Step Brother - Jake

520 8 0
                                    

Hidup Alice mulai lebih stabil sejak pindah ke Townsville.

Ibunya menikah lagi dengan seorang pengusaha sukses yang memiliki seorang putra. Awalnya Alice menentangnya, namun setelah melihat raut wajah bahagia ibunya ketika bersama pria itu, akhirnya Alice merestui hubungan mereka.

Mungkin kali ini ibunya bisa hidup lebih bahagia setelah menerima banyak kekerasan dari ayah kandungnya.

Alice pikir ia juga bisa mulai hidup bahagia. Ia tidak perlu lagi memikirkan soal uang dan bisa membeli apapun yang ia inginkan. Ayah tirinya memberinya banyak uang saku sebagai bentuk rasa sayangnya kepadanya. Namun ternyata hidupnya tidak setenang yang ia pikirkan.

Jake Sim - saudara tirinya - sering sekali mengganggunya, baik di sekolah maupun di rumah.

Berkat saudara tirinya itu, tidak ada yang mau berteman dengannya di sekolah karena Jake melarang semua orang untuk mendekatinya. Jake sudah seperti penguasa sekolah. Tidak ada yang berani membantah perkataannya.

Kepribadian Jake di sekolah dan di rumah sangat berbeda. Di sekolah, Jake adalah seorang troublemaker, sedangkan di rumah ia adalah seorang anak yang baik dan penurut sampai-sampai Ibu Alice begitu menyayanginya dan sering membanding-bandingkannya dengan Alice yang cenderung keras kepala.

Ibu Alice hanya belum tahu bagaimana kelakuan Jake yang sesungguhnya ketika berada di sekolah.

Seperti saat ini, ketika Alice berjalan melintasi lorong kelas, tiba-tiba Jake menyiramnya dengan seember air, membuat seluruh tubuhnya basah kuyup.

"Waktunya mandi, sister..." ejek Jake lalu tertawa terbahak-bahak. Tidak ada yang berani menolong Alice. Anak-anak yang berdiri di lorong itu justru ikut menertawai Alice.

Alice memilih untuk tidak menggubris Jake dan kembali melanjutkan langkahnya dengan keadaan tubuh yang basah. Sebentar lagi jam olahraga. Ia bisa mengganti pakaiannya dengan pakaian olahraga.

Jika ia meladeni Jake, itu hanya akan membuat laki-laki itu senang dan semakin gencar menjahilinya. Alice tidak ingin memberinya panggung. Diam adalah tindakan yang tepat untuk membalas perbuatan Jake.

Suatu hari nanti, Alice yakin Jake akan merasa bosan karena tidak mendapat respon apapun darinya dan akhirnya berhenti mengganggunya.

Ruang ganti perempuan sedang kosong ketika Alice memasukki tempat itu. Sepertinya teman-teman kelasnya sudah selesai berganti pakaian. Alice menghela napas panjang. Ia lebih senang sendirian seperti ini daripada bersama anak perempuan lainnya. Mereka terlalu banyak menyindirnya secara terang-terangan di hadapannya.

Ceklek!

Ah, sepertinya Alice tidak bisa berganti pakaian dengan damai. Baru saja ada orang yang masuk ke dalam sana.

"Hey, sis..." Alice menoleh. Matanya membulat sempurna ketika melihat Jake yang berdiri di sana, bukan seorang murid perempuan.

Apa Jake sudah mulai gila? Ini ruang ganti perempuan! Bagaimana bisa ia masuk ke dalam sini?

"Uh-hu...nice view, sis..." Alice segera mengancingkan seragamnya kembali, namun ditahan oleh Jake.

Jake telah berdiri di hadapannya. Matanya meneliti lekuk tubuhnya seakan menelanjanginya. Salah satu ujung jarinya mulai menyentuh permukaan perutnya yang rata, membuat tubuhnya bergetar. Cepat-cepat Alice menepis tangan Jake sebelum ia kehilangan akal sehatnya.

"I don't know that you have this nice hot body..."

"Keluar, Jake. Ini ruang ganti perempuan." Alice tidak menggubris ucapan Jake yang memuji tubuhnya.

"Mau tidur denganku nanti malam?"

"Jake!" Alice melotot marah mendengar ucapan Jake itu. Semakin lama dibiarkan, Jake semakin berulah. Alice tidak bisa membiarkannya terus menerus.

Jake tersenyum miring. Dalam sekali hentakan, ia berhasil memutar tubuh Alice dan menghimpitnya ke loker. Kedua tangan Alice ia kunci di belakang tubuhnya, membuatnya tidak bisa berkutik.

"Jake!" Lagi-lagi Alice berseru marah, namun tidak diindahkan oleh Jake.

Jake mendekatkan wajahnya pada leher Alice, menghirup aroma alami tubuh Alice. Rasanya begitu memabukkan bagai candu yang membuatnya ketagihan.

Jake menyingkap seragam Alice yang belum sempat ia kancingkan, memperlihatkan bahunya yang mulus dan seputih susu. Jake benar-benar sudah tidak tahan. Ia mencium pundak Alice dengan rakus dan bahkan meninggalkan tanda kepemilikan di sana.

"Jake..." lirih Alice. Tubuhnya bergetar hebat karena perlakuan Jake. Ia juga seorang perempuan normal. Situasi ini dan perlakuan yang ia terima berhasil membangkitkan gairahnya.

Oh no. We're in trouble...

"Aku jadi semakin ingin menidurimu, sis..." bisik Jake dengan suara rendahnya yang terdengar begitu seksi. "Membayangkanmu mendesah kencang sambil memanggil namaku...ughh...Aku sangat menantikannya..."

"Itu tidak akan pernah terjadi!" balas Alice.

Disaat Jake ingin menyentuh Alice kembali, pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Jake dengan gerakan cepat segera melepas Alice dan bersembunyi dibalik deretan loker, sebelum akhirnya berhasil keluar dari ruangan tanpa diketahui oleh para perempuan yang baru saja masuk ke dalam sana.

"Belum selesai ganti baju? Apa yang kamu lakukan sejak tadi? Mr. Richard sudah menunggumu sejak tadi di lapangan!" ujar seorang perempuan yang baru saja memasukki ruangan itu.

"Ya, aku akan segera ke sana." Perempuan itu menatap Alice dengan sinis sebelum beranjak keluar dari sana.

Alice menghela napas panjang. Hampir saja ia ketahuan oleh teman-teman kelasnya. Apa jadinya jika mereka melihat pemandangan sensual tadi? Alice yakin ia akan dicemooh satu sekolah sebagai perempuan murahan.

Jake benar-benar mengetes kesabaranku...



Fullnya cek link di bio ya!
Thank you for your support 💕
Req? Komen atau DM aja ya ^^
Don't forget to like and follow💫

Sweet VenomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang