ꦣꦼꦭꦥꦤ꧀

105 7 1
                                    

Kelvin beserta yang lain nya sudah siap menghadiri pertemuan dengan ketua Komnas Perlindungan Anak. Untung saja Molly mempunyai teman yang bisa membawa mereka kesana.

Mereka berkumpul menggunakan transportasi mobil milik Antaris. Anya duduk di depan menemani suaminya yang sedang menyetir, sementara di bangku belakang ada Kelvin, Nathan dan juga Key.

Key mempersiapkan berkas-berkas yang akan dia tunjukkan kepada Suripto, nama ketua Komnas Perlindungan Anak saat ini. Tentu mereka mengadakan pertemuan bukan hanya berbincang-bincang saja tetapi juga dengan menunjukkan beberapa laporan untuk membawa kasus ini semakin naik.

"Gue harap dengan cara ini pemerintah cepat bertindak." kata Antaris.

"Lu belum ada perintah dari atasan, Nya?" tanya Key ingin tahu. Anya berdecak sebal, "Belum, itu yang bikin gue malas kalau harus ikut in perintah, mereka terlalu lama untuk memproses kasus. Kadang kalau gue lagi nanganin kasus, gue gerak sendiri, awalnya gue di marah in habis-habisan, tapi setelah kasus itu selesai dengan sempurna baru mereka puji-puji gue."

"Lu polisi paling keren menurut gue, Nya." celetuk Nathan.

"Kita harus berhasil, ini udah sehari, gue nggak mau anak-anak nunggu kita kelamaan." ucap Kelvin untuk saling menguatkan.

______________________

Tara terus berdoa di atas kursi rodanya. Dia sudah sangat khawatir, tiba-tiba perasaannya mulai tidak enak, rasanya ada sesuatu yang sedang terjadi. "Tolong, jaga anak-anak ku..."

Rita membuka pintu utama saat mendengar mobil milik Asih datang. Tara menoleh ke arah pintu, dia belum mengatakan yang sebenarnya dengan Asih, Tara hanya tidak ingin membuat wanita tua itu banyak pikiran. Tapi, seperti nya kali ini Tara tidak bisa menyembunyikan nya.

Asih datang dengan tersenyum manis, Tara hanya bisa tersenyum simpul, tentu ekspresi wajah itu membuat Asih bertanya-tanya. "Tara, kamu kenapa? Kamu lagi sakit?"

"Anak-anak ku, Bunda..." Tara tidak bisa menahan bendungan air mata itu, setiap memikirkan anaknya Tara reflek menangis. Selemah itu Tara jika menyangkut anak-anak.

"Anak-anak kenapa? Mereka kemana?"

"Mereka di culik, Bunda..."

Jawaban Tara membuat Asih terduduk lemah di sofa, wanita itu memegangi dada nya yang sesak. "Sejak kapan?"

"Kemarin, Bunda. Sekarang Kelvin dan teman-teman Asya lagi cari cara untuk menemukan mereka."

"Kenapa nggak bilang Bunda dari kemarin?" tanya Asih gemas. Semua orang merahasiakan hal penting seperti ini dari nya.

"Tara takut Bunda kepikiran."

"David nggak boleh tahu tentang ini." Asih memikirkan suaminya. Untung saja David tidak ikut, kalau dia mengetahui hal ini pasti David akan drop.

Dari kedua cucu nya, jujur saja David lebih menyayangi Zavina, dia adalah cucu kesayangannya. Sejak dulu David selalu melihat Zavina seperti Asya yang tengah kembali kecil. Wajah Zavina sewaktu kecil sangat persis seperti Asya, itu yang membuat David sangat menjaganya.

Jika Zavina terluka, David akan merasakan dunia nya hancur untuk yang keempat kali nya. Bahkan, saat kehilangan Asya David mulai sakit-sakitan.

Saat kematian Asya beberapa tahun lalu...

Setelah jenazah Asya di antar pulang dengan menggunakan ambulans, David mengangkat putri nya yang sudah terbujur kaku tanpa bantuan orang lain. David tidak menangis, namun tatapan nya kosong.

MOODYCLASS 3 : THE LAST WARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang