Bab 7.

278 27 1
                                    

.
.
.

" Kenapa kamu kabur dari rumah bubu?"

Haechan diam di tempatnya, dia sudah merasa sangat muak berada di antara dua adik Kaka yang ada di depannya.

" Kenapa Haechan? Kenapa Lo kabur dan bahayain diri Lo sendiri?" Kini Jeno bahkan ikut bicara

"Haechan jawab !"

"Kenapa kalian jadi banyak bicara' sih ?"

Mark maupun Jeno langsung diam

" Terutama anda pak ." Kemudian menatap Mark dan menghela nafas panjang

" Kenapa anda sangat ingin tahu urusan saya , bapak jadi banyak bicara , bukankah bapak tidak suka dengan saya ?"

" Itu dulu, sekarang tidak lagi ."

" Alasannya?"

Mark terdiam "kamu ."
.
.
.
















Keesokkan harinya Haechan pergi kuliah, dia sudah menyiapkan semuanya sendiri.

Dia lupa ada orang lain di rumahnya, orang lain itu lain tak lain adalah keluarganya.

Dia turun dari tangga dan di sambut sang ibu yang sedang tersenyum namun Haechan tak membalas senyuman itu dan Berniat untuk pergi dan sarapan di kampus

"Sarapan dulu sayang .."

" Makasih."

Dengan membawa tas selempang dan juga tas laptopnya dia langsung berjalan keluar tanpa memperdulikan ucapan sang ibu ataupun sang ayah yang memanggil namanya.

Tentang dia yang ingin mandiri itu benar kok, dia bener bener harus mandiri agar tidak bergantung pada orang lain.

Saat berjalan ke halte bus , dia hanya berdiri di antara orang orang yang ingin bekerja dan juga anak anak sekolah yang akan mencari ilmu mereka.

Namun ada satu orang yang sangat menganggu Haechan, orang itu berada di belakangnya.

Entah apa tujuannya.

Puk !

Haechan melotot saat tangan laki laki itu menampar pelan bokong nya serta sedikit meremasnya.

Haechan Menoleh ke belakang "ga sopan anda."

Orang itu malah tertawa dan sedikit berbisik "bokongmu lumayan , kalau duet di ranjang apakah suara desahan mu sangat seksi ?"

Haechan sekarang takut.

" Kalau kau berteriak, aku tidak segan segan memperkosa mu di sini !"

Dia berucap saat Haechan akan berteriak.
.
.
.
.










Saat sampai kampus, Haechan hanya duduk diam di kelasnya sembari menunggu kelas di mulai, sebenarnya kelas di mulai  pukul 11.00 tapi sekarang bahkan baru jam 08.40 itu artinya masih banyak waktu yang tersisa .

Tidur dan diam adalah kebiasaan baru untuknya.

" Hai , kita ketemu lagi ? Oh atau memang sudah jodoh ya ?"

Suara itu .

Suara yang mengancamnya di bus tadi , yang membuat dia ketakutan dan orang yang melecehkan nya !

" Dia senior di sini ? Sialan."

Kemudian Haechan menatap sang empu "jadi orang tolong di jangan terlalu percaya diri."

"Oh ayolah jangan jadi orang yang sok mahal begitu , bokongmu sangat pas di tanganku , sudah Berapa laki laki yang memegang itu ?"

Dia tersenyum remeh pada Haechan

" Sialan , orang mesum , babi ."

" Mau Lo itu apa sih hah?" Tanya Haechan muak

"Mau gue ? Hmmmmm ..  mau Lo ?"

" Orang gila ." Desis Haechan

Grep !

" Eiiitttt ~ mau kemana?"

Haechan Melepaskan paksa tangannya dari genggaman laki laki yang menahannya

" Lepasin ngga ?! Sialan , babi ,monyet ,mesum , bajingan,tolol , bangsat , anjing , tai lepasin ngga ?!"

"Kata kata yang sangat ramah , Mulut Lo mau gue sumpel sama bibir gue ?!"

" Ngga Sudi bibir gue di sumpel sama bibir dower Lo !" Jawab Haechan

"Eiii ~ hahaha , ngga artinya iya ."

Haechan menggeleng cepat saat laki laki tadi memajukan tubuhnya agar sama dengan Haechan

" Lepaskan kekasih saya ."
.
.
.













" Bapak kenapa bilang kayak gitu sama Hyunjin sih ?"

" Apa masalahnya? Itu cara cara satu-satunya supaya dia lepasin kamu,kamu tadi hampir di lecehkan sama dia !" Jawab Mark tak mau kalah

Haechan menghela nafas kasar by Dee

"Salah satunya, banyak cara , bapak itu dosen ,banyak cara yang bisa bapak lakuin kecuali bilang kayak gitu sama dia ,itu anaknya banyak bicara ,kalau dia bilang sama orang orang yang ada di kampus, mau taruh di mana wajah saya ?!"

" Yaudah, kamu ngga usah sewot kayak gitu,  saya minta maaf , saya tadi panik ngeliat kamu kayak gitu." Jawab Mark sambil menatap Haechan takut takut

Haechan tak menjawab dan berniat pergi dari ruangan Mark , karna tadi sesudah mengatakan itu Mark membawa Haechan ke ruangannya.

" Sekali lagi saya tegaskan sama bapak , jangan ikut campur urusan saya ."

" Kalau saya ikut campur?"

Haechan menatap bingung ke arah dosennya itu " ya emang bapak siapa saya ? Saudara bukan , pacar bukan ,suami saya juga bukan."

" Kalau saya jadi pacar kamu boleh ?"

" Atas dasar apa bapak mau jadi pacar saya ?" Tanyanya

" Atas dasar cinta ."

Haechan tertawa " emang ada ?"

Mark mengangguk " ada ."

" Masa?"

Dia mengangguk lagi "mau lihat?"

"Coba buktikan." Jawab Haechan remeh

"Saya bisa bikin kamu hamil ."

Haechan menatap Mark secara intens kemudian berteriak

" BAJINGAN ! STRESS ! ORANG GILA ! BABI ANJING ! BANGSAT !"

" Haechan, bahasanya , mau saya cium kamu?!"

" Cium nih kalau berani !!!"

Cup !

.
.
.
___












I am you, not us (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang