Loveless Marriage - Sunghoon

922 13 0
                                        

Kehidupan Seo Hayoon tidak pernah bahagia sampai di usianya yang ke-22 tahun.

Saat berusia 18 tahun, Hayoon harus kehilangan orang tuanya karena kecelakaan yang disebabkan oleh seorang pengemudi mabuk. Hayoon tidak merasa sedih saat itu. Sebaliknya ia marah kepada orang tuanya karena pergi dengan meninggalkan hutang jutaan won. Hayoon jelas tidak mampu membayarnya kala itu. Ia hampir menyusul orang tuanya karena tidak bisa mengatasi masalah hidupnya.

Beruntung Hayoon bertemu dengan sahabat ibunya. Ia yang membayar semua hutang keluarganya. Ia juga yang membayar biaya pendidikannya sampai saat ini. Sebagai gantinya, Hayoon harus menikah dengan putra tunggal sahabat ibunya yang berusia 4 tahun lebih tua darinya.

Hayoon tidak punya pilihan lain. Ia tidak ingin hidup di jalan atau menjadi buronan para debt collector. Menikah tanpa cinta bukan ide yang buruk. Ia hanya perlu bertahan sampai nanti ia bisa menghidupi dirinya sendiri dan tidak bergantung lagi pada sahabat ibunya.

Namanya Park Sunghoon. Laki-laki yang sudah menjadi suaminya selama hampir 4 tahun itu memiliki kepribadian sedingin es. Di awal pernikahan mereka, Sunghoon hampir tidak pernah berbicara sepatah katapun dengan Hayoon dan mengabaikan kehadiran perempuan itu. Namun mulai tahun kedua dan hingga saat ini, sikap Sunghoon sedikit berubah. Ia lebih banyak mencampuri kehidupan Hayoon yang membuat perempuan itu kesal.

Seperti saat ini, Hayoon sedang menghabiskan waktunya bersama sahabatnya - Kim Minji - di sebuah kedai makan yang tak jauh dari kampusnya. Mereka baru saja menyelesaikan ujian akhir semester dan ingin merayakannya dengan minum sepuasnya. Namun sejak tadi Sunghoon menelepon Hayoon tanpa henti, menginterupsi kesenangan Hayoon malam itu.

"Dimana?" Suara dingin Sunghoon menyapa indra pendengaran Hayoon ketika ia menerima panggilan dari suaminya itu. Ia tidak sengaja menerimanya karena mulai terpengaruh alkohol yang ia minum.

"Siapaaa ini???" seru Hayoon. Ia menjauhkan ponselnya dari telinga untuk melihat nama orang yang menghubunginya. "Ah...bajingan ini ternyata."

"Maksudmu suamimu yang bajingan itu?" tanya Minji. Ia sudah sama mabuknya dengan Hayoon. "Baguslah. Minta dia jemput sekarang."

"Hei! Kamu bicara apa sih? Mana mau dia jemput. Dia kan bajingan. HAHAHAHA...." tawa Hayoon tanpa memedulikan Sunghoon yang masih mendengarkan suaranya di seberang telepon.

"Dimana kamu sekarang? Aku jemput." Sunghoon memijat pelipisnya yang pusing mendengar celotehan Hayoon soal dirinya.

"No no no. Aku bisa pulang sendiri," tolak Hayoon. Ia mengangkat tangannya untuk kembali memesan 1 botol soju. "Bibi tolong 1 botol soju lagi!"

Sunghoon menghela napas panjang dengan kelakuan Hayoon di seberang telepon. Ia sudah mabuk berat, namun masih ingin menambahnya lagi. "Berikan ponselnya pada bibi. Aku mau bicara."

"Kenapa? Ah sudahlah. Bibi! Ada yang mau bicara denganmu." Hayoon melempar ponselnya begitu saja pada bibi pemilik kedai yang baru mengantar botol soju pesanannya.

Hayoon sudah tak terkontrol. Ia dan Minji sudah sangat mabuk. Mereka tidak lagi memedulikan sekitarnya yang menatap mereka dengan tatapan aneh. Bibi pemilik kedai juga mengabaikan pesanan soju mereka karena melihat mereka yang sudah sangat mabuk.

Beberapa menit kemudian Park Jeongwoo - kekasih Minji - datang ke kedai itu untuk menjemput kekasihnya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kondisi Minji dan Hayoon yang berantakan.

Awalnya Jeongwoo bingung bagaimana caranya mengantar pulang Hayoon. Rumah mereka tidak searah dan sekarang sudah larut malam. Kebingungan Jeongwoo berakhir setelah melihat Sunghoon memasuki kedai makan itu. Ia mengenal suami Hayoon itu dan bersyukur laki-laki itu datang.

Sweet VenomWhere stories live. Discover now