2

111 12 2
                                    

Suasana di rumah malam itu sangat menegangkan. Hujan dan petir semakin menambah suasana penuh amarah malam itu.

"Kalau begitu, CERAIKAN SAJA AKU!!" Teriak Hiyyih.

Untuk pertama kalinya Hiyyih mengucapkan kata itu. Rasanya ia sudah tidak bisa menahan perasaannya selama ini.

"Jangan harap!! Aku tidak akan pernah menceraikanmu."
"Yaa!!"

Haruto mengambil kunci mobilnya.

"Mau kemana kau?"
"Bukan urusanmu."
"Baguslah. Jenguk saja Wonyoung dan tanyakan bagaimana keadaannya sekarang."
"Apa maksudmu?"
"Tadi Wonyoung datang ke acara. Ia mengeluh badannya tidak enak lalu pingsan. Aku sempat ingin memanggilmu tapi ia melarangku."
"Sial!! Kenapa baru bilang sekarang? Dan ngga mungkin juga Wonyoung menyuruhmu untuk tidak memberitahuku!"
"Terserah kau mau percaya apa tidak."

Haruto meninggalkan Hiyyih dengan perasaan kesal dan khawatir.

Walaupun ini sudah sering terjadi, Hiyyih masih belum kuat untuk menghadapi semua ini. Tangannya masih saja gemetar dan airmatanya ingin sekali jatuh.

***

Haruto pulang dan melihat Hiyyih masih tertidur lelap di sofa ruang tamu. Sepertinya Hiyyih menunggu kepulangan Haruto.

Saat Haruto mengambil air minum di dapur, Hiyyih terbangun dan melihat Haruto.

"Kau baru pulang?"
"Emm... cepatlah mandi setelah itu kita kerumah kakek."

Ditengah perjalanan keadaan mereka menjadi sangat canggung. Hiyyih mencoba menanyakan keadaan Wonyoung bagaimana. Entah hati Hiyyih ini terbuat dari apa. Bahkan Hiyyih masih saja mengkhawatirkan keadaan selingkuhan suaminya ini.

"Bagaimana keadaan Wonyoung?"
"Ngga usah sok care! Wonyoung sudah menceritakan semuanya padaku kalau sebenarnya dia sangat ingin memanggilku tapi kau mencegahnya."
"Hah?? Dan kau mempercayainya?"
"Jelaslah!!"

Hiyyih sangat speechless dengan semua ini. Ia tidak menyangka Wonyoung sejahat itu. Tapi memang Hiyyih saja yang tidak sadar bahwa selama ini Wonyoung adalah orang yang jahat. Dasar Hiyyih!!

Semua telah berkumpul di ruang keluarga. Kakek membawa serta pengacaranya.

"Hari ini, kakek ingin memberitahu isi surat wasiat kakek untuk kalian. Kakek tidak ingin seperti di drama-drama yang orangnya sudah meninggal baru wasiatnya dibacakan. Mana isinya bisa dirubah lagi. Pengacara Lee, tolong bacakan dengan seksama. Intinya saja."
"Saya menyatakan untuk membagi wasiran saya sebagai berikut : 60% untuk Huening Bahiyyih, 10% untuk Haruto Watanabe, 10% untuk Kenjiro Watanabe, 10% untuk Haida Watanabe, 10% untuk Yayasan Anak Watanabe."

Semua orang tercengang dengan apa yang barusan mereka dengar. Semua orang memprotes kecuali Hiyyih. Pengacara Lee melanjutkan isi wasiatnya.

"60% harta untuk Huening Bahiyyih dengan syarat jika Hiyyih dan Haruto memiliki anak maka harta mereka akan digabungkan menjadi 70%. Namun jika mereka bercerai maka 50% akan diberikan kepada Yayasan Anak Watanabe, 5% untuk Haruto, 15% untuk Hiyyih termasuk rumah ini."
"Kek, ini ngga adil. Haruto ngga bisa terima ini."
"Ini adalah keputusan kakek yang paling adil dan tidak dapat diganggu gugat. Sekarang kalian pulanglah."

Semua orang meninggalkan rumah kakek dengan perasaan kesal kecuali Hiyyih. Hiyyih merasa keberatan dengan semua ini. Ia merasa tidak berhak menerimanya karena Hiyyih hanyalah orang luar.

Hiyyih dan Haruto berjalan menuju mobil. Terdengar pembicaraan pamannya tertuju pada Hiyyih.

"Papa itu sudah terkena peletnya si Hiyyih. Kalau engga mana mungkin dengan entengnya Papa ngasih harta ke dia. Sebenernya yang menjalin hubungan itu Papa sama Hiyyih bukan Haruto sama Hiyyih. Haruto itu cuma dijadiin alibi aja."Ucap Paman Kenjiro.

Hati Hiyyih tergores. Paman yang selama ini terlihat baik ternyata tidak sebaik itu.

"Masih saja belum berubah. Panteslah kalau dapat segitu." Sahut Haruto.
"Heh... cucu kesayangan sih cucu kesayangan tapi ngga dapet apa-apa." Sindir pamannya.
"Jaga ya mulutnya!!" Haruto tersulut emosi.

Hiyyih menegang tangan Haruto untuk menenangkannya. Hiyyih tahu hubungan Haruto dengan pamannya tidaklah baik.

Pamannya beserta keluarganya meninggalkan mereka terlebih dahulu.

Hiyyih yang masih memegang tangan Haruto kemudian tersadar dan segera melepasnya.

"Aku mau kerumah Wonyoung. Kau pulanglah sendiri."

Wonyoung Wonyoung Wonyoung.... Selalu saja Wonyoung yang ada dipikiran Haruto. Tidakkah ia sekalipun memikirkan Hiyyih? Perasaan yang Hiyyih beri benar-benar tidak dihargai olehnya. Selama ini Hiyyih bertahan karena ia merasa berhutang budi kepada Kakek Haruto.

Hiyyih sangat pintar menyembunyikan perasaannya dari siapapun.

Drrtt... Drrtt...

Telepon dari Hikaru.

"Halo.."
"Lagi dimana? Aku jemput ya? Kita makan dinner yukk..."
"Ini baru mau pulang dari rumah Kakek."
"Ya udah tunggu di halte depan aku jemput."
"Okee..."

Hati Hiyyih sedikit lega karena ia memiliki sahabat seperti Jeongwoo dan Hikaru.

Complicated Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang