ꦢꦸꦮ

389 26 3
                                    

Nathan sedang duduk di kursi kantornya, membuka tutup aplikasi Instagram yang ada di ponselnya dengan wajah bosan. Tapi, tiba-tiba saja ada satu foto yang baru muncul di beranda Instagram nya sehingga membuat senyuman Nathan merekah.

Foto itu menampilkan Rania yang sedang menggendong bayinya yang baru lahir. "Mukanya cantik, persis seperti kamu, Rania."

Itu bukan bayi Nathan, melainkan bayi Rania bersama suaminya. Sepuluh tahun yang lalu, beberapa hari menjelang pernikahan Nathan malah membatalkan pernikahannya. Hal itu karena Nathan masih belum bisa melupakan Asya, ia takut bila Rania terus bersamanya wanita itu akan lebih tersakiti.

Bukannya marah, Rania justru menerima keputusan Nathan. Walaupun sangat kecewa dengan Nathan, tapi Rania tidak bisa memaksakan perasaan seseorang untuk terus mencintai dirinya. Akhirnya, Rania pun mengikhlas kan Nathan untuk menemui kisahnya sendiri, sedangkan Rania memilih menerima perjodohan dari Ayah nya yang sudah terlanjur kecewa dengan Nathan.

Saat ini, Rania sudah melahirkan putri keduanya, mengetahui kabar itu sungguh Nathan sangat senang bila Rania bisa menemukan cinta yang tulus.

Sementara Nathan, akan tetap selalu sendiri seperti sebelumnya. Semua itu karena cintanya sudah habis ia berikan kepada Asya. Mau mereka tidak ditakdirkan untuk bersama, namun cintanya untuk Asya tidak akan pernah pudar walau seribu tahun lamanya.

"Semua orang lagi bahagia, Sya."

"Termasuk aku. Aku bahagia karena bisa mencintai orang yang sama, yaitu kamu." monolog Nathan sembari mengulas senyumannya.

Sekarang, setiap Nathan menutup matanya lalu membukanya kembali, Nathan pasti akan merasakan kehadiran Asya yang terkadang selalu di sampingnya atau bahkan dibelakangnya, walaupun Nathan hanya bisa merasakan bayang-bayang Asya sekilas.

Asya tidak pernah gagal untuk masuk kedalam pikirannya, sampai-sampai membuat perasaan Nathan setiap harinya selalu bertambah untuknya.

"Kayaknya kalimat yang cocok buat aku adalah jika tidak bersamamu, maka tidak juga dengan yang lain." setelah berleha-leha di atas kursi kantor nya, akhirnya jam mengajar pun dimulai.

Nathan merupakan seorang Dosen jurusan Filsafat di salah satu Universitas yang ada di Ibu Kota. Menjadi salah satu Dosen yang paling populer dan di gemari oleh banyak mahasiswi. Tidak salah juga jika mereka memuji paras Nathan yang semakin tua ternyata semakin tampan.

Setelah masuk ke dalam kelas, semuanya lantas terdiam. Para gadis yang duduk di barisan depan terus memperhatikan Nathan tanpa berkedip. Sampai-sampai Nathan pernah menerima tawaran kencan dari mahasiswi nya sendiri, namun Nathan tolak begitu saja.

"Selamat pagi semuanya," sapa Nathan hangat.

"Selamat pagi, Pak." balas seisi kelas bersamaan.

"Jadi, sebelum masuk ke inti pembelajaran kita kali ini, ada yang ingin saya tanyakan. Kalimat apa yang bisa diartikan lewat cinta?" tanya Nathan dengan santai.

"Cinta yang abadi?" jawab Farid cepat.

"Oke, Farid. Jadi, cinta yang abadi menurut kamu itu seperti apa?"

"Cinta yang nggak akan habis untuk satu orang, Pak."

"Eum... Lumayan. Ada yang lain?"

"Cinta yang mati?" ucap Eriq mencoba menjawab. Mendengar kalimat itu, Nathan mulai tertarik. "Cinta yang mati itu seperti apa, Eriq?"

"Misal nih, Pak, ada sepasang kekasih, tapi si ceweknya meninggal, akhirnya cinta si cowok cuma sampai disitu. Toh, kalau udah meninggal ceweknya juga nggak akan bisa ngerasain apa itu yang namanya cinta lagi, makannya cinta mereka jadi mati."

MOODYCLASS 3 : THE LAST WARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang