8

83 8 1
                                    

Hikaru sedang bekerja jadi gantian Jeongwoo yang menjaga Hiyyih di rumah sakit.

"Jeongwoo..."
"Hemm..."
"Aku ingin bercerai. Kau mau jadi pengacaraku kan?"
"Kau yakin?"
"Aku sudah bertahan selama ini. Sepertinya aku tak sanggup lagi jika harus bertahan."
"Baiklah jika itu yang kau mau. Tunggu kamu keluar dari rumah sakit baru kita mengurusnya."

Rasanya Hiyyih sudah mantap untuk benar-benar bercerai.

Selama 3 hari di rumah sakit juga, Haruto tidak mengunjungi Hiyyih. Mungkin memang Haruto tidak peduli padanya.

Hiyyih diperbolehkan pulang hari ini. Kondisinya sudah jauh lebih membaik dari hari kemarin. Ia diantarkan pulang oleh Hikaru dan Jeongwoo.

Hiyyih sebenarnya tidak mau pulang ke rumah Haruto lagi. Namun, ia tidak punya tujuan.

"Kau benar mau pulang kesana?"
"Aku hanya mengambil barangku. Setelah itu, aku mungkin akan mencari kontrakan."
"Tinggallah bersama kami."
"Tidak. Aku tidak mau mengganggu kalian. Biarkan ini menjadi keputusanku."

Mereka mengantar sampai didepan rumah Hiyyih.

"Sampai disini saja. Terimakasih untuk beberapa hari ini aku ngerepotin kalian...."
"Santai aja... dah masuk sana. Istirahat aja dulu sambil dipikirin mateng-mateng yanv kemarin kita bahas."

Hiyyih masuk kedalam rumah.

Haruto yang melihat Hiyyih segera menyambut Hiyyih.

"Kau sudah pulang.... sini aku bawakan tasnya."
"Tidak perlu, aku bisa sendiri."

Haruto mengabaikan perkataan Hiyyih. Ia membawa tasnya kedalam kamar Hiyyih.

"Istirahatlah... aku akan membuatkan bubur."
"Aku ingin bercerai."
"Yaa!!"
"Masalah warisan, aku akan bilang ke kakek untuk diberikan ke kamu. Jeongwoo akan jadi pengacaraku. Jadi dia udah urus perceraian kita."
"Hiyyih... Kau yakin?"
"Sangat yakin. Aku hanya mengambil beberapa barang setelah itu aku akan keluar dari rumah ini."
"Kau mau tinggal dimana?"
"Bukan urusanmu."
"Tinggallah disini. Biar aku yang keluar."

Haruto mengemasi beberapa barangnya di kamar. Hiyyih terlihat tidak bisa menahan air matanya. Tapi dia harus tetap kuat dihadapan Haruto.

"Jaga kesehatan baik-baik. Jangan lupa minum obat. Aku pergi dulu."

Hiyyih tidak melihat kepergian Haruto.

Setelah Haruto keluar rumah, Hiyyih meluapkan tangisannya. Cukup keras hingga terdengar dari luar. Haruto juga tidak bisa menahan tangisannya.

Haruto pulang ke rumah kakeknya. Ia segera memberitahu kakeknya.

"Kek, tolong Haruto..."
"Ada apa?"

Haruto menceritakan semua kelakuan buruknya ke Hiyyih pada kakeknya. Kakeknya sangat terpukul mendengar semua cerita itu. Beliau terlihat sangat kecewa. Bagaimana bisa kakek membesarkan cucu yang tidak tahu diri ini?

Saat hendak berdiri dan ingin pergi ke kamarnya, tiba-tiba saja kakek merasakan nyeri yang luar biasa di dadanya. Haruto menolong kakek yang hampir terjatuh. Ia menelfon ambulance.

Dirumah sakit kakek mendapatkan perawatan yang cukup intensif.

Selama kurang lebih 1 jam. Akhirnya dokter keluar dan menyatakan bahwa kakek meninggal dunia.

Haruto terjatuh lemas. Ia tidak bisa menahan kesedihannya. Ia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi pada kakeknya.

Hiyyih datang terlambat. Sangat terlambat. Ia menaktifkan mode diam, jadi ketika Haruto menghubunginya ia tidak tahu. Ia samgat menyesalinya. Bagaimana bisa ia tidak ada disaat terakhir kakeknya?

Hiyyih melihat Haruto yang terduduk dilantai sambil menangis.

"Bagaimana keadaan kakek?"

Haruto menggelengkan kepalanya dan memeluk Hiyyih erat.

"Ini semua salahku. Seharusnya aku tidak menceritakan semuanya pada kakek. Aku bodoh, sangat bodoh."

Hiyyih melihat Haruto menangis untuk pertama kalinya dihadapannya. Ia juga tidak bisa menyalahkan Haruto atas apa yang terjadi.

"Kau tahu? Aku menceritakan semuanya ke kakek agar kakek membantuku untuk tidak berpisah darimu. Aku bilang pada kakek bahwa aku sangat mencintaimu dan tak mau kehilanganmu. Tapi aku malah membunuhnya."

Hiyyih sedikit terkejut dengan apa yang baru saja Haruto ucapkan. Ia tidak ingin mempercayainya untuk saat ini. Hiyyih mencoba menenangkan Haruto.

"Aku bodoh kan? Aku sangat bodoh."
"Engga. Kamu bukan pembunuh. Kakek akan kecewa jika kamu bicara seperti itu. Kau tahu kan bagaimana kakek sangat menyayangimu?"

Selama acara pemakaman, Hiyyih selalu berada disisi Haruto untuk menguatkannya. Hiyyih sadar betul bagaimana perasaan Haruto saat ini.

Complicated Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang