14. Tiga nyawa•••
"Ya, aku mengakui ada ramalan tersebut tapi bukankah dalam ramalan tersebut tidak di jelaskan ketiganya berhasil merebut dalam keadaan utuh atau sama sama hancur seperti penjaga menara ini,"
"Cih, terlalu menyombongkan diri," Ujar relia.
Naga itu menaikan satu alisnya, "Kalian hanya anak-anak yang lemah,"
Setelahnya ia mulai menyerang dengan menyemburkan api lagi ke arah mereka.
"Hanya itu saja?" Tanya Relia, "Rasakan ini," Serangan tsunami di sertai angin topan mengarah ke naga tersebut.
"Sialan,"
Naga tersebut kini sedikit melepaskan tubuhnya yang mengelilingi menara kemudian terbang melingkar membuat sebuah lingkaran api yang besar.
Melihat itu mereka mengumpulkan energi setidaknya bisa menghindari serangan tersebut.
Namun usaha mereka gagal ketika naga itu melempar panah api disertai semburan api tepat mengarah di wajah ketiganya.
Tak sempat menghindar. Syukurlah untungnya Rysta membuat gundukan tanah sehingga sedikit mengurangi serangan itu.
Rysta kira teman temannya aman, tapi tebakannya salah kini Rina malah tak sadarkan diri.
Menlihat hal itu, naga tersenyum remeh.
"Bahkan baru kekuatan kecil saja salah satu dari kalian sudah tumbang, dasar lemah,"
Naga itu kini kian menatap sombong ketiga bocah itu.
"Rel, bawa Rina lebih menjauh dan dinginkan tubuh Rina mengunakan kekuatanmu," Perintah Rysta.
Setidaknya salah satu dari mereka harus mengamankan Rina, memeriksa apa ada cedera serius atau tidak.
Rysta kemudian sedikit mengalihkan perhatian naga.
"AH... HA.. HA.. HA," Suaranya terdengar berat seperti manusia dewasa tapi ini bukanlah manusia, tapi seekor naga.
"Apakah temanmu mati jagoan? Mengapa melawan ku sendirian? Ingin mati juga"
Rysta mengangkat tangan kemudian melilit naga itu mengunakan akar yang memang sudah di beri sedikit ramuan supaya lebih bisa menahan api.
Hampir seluruh tubuh naga terlilit oleh kekuatan akar milik Rysta. "Pencuri, aku akan membalasmu,"
Naga itu mengerahkan seluruh kekuatannya membuat akar yang melilit tadi sedikit lebih longgar, tapi Rysta semakin melawan dan mengencangkan akar tadi.
Naga itu merasa hina, ia kini seperti cacing terlilit oleh akar.
Menyemburkan api sebagai perlawanan, lalu di balas oleh Rysta ya semakin kencang melilit tubuh naga itu.
Pertarungan sengit terjadi tidak ada satupun yang ingin mengalah.
Relia sudah selesai mengamankan Rina, langkahnya sedikit lebih lambat.
Memutarkan tangan untuk membuat gelombang air yang besar, setidaknya supaya naga itu tidak membuat kebakaran dimana mana.
Tapi detik berikutnya ia malah dibuat terkejut.
Ledakan besar terjadi, membuat hampir semua sudut yang hanya terdapat api kecil kini malah di sekitarnya terbakar.
Anehnya menara di sana masih saja terlihat kokoh tanpa ada reruntuhan sedikitpun.
Rysta dan naga itu yang membuat ledakan ini, keduanya sama sama terpental.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple Cla [ON GOING]
FantasyBerawal dari pintu kuno yang berada di rumah Clarysta, Tiga orang perempuan yang menjalin hubungan persahabatan itu terjebak di dalam dunia yang masih belum ada listrik sekalipun. "Nyai Bitha ambilin sampoo sunslik yang hijab!!! Biar kepala aku hala...