"Akh...Jen - " Tak henti-hentinya Minji mendesahkan nama Jeno setiap kali laki-laki itu menghujaminya.
Minji melingkarkan kakinya pada pinggul Jeno, memperdalam penyatuan mereka yang sebentar lagi akan mencapai puncaknya. Milik Minji telah berkedut hebat, memijat kejantanan Jeno yang terus bergerak di dalamnya.
Bermain dengan Jeno adalah sebuah hadiah terindah bagi Minji. Laki-laki itu sangat hebat dalam memuaskannya, membuat Minji ketagihan dan selalu menginginkan lebih. Jeno berhasil membuatnya merasa menjadi perempuan paling bahagia di dunia ini.
"Aku sampai...hhh...." Jeno mempercepat tempo permainannya, menggerakkan miliknya semakin brutal untuk mencapai klimaks.
"Aku juga...ahh...fast..."
"Ahhh.... i love you sayangg!"
"Jennn....akhhh!!" Pelepasan itu akhirnya datang. Tubuh Minji melenting sempurna, menciptakan gambaran seorang perempuan yang berhasil mendapatkan kepuasannya. Bersama dengan Jeno yang juga mencapai klimaksnya, mereka menciptakan perpaduan visual yang sempurna layaknya sebuah lukisan yang dilukis oleh seorang pelukis handal.
Jeno mencabut miliknya setelah mencapai klimaks, melepas pengaman yang ia gunakan demi melindungi sang kekasih, lalu membuangnya ke tempat sampah. Setelah itu ia kembali naik ke atas ranjang, berbaring di samping Minji yang masih terengah-engah, dan menutupi tubuh polos mereka dengan selimut.
Jeno membawa Minji ke dalam pelukannya lalu menciumi puncak kepala gadis itu. Tak henti-hentinya ia memberikan kasih sayangnya pada Minji, membuat kekasihnya itu tersenyum lebar dan berkata, " i love you so much, Jen..."
"Love you too, babe..." balas Jeno. Suara seraknya terdengar seksi di telinga Minji.
"Besok aku ada acara kumpul sama teman-temanku. Kamu mau ikut?" tawar Jeno. Minji tampak berpikir sebentar, berusaha mengingat-ingat jadwalnya besok.
"Dimana? Cafe biasanya?"
"Bukan, nanti aku kasih tahu kamu alamatnya."
Minji mengernyit bingung. "Kamu nggak jemput aku?" Pertantaan Minji itu mendapat gelengan pelan dari Jeno.
"Aku ada urusan penting besok sebelum acara itu. Kamu nggak apa-apa kan pergi sendiri? Nanti kita langsung ketemu di sana." Jeno mencium dahi Minji lalu turun ke bibir mungilnya. Perlakuan Jeno itu berhasil membuat Minji luluh dan akhirnya menyetujui ajakan Jeno.
"Oke," balas Minji. "Tapi malam ini kamu jangan pulang ya. Temani aku sampai besok pagi."
Jeno mengangguk setuju. Ia semakin membawa Minji masuk ke dalam dekapannya, membuat posisinya senyaman mungkin agar perempuan itu cepat terlelap. Sekali lagi Jeno mengecup puncak kepala Minji, sebelum akhirnya ia ikut memejamkan matanya bersama kekasihnya itu.
###
Minji telah sampai di tempat yang diberitahukan Jeno padanya. Jam menunjukkan pukul 7 malam. Ia berada di outdoor dan matahari telah tenggelam sepenuhnya, membuatnya sekitarnya menjadi gelap. Minji tidak tahu dimana Jeno berada. Ia sudah mengirim pesan pada kekasihnya itu, namun tidak kunjung mendapat balasan.
Minji mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Ia baru sadar tempat yang ia kunjungi itu tidak ada apa-apa. Tidak ada cafe seperti yang ia bayangkan. Hanya sebuah gedung kosong yang bagian atapnya sudah runtuh dan dikelilingi oleh tanah tandus.
Tempat apa ini sebenarnya?
"Kim Minji?" Seorang perempuan berpakaian seksi menghampiri Minji dengan senyum merekah di wajahnya. "Cari Jeno ya?"
"Iya. Kamu siapa?"
"Ayo ikut aku. Dia ada di dalam." Perempuan itu mengabaikan pertanyaan Minji dan segera menariknya masuk ke dalam gedung kosong yang ada di hadapan mereka.

YOU ARE READING
Sweet Venom
RomanceMature Content "All i need is the taste of yours" Enjoy my story