanya Sunghoon ikut mendudukkan diri di sebelahku. Aku pun menoleh ke arah lelaki itu dengan ekspresi yang kesal. "Kembali ke warnetnya, bisakah kita tak membicarakan lelaki itu malam ini, Sunghoon?" mendengar jawaban dariku, membuat Sunghoon tertawa pelan dan semakin semangat mengorek informasi dariku.

"Tumben banget, ada apa sih? Apa yang kalian bicarakan kok sampai sensi begini?" tanya Sunghoon sampai nekat membunuh jarak duduk antara kami. Aku yang merasa begitu malu pun berusaha mengalihkan perhatianku dengan membuka satu botol soju rasa anggur.

"Aku sedang tak ingin mendengar namanya, aku datang kesini untukmu Sunghoon." walau aku malu setengah mati, tapi aku tak ingin menyia-nyiakan momen manis ini untuk melemparkan godaan pada lelaki itu. Bukan godaan sih sebenarnya, tapi lebih ke arah fakta yang harus lelaki itu ketahui agar tak mengorek informasi lebih lagi mengenai Sunoo. Aku ingin fokus pada Sunghoon seorang malam ini.

Sunghoon pun kembali tertawa saat kucing miliknya ikut naik ke atas pangkuanku lalu bersikap sangat manja padaku. Aku yang gemas pun terus memberikan elusan dan sesekali kecupan pada kucing milik Sunghoon tersebut. "Snowhite menggemaskan bukan?" tanya Sunghoon yang langsung aku jawab, "Seperti pemiliknya, lucu dan menggemaskan!". Kalau yang ini, baru godaan sesungguhnya.

Sunghoon yang salah tingkah setelah mendengar godaanku pun mengambil remote TV untuk memutar film yang ia bicarakan sejak tadi pagi. Film tersebut bertema romance sci-fi yang ia putar pada platfrom berbayar Netflix. Aku tak sempat melihat judulnya karena perhatianku begitu fokus pada Snowhite yang ingin aku mengelusnya terus menerus.

Cukup lama, snowhite bermain di atas pahaku hingga akhirnya kucing itu turun dari pangkuanku seiring Sunghoon tuangkan soju yang telah aku buka pada sebuah gelas sloki. Aku yang merasa sedikit tak nyaman pun meminta izin ke kamar mandi terlebih dahulu sambil terus merapikan penampilanku yang telah sempurna. Tak lupa aku cuci tanganku dan menambah semprotan parfum di tubuhku.

Setelah aku rasa rapi, barulah aku keluar dan mendapati Sunghoon yang begitu asik memperhatikan kucingnya dari kejauhan. Bahkan, saking asiknya sampai membuat lelaki itu tertawa sendiri dengan wajah yang berubah menjadi merah. Entahlah, aku merasa, rekan kerjaku tersebut semakin menarik perhatianku, terutama senyumannya yang manis itu.

"Harumnyaaa.." puji Sunghoon saat aku melewati dirinya untuk mendudukkan diri di sebelahnya. Aku yang malu pun hanya bisa tertawa malu sambil menepuk pundak Sunghoon pelan.

ANIMALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang