bab 6

8 1 0
                                    

Acara ulang tahun Sehana gagal total akibat kedatangan pacar Enggar yang tiba-tiba mengamuk dan menjambak rambut Sehana.

Perlu di ketahui, Enggar dan Sehana sebenarnya adalah sahabat sejak kecil. Hubungan mereka renggang karena Enggar memiliki kekasih.

Della Puspita, pacar Enggar sejak dua bulan terakhir. Sifat posesif nya membuat leher Enggar seperti tercekik.

Sehana menatap mereka bergantian, kue ulang tahunnya hancur, Sehana menatap Arlanka yang ada di sampingnya.

Enggar menarik tangan Della untuk melepaskan tarikan rambut Sehana, wajah Sehana memerah menahan tangis.

"Kenapa sih? Lo ada masalah sama gue?" tanya Sehana keras.

"Dasar cewek gatau diri, murahan. Lo tau Enggar udah punya cewek tapi masih aja lo deketin dia" marah Della membabi buta Sehana.

Arlanka memeluk tubuh Sehana, menjaga nya dari amukan gila Della.

Arlanka berteriak marah, "Bawa cewek lo pergi dari sini atau gue seret dia ke jalanan.!" ujar Arlanka dengan wajah merah padam.

Sehana bagaikan adiknya, melihat dia di jambak seperti itu tentu membuat Arlanka ingin membalasnya lebih.

Sehana menatap keterdiaman Enggar, berharap Enggar akan membela nya. Namun seperti nya harapan itu harus ia kubur dalam-dalam.

Della di bawa pergi menjauh dari sana, Enggar tentu marah dengan kelakuan pacarnya ini.

"Del, lo kenapa datang-datang jambak orang sih?" tanya Enggar kesal, tentu saja kesal. Yang di jambak barusan itu sabahat nya.

"Lo?? Hah, ternyata bener ya kalau kamu itu suka sama Sehana anj*ng itu" maki Della

Enggar menarik nafasnya pelan, "Berapa kali gue jelasin, kalau gue sama Sehana sebatas sahabat kecil"

"Bohong, aku tau tatapan kamu berbeda saat natap dia, perempuan jal*ng sialan"

"Del, sifat kamu yang meledak-ledak gini tuh buat aku bingung, Sehana teman kamu juga kan, kamu sama dia satu tempat les renang"

"Bodoamat, aku nggak pernah nganggap dia temen"

"Aku sekarang malah ngga enak sama Sehana dan keluarga nya, acara nya kacau gara-gara ini--

"Jadi maksud kamu acaranya kacau karena aku? Iya??!"

"Cukup, Del. Tenangkan diri kamu dulu, nanti baru kita bicarakan lagi"

Di tempatnya, Sehana menatap nanar kue yang sudah hancur tak berbentuk. Kue ulang tahun pertamanya.

Acara nya bubar, Zion dan yang lain bahkan pamit untuk pulang. Tersisa Arlanka saja.

"Nanti kita pesan lagi kue nya, Zion tau kok tempatnya"

Bukan, bukan hanya tentang kue saja, tapi juga tentang Enggar.

Sehana tau bahwa hati nya jatuh cinta pada teman kecil nya itu.

Kecewa ketika melihat Enggar tidak melakukan apa-apa untuk membantu nya.

Sehana mulai membenci kehadiran Della di tengah-tengah mereka.

Kepalanya pusing akibat jambakan keras Della, rambutnya memang mudah rontok, ia menatap kosong ke arah Arlanka.

"Aku benci mereka" ujar Sehana dengan mata berkaca-kaca.

-

Keesokkan harinya, Sehana tidak masuk ke sekolah karena mengalami demam tinggi sejak semalam.

Keluarga nya membawa Sehana ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut, ternyata bukan hanya demam yang di alami Sehana, tapi juga gangguan pernapasan yang memang sudah ada sejak lama.

Ternyata dokter yang menangani Sehana adalah kakak laki-laki Enggar yang bernama Bagaskara Arkan.

Panggil saja dengan sebutan, Arkan. Lahir pada 19 juni 1999. Kini sedang melanjutkan s2 nya.

Arkan mengenal Sehana karena sejak kecil ia melihat adiknya bermain dengan Sehana.

Tapi sejak lulus SMA dulu, Arkan pergi ke luar negeri untuk kuliah dan baru pulang sekitar 5 bulan lalu.

Sehana juga jarang bermain kerumahnya akhir-akhir ini.

Saat memeriksa, Arkan bertanya kepada Sehana, "Sekarang jarang main kerumah"

Sehana menatap sekilas dokter Arkan, "Lagi musuhan sama Enggar" jawabnya malas.

Arkan tersenyum, "Apa karena Enggar punya pacar?" tebak Arkan tepat sasaran.

Sehana bergumam pelan, "Jangan lama-lama marahannya, ngga baik"

Zion mengajak Finka untuk menjenguk Sehana di rumah sakit, setelah menjemput nya di rumah Finka mereka langsung menuju ke sini.

Di luar ruangan sudah ada Zion, Finka, Enggar, dan juga Arlanka.

Sejak di sekolah tadi Arlanka mendiamkan Enggar hingga membuat Enggar tidak enak hati.

Temannya yang lain berhalangan hadir, mungkin nanti akan menyusul.

Mereka kini menunggu giliran untuk masuk ke dalam ruangan Sehana.

Dokter Arkan pun keluar ruangan setelah memeriksa, "Semua boleh masuk, kecuali saudara Enggar"

Enggar yang mendengar ucapan Abangnya lantas mengeluarkan protes, "Kok gitu, jangan kocak lo"

"Yang sopan, di sini gue bukan abang lo"


the DEFINITION of 831Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang