06

377 70 10
                                    


Apalagi kita, dua debu bintang yang sewaktu-waktu bisa mati oleh emosinya sendiri


YANG Hinata ingat selepas persidangan adalah media-media yang memberitakan perceraiannya dengan ramai, bahkan banyak sekali yang menarasikan bahwa Presiden Direktur Uchiha Company menitipkan pesan pada mantan istrinya 'saya hanya ingin Hyuuga Hinata-san lebih bahagia saja' hanya itu dan Hinata juga tak ingin bersikap tidak tau diri atau bahkan semakin memanasi banyak rumor, jadi ia membalas 'saya dan Uchiha Sasuke-san baik-baik saja, keputusan bercerai atas kesepakatan bersama' bahkan Hinata harus membohongi banyak orang untuk selamatkan reputasi mantan suaminya yang tergolong pemimpin perusahaan besar, satu dari sekian banyaknya tulang punggung Tokyo dan membohongi leluhurnya―Hyuuga Hiroshi yang pernah menjabat sebagai Gubernur Prefektur Kanagawa di masa lalu.

Keluarga Hyuuga memang banyak yang terjun di dunia politik dan indsutri hiburan, tapi memangnya Hinata punya andil sebesar apa untuk menyalahkan orang lain?

Hinata menghela napas ketika ia selesai melakukan pembacaan naskah dengan para aktor dan aktris dari film yang akan ia bintangi serta diskusi kostum dengan creative director and team, otaknya terlalu panas dan jiwanya berada di mana-mana, bahkan sejak tadi masih memikirkan bagaimana panggilan dari Kenichi yang bertanya padanya, bahkan pertanyaan itu terasa lebih cocok diarahkan pada Sasuke yang membuat semua keributan ini.

Jadi Hinata hanya meminta maaf, I promise I'll talk to you about this but later, okay? Kenichi-kun percaya sama Mama ya. Anggaplah Hinata pengecut tapi memangnya ia pernah siap diberi kenyataan setelah semua janji kebahagiaan yang pernah Sasuke berikan padanya?

"Hinata-san?" Hinata menolehkan kepala, melihat Shizuka salah satu stafnya, ia memberitahu tentang Sasuke dan Kenichi yang sudah berada di ruangannya, tepatnya di ruang tamu aktris SSH Entertaiment―agensi yang menaunginya.

Sebelumnya Hinata ingin mengajak mantan suami dan putranya itu ke kantin agensi sore ini, tapi melihat betapa populernya mereka akhir-akhir ini, Hinata mengurungkan niatnya. Tak ingin membuat Kenichi tak nyaman, bahkan setelah telpon itu, Hinata agaknya terlalu takut untuk menerima banyak tekanan lagi, perutnya akan terasa sakit dan mual, membuatnya pusing juga.

"Sudah lama?" Sapa Hinata ketika ia berjalan mendekat, Kenichi ada di gendongan Sasuke dan tersenyum melihatnya.

"Tidak." Sasuke menggelengkan kepalanya.

"Mama!" Uchiha Kenichi menengadahkan kedua tangan, meminta untuk digendong dan Hinata segera menangkap putranya ke dalam pelukan. "Senang hari ini?" Dan Kenichi mengangguk semangat, membuat Hinata tak jadi untuk duduk dan memandang Sasuke sekilas. "Jadwalku berakhir setengah jam lagi, kau ada rapat malam ini?"

"Ya, tapi—"

"Kalau begitu kau kembali saja, Sasuke-san." Entahlah, bayangan-bayangan masa lalu masih membuatnya sakit hati dan Hinata tak ingin menghabiskan banyak waktu dengan Sasuke. "Terimakasih, Sasuke-san."

"Kenapa kau selalu berterimakasih, Kenichi juga putraku, Hinata." Sasuke mungkin mengatakannya dengan lirih, tapi Hinata bisa melihat kefrustasian di mata mantan suaminya itu.

Lagi, Hinata mengabaikannya, ia lebih suka melirik Kenichi yang kini sudah mengantuk di pelukannya. "Tetap saja, kalau begitu sampaikan rasa terimakasihku pada Yukata-chan, serta Itachi-san dan Izumi-san." Balas Hinata lagi, ada canggung di antara keduanya, dulu ketika berada di persidangan tak ada hal lain selain saling menyapa dan basa-basi, rasanya semakin sulit bahkan ketika Kenichi ada, apalagi jika Kenichi seperti sekarang saat ia tertidur atau sedang tidak ada presensinya, terasa jauh lebih berat untuk bernapas.

The Broken Rings [On-hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang