5

86 9 2
                                    

Yoshi mengantarkan Haruto pulang. Ia memapah Haruto hingga ke kamarnya. Hiyyih terlihat khawatir melihat keadaan Haruto.

"Seberapa banyak dia minum?"
"Hemm... lebih banyak dari biasanya. Aku pulang dulu yaa. Kalau ada apa-apa hubungi saja aku."
"Baiklah. Thank you yaa..."

Hiyyih mengambil air hangat untuk menyeka Haruto. Saat sedang menyeka muka Haruto, tiba-tiba saja tangan Haruto menarik tangan Hiyyih lalu jatuh kepelukannya.

"Jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku! Kau tahukan kalau aku sangat mengkhawatirkanmu?"

Hiyyih terkejut dengan ocehan Haruto barusan.

"Wonyoung.... Maafkan aku."

Hiyyih tampak kecewa setelah mendengar nama yang diucapkan Haruto. Ia melepaskan pelukan Haruto kemudian memukulnya.

"Kau ini aneh. Benar-benar aneh!!"

Hiyyih berjalan kedapur untuk membuat sup pengar.

Sekitar jam 10 pagi Haruto terbangun. Kepalanya terasa sedikit pusing. Ia bergegas bangun setelah mencium bau cookies yang menyengat.

"Kau sudah bangun? Kemarilah. Aku membuatkanmu sup pengar."

Haruto merasa seperti tidak terjadi apa-apa. Ia melihat Hiyyih dengan seksama. Ingin sekali ia mengucapkan maaf, namun tertutup oleh gengsinya yang besar.

"Makanlah selagi masih hangat."

Haruto lalu memakan sup pengar buatan Hiyyih. Ia melihat Hiyyih yang sedang sibuk membungkus tart cake dan cookies.

"Kau mau coba? Aku buat cookies cukup banyak untuk ulang tahun kakek dan aku juga buat tart cake. Kau tidak lupa kan?"
"Hmm... jam berapa sekarang?"
"Kau lupa?? Sekarang jam 10. Setelah ini mandilah lalu kita ke rumah kakek."
"Aku belum membelikan hadiah untuk kakek. Nanti kita mampir mall dulu sebentar ya??"
"Baiklah.."

Hiyyih telah berdandan cantik menggunakan dress warna putih, rambut digerai dengan make up flawlessnya membuatnya tampak lebih manis dan imut. Kalau sampai Haruto ngga terpesona sih udah jelas buta dia.

Haruto menggunakan kemeja lengan panjang warna biru muda. Ia terlihat lebih fresh dari biasanya.

Mereka pergi ke sebuah mall dan mencari kado untuk kakek. Haruto masih bingung mau beliin kakek apa.

"Kamu mau beliin kakek apa?"
"Belum tahu sih."
"Huh... Selalu saja."
"Ya kan aku sibuk terus kelupaan. Lagian kamu ngga ngiketin dari jauh-jauh hari."
"Yaelah... sebenernya yang cucu kakek ini aku apa kamu sih? Dahlah... beli jam tangan aja atau engga stick golf. Kan kakek akhir-akhir ini rajin banget main golf."
"Ide yang bagus."

Haruto tampak sibuk memilih stick golf yang cocok untuk kakek.

Disisi lain beberapa pria terlihat memandangi Hiyyih. Bahkan ada yang menghampiri Hiyyih untuk mengajaknya berkenalan.

"Hai... Boleh minta nomor kamu?"

Belum menanggapi, Haruto datang dan langsung menggandeng tangan kiri Hiyyih dan memamerkan cincin yang terpasang di jari manis mereka berdua sambil menatap tajam laki-laki itu. Laki-laki yang mengajak Hiyyih berkenalanpun pergi begitu saja.

Hiyyih merasa heran dengan apa yang Haruto baru saja lakukan.

"Ikut aku. Jangan sendirian lagi!"

Selama di mall tangan Haruto tidak pernah lepas dari tangan Hiyyih. Emm... ini sungguh membuat Hiyyih bingung tapi seneng ngga sih? Soalnya pertama kalinya Haruto seperti ini.

Mereka telah sampai di rumah kakek. Mereka bergegas menyalakan lilin lalu pergi ke taman belakang dimana kakek berada.

"Happy birthday to you... happy birthday to you... happy birthday happy birthday... happy birthday kakek...."

Kakek menaruh bukunya dan meniup lilin berangka 75 tahun itu.

"Ini cake Hiyyih sendiri loh kek yang buat. Sama Hiyyih juga buat cookies kesukaan kakek. Hihihi"
"Terimakasih Hiyyih..."
"Ini juga Haruto bawain sesuatu buat kakek."

Haruto mengeluarkan kadonya dan memberikannya pada kakek. Kakek terlihat bahagia hari ini. Beliau pun mengajak Hiyyih san Haruto untuk bermain golf bersama-sama suatu hari nanti.

Complicated Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang