14.

192 22 0
                                    

.
.
.
.

"Saya akan menerima kamu apa adanya!"

"Saya ga peduli, tentang fisik kamu , cinta itu tak memandang kekurangan!"

Haechan diam , dia menyesal saat dia Barusaja mencoba alat bantu dengar yang di berikan sang Daddy yang dia taruh di kamarnya.

Kemudian Mark minta bertemu dan bilang ingin bicara' sesuatu.

Penting.

Maka dari itu Haechan langsung datang tanpa basa-basi, namun di menyesal, kenapa semuanya tiba tiba ?

Kenapa Mark tiba tiba ?

" Saya Gabisa."

"Kenapa Haechan?"

Entahlah sudah berapa kali Mark bicara seperti itu , membuat Haechan muak, jujur Haechan pun merasakan hal yang sama pada Mark .

Dia mencintai Mark , menyayangi Mark , namun pikirannya tidak bisa di kompromi saat tahu dia tuli.

Dia tak mau Mark malu mempunyai kekasih sepertinya.

"Karna kamu ngga cinta sama saya ?"

"Atau ada hal lain ?"

Haechan tak menjawab "apa itu perlu?"

"Kita ketemu baru sebentar , saya ga pantas buat anda " jawab Haechan lagi

"Ga pantas gimana ?"

Haechan diam tak menjawab, dia tersenyum pada Mark

"Saya merasa bahwa ... Merasa ngga pantas."

Mark menghela nafas panjang "kasih saya satu kesempatan lagi Haechan.."

Haechan menggeleng "bahkan kesempatan yang ada itu , bapak tidak manfaatkan."

Benar.

Mark hanya terlalu malu untuk mengakui ini.

" Baik , kamu menang Haechan, Sabtu. Di taman dekat kampus saya tunggu jawaban kamu."

"Sabtu ? Sekarang saja sudah hari Jumat." Gumam Haechan

Mark kemudian berjalan menjauh darinya
.
.
.










" Kita harus cegah bubu buat ngelakuin ini semua!" Kata Jeno pada kedua temannya.

Jaemin memandang renjun yang sedang di menangis di sana , dia tak mau ini terlalu tiba tiba.

"Kita harus kasih tahu Haechan tentang ini."

Renjun menggeleng cepat "jangan kasih tau dia !!"

"Jun tenang aja , masih ada waktu satu jam buat cegah semuanya."

Dia menggeleng cepat "ngga bisaaa , semuanya ga akan bisaa di cegah!!"

Guanlin datang dari arah luar dengan tergesa-gesa dan langsung memeluk kekasihnya " tenang ya , semuanya bakal batal "

"Alin , Injun gamauuu !!"

Guanlin mengangguk cepat "iya iya tenang !"

Jaemin dan Jeno saling pandang.

"Lin ,kita pergi sebentar, satu jam buat cegah semuanya!"

Guanlin mengangguk"iya sebisa mungkin kalian harus bisa batalin semua nya ."
.
.
.
















Haechan terdiam cukup lama di depan pintu kamar sang ayah.

Tok .

Tok.

Tok.

" Dad.....

Daddynya kemudian keluar dari sana , dan Tersenyum kemudian memeluk sang anak yang sepertinya akan menangis.

"Hiks hiks .. jahatt semuanya jahat sama echan dad .." dia menangis di kala Johnny memeluknya dengan erat

Johnny Mencium Kening Haechan dan kembali memeluknya "semuanya akan baik baik saja , Echan jadi nya gimana?"

Dia Menggeleng " echan gatau .."

Johnny Tersenyum, dia sudah tau semuanya jadi keluarga Jung , awalnya dia juga mau merahasiakan semuanya dari Haechan.

Tetapi sepertinya Haechan akan tetap tau ingin di sembunyikan juga .

"Jadi bubu ga suka sama aku ?" Tanyanya

Johnny Menggeleng cepat "bukan , ngga sayang ..."

"Hikss ,bubu bilang aku cacat .. hiks ..aku gabisa jadi yang terbaik buat mereka hiks.. aku cacat Daddy .."

Kemudian kembali menangis.

Johnny menahan tangisannya "Taeyong, kenapa kamu kasar sekali pada anakku?"

Kemudian Haechan menatap sang ayah lagi.

"Aku mau dad , aku mau tinggal di Chicago! Selamanya! Aku benci di sini !! Hiks ..."

Johnny tertegun "iya , kita hidup bahagia di sana ya ?."

Kemudian mereka menangis bersama

.
.
.
.




























I am you, not us (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang