11. Satu tergenggam Satu terlepas
•••
Mereka kini berada pada hutan mangga, rasanya bagi Relia seperti berada pada surga dunia, lihat dia sekarang bahkan semena mena menyuruh Rysta untuk mengambilkan mangga untuk dia makan, "Rys, yang sana!" Rysta mengangguk.
"Rys sebelah kanan, seperti lebih matang,"
"Rys, atasmu"
"Rys, pohon sebelahnya sepertinya mangga arum manis, "
"Rys.... "
Rysta heran mengapa suaranya tidak berlanjut tapi terasa makin dekat di telinga, namun setelah ia menoleh untuk mengecek ia malah kaget ternyata Relia berdiri di sebelahnya.
Bedanya ia berdiri duduk karena ada akar-akar yang menopangnya sehingga ia gampang mengambil mangga di bagian manapun. Sedangkan Relia ia ternyata berdiri karena Rina geram mendengar suara Relia memerintah Rysta.
Sambil mengunyah mangga hasil buruan mereka, Rina berdecak "Cih, mental suruhan ambil sendiri! " Suruhnya
"Giliran udah di terbangin mingkem kau, Rel... hahahah," tawa Rysta melihat raut wajah Relia yang ketakutan.
Sial, tanpa mereka tau dari tadi ternyata sedang ada yang mengintai mereka.
••••
Setelah perut mereka terisi, mereka melanjutkan misinya yang sempat tertunda karena Relia merengek perutnya keroncongan.
Langit yang awalnya cerah lama kelamaan berubah warna di karenakan matahari mulai menenggelamkan dirinya.
'Krek' terdengar bunyi seperti ada yang menginjak dedaunan
Dengan segera mereka memasang wajah tegang dan memposisikan diri untuk melindungi satu sama lain, "Siapa di sana?" Tanya Rysta
Tak ada yang menjawab, hanya bau gosong saja yang bisa tercium oleh indra penciuman ketiganya
Wush, sedetik kemudian mereka di kagetkan dengan api besar yang hampir saja terkena badan mereka tapi secara tidak sengaja hal itu malah membuat Relia mengetahui apa kekuatannya.
Maji, kekuatan yang berkaitan dengan air.
Semua hal yang ada di air maupun ilmu apapun yang terletak di air semua bisa Relia kendalikan, asalkan dia bisa mengontrol emosi, tubuh dan jiwanya masih bersatu."Busett, bisa bikin tameng air kau Rel." Kagum Rysta.
"etdah, tau ndiri dah, " Sombong Relia.
Rina memilih untuk tidak ikut bergabung dengan keduanya, Rina menahan angin supaya kekuatan siluman itu tidak bertambah besar.
Di depan mereka adalah siluman api, Mengapa mereka tau ia adalah siluman api? Karena Rysta di beritahu oleh daun kering yang sudah menjadi abu tadi.
Konon siluman ini memang di tugaskan untuk menjaga hutan mangga ini dari maraknya penyihir yang mengunakan mangga ini sebagai alat perantara untuk memindahkan jiwa dari tubuh satu ke tubuh yang lain.
Mangga ini di sebut sebagai mangga bhavna, Mangga ini sedikit berbeda dengan yang lain karena berwarna biru ke unguan serta ada bercak hitam di sebagian sisinya.
Mereka memang ceroboh mentang-mentang di karuniai kekuatan jadi menyepelekan hal sekitar, mencuri mangga contohnya.
"HAHAHA..." Suara menggelegar siluman itu, "Santapan lezat malam ini, HA HA HA.." lanjutnya.
Siluman tadi mengumpulkan bola api besar di tangganya kemudian secepat kilat api tersebut mengarah pada Rysta, Rysta sempat menghindar tapi karena tidak terlalu fokus badannya tergores oleh ranting pohon, "shtt, sialan" Umpatnya sambil memegang tangannya yang tergores.
Tidak sampai di situ saja siluman itu kemudian membuat bisa mereka bertiga terangkat kemudian terbakar, tapi tidak semulus saat ia menyerang Rysta sebab dengan sigap Relia mengeluarkan lingkaran air yang besar untuk melindunginya dan temannya.
"Satu lawan satu kalo berani, dasar bocah ingusan," Ucap Siluman itu karena energinya mulai terkuras, selain di karenakan mengeluarkan bola api tadi juga di karenakan tidak ada pasokan angin yang bisa membuat ia menjadi besar.
Tak lupa juga dedaunan kering yang ia gunakan untuk membuat dirinya lebih besar entah kemana tidak bisa ia temukan padahal tadi sangat banyak.
Hal tersebut tidak semata mata terjadi secara tanpa sengaja, melainkan Rysta yang bisa mengubur dalam tanah hal-hal yang membuat Api tersebut semakin menyala.
"Menyala Abangkuuuu!!" Sorak kemenangan Rysta, yang bahkan menang saja belum, "Eh, padam Abangkuu!!"
"Lantas kau mau dimana?" Tanya Rina.
Siluman itu mengeluarkan tali api untuk meraih Relia dan memindahkan di tepi danau, dan mulai bertarung satu lawan satu.
bodoh malah di ajak di sumber kekuatan relia_batin Rina
Tak selang lama siluman itu di kalahkan dan memohon ampun ke pada Relia, benar apa yang di katakan Rina, mengapa pula ia memilih tempat di dekat danau sedangkan dia api dan sumber kekuatan Relia adalah Air.
Ketiganya sebenarnya saling berkerja sama untuk tetap membuat siluman api tidak mendapatkan sumber energi, dari Rina yang terus menerus menekan angin supaya tidak lewat dan Rysta yang menutupi hal-hal yang bisa membuat siluman api menjadi besar, seperti dedaunan maupun rerantingan kering.
Alih-alih memusnahkan siluman tadi mereka hanya mengampuninya saja, dikarenakan jika hutan ini tidak ada yang menjaga maka para penyihir yang mengunakan ilmu hitam akan semena mena mengambil mangga tersebut.
•••
Memasuki kawasan tempat disimpannya mahkota abisatya, mereka melawan siluman ular yang melilit ketiganya tapi dengan gampang Rysta melilitkan akar-akar sehingga ular itu musnah.
Tempat ini memiliki bau khas seperti bau pegunungan dan bau bunga matahari yang sedikit menyengat. Bagi Rysta dan Rina terlihat asing, namun siapa sangka Relia malah menyukai tempat ini.
Memasuki lorong tempat mahkota tersebut tersimpan, terdapat ribuan anak panah yang mengarah ke arah Mereka.
Namun dengan cekatan ribuan anak panah tersebut terjatuh ke arah bawah, di karenakan Rina mengunakan kekuatannya untuk menghentikan arah angin yang mengarah ke Mereka dan mengarahkannya ke arah bawah.
Semua di lalui dengan gampang namun masalah besar bagi mereka sekarang adalah mahkota tersebut tidak bisa di angkat dengan tangan kosong.
"Lantas bagaimana? Aku sudah mencoba mengunakan kekuatanku, udara tidak mampu mengangkatnya, " Eluh Rina.
"Aku sudah mencoba untuk mengangkatnya menggunakan akar yang tidak patah sekalipun, namun aku tetap tidak bisa menahannya," Jelas Rysta yang juga mencoba mengangkat mahkota tersebut.
Ketiganya bingung tapi Rysta menoleh ke arah Relia, "Rel, bukankah kau belum mencobanya? " Ucap Rysta. "Terdengar konyol memang mengangkat mengunakan air tapi bukankah mahkota ini memang berhubungan dengan air dan api,"
"Baik, akan ku coba, " Jawab Relia, dia mengeluarkan kekuatannya dan mahkota tersebut terangkat dengan sempurna.
Ketiganya bertepuk tangan karena keajaiban itu, kemudian entah apa yang terjadi dalam pikiran Rysta. Ia malah memposisikan mahkota abisatya di kepalanya teriakan kagum kini berubah menjadi teriakan kaget karena tubuh Rysta yang hancur berkeping-keping.
"RYSTAAA" Teriak Rina dan Relia
Rysta tersenyum lalu berkata, "Kita menyelesaikan misi kedua, Aku sudah tidak kuat di dunia ini, tolong ikhlaskan aku dan jangan menyusulku, aku pamit," Melihat tubuh Rysta yang tadi berkeping-keping kini berubah menjadi abu keduanya bingung dan menangis.
Entah apa yang harus mereka lakukan sekarang, tidak ada bocoran misi selanjutnya,mereka berdua juga tidak tau sedang dimana. Akar yang tadi melindungi mereka kini secara perlahan masuk ke dalam tanah lagi, tidak ada petunjuk apapun yang bisa mereka dapatkan.
•••
Next→
See you next chapter, jaga kesehatan semuanya, bye.
Saturday, 15 Jun 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple Cla [ON GOING]
FantasiBerawal dari pintu kuno yang berada di rumah Clarysta, Tiga orang perempuan yang menjalin hubungan persahabatan itu terjebak di dalam dunia yang masih belum ada listrik sekalipun. "Nyai Bitha ambilin sampoo sunslik yang hijab!!! Biar kepala aku hala...