Saat Violet terbangun, betapa terkejutnya ia ketika melihat Maximus sedang menatap dirinya dari sofa single yang berada dalam kamar Violet.
Lelaki itu menyender dengan kedua kaki terbuka; seolah duduk sebagaimana pria sejati duduk. Maximus hanya mengenakan celana bahan hitamnya, dadanya telanjang menampilkan tato miliknya.
Dan di tangan lelaki itu terjepit sebatang cerutu yang menyala, asapnya mengepul samar dengan bau tembakau yang menyengat penciuman Violet.
"Kau sudah bangun?"
"Sejak kapan kau duduk di sana?" Violet bertanya penasaran alih-alih menjawab pertanyaan Maximus. Ia mulai menguncir rambut panjangnya dengan jepitan yang berada di samping bantal.
Maximus menaikkan sebelah alisnya seraya berpikir. "Semalam," ucapnya sambil menghisap dalam cerutunya lalu menghembuskan asap putih itu dari mulut dan kedua hidung Maximus.
"Bagaimana kabar temanmu?" Violet bangun menghampiri Maximus dan mengambil cerutunya.
"Dia baik, hanya saja kekasihnya sempat tidak sadarkan diri," Maximus mencoba menjelaskan. Ia meraih tengkuk Violet dan mengecup lembut bibir perempuan itu.
Violet menarik sudut bibirnya, lalu berjalan menuju nakas. Menuang segelas air putih dan menghabiskan setengah, setengahnya lagi ia gunakan untuk mencemplungkan cerutu yang tadi Violet ambil dari tangan Maximus.
"Boleh aku menjenguknya? Jatuh ke jurang dan masih selamat sangat menakjubkan bukan?" pinta Violet setengah merengek.
Tapi maximus hanya menggelengkan kepalanya. Ia menolak permintaan Violet dan mulai mendekati perempuan itu, membuat Violet gugup dengan intimidasi yang Maximus lakukan. Violet terduduk jatuh diatas kasur, tepat di depan Maximus.
Perempuan itu mendongak agar dapat menatap wajah tampan Maximus yang sedang tersenyum tipis. Cahaya matahari yang menyusup masuk dan mengenai diri Maximus membuat pantulan silau saat mengenai retina mata Violet. Tanpa sadar Violet menyipitkan matanya.
"Aku ingin melanjutkan apa yang sudah kau mulai semalam," Maximus berucap pelan nan tenang.
Tanpa menunggu persetujuan Maximus. Lelaki itu sudah membuka celana bahannya dan menampilkan boxer miliknya yang tampak menonjol di bagian tengah, seakan hendak meronta minta dibebaskan.
Dengan lembut Maximus menangkup kedua pipi Violet, ia merunduk untuk kembali mencium perempuan itu, merasakan sensasi manis dari bibir Violet. Pelan namum dalam, ciuman itu semakin intens mereka rasakan. Lidah mereka saling bertaut sesekali menyesap dan mengulum kecil.
Maximus melerai ciuman gang telah mereka buat hingga kembali meninggalkan benang tipis liur yang membentang hingga terputus karena jarak.
"Berdirilah, buku gaun tidurmu." Dengan setengah memerintah Maximus membantu Violet berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia's Love Stories : The Gambler
RomantikAttention : Cerita ini memuat pokok bahasan yang mungkin sensitif bagi sebagian pembaca. Ada konten pemicu terkait pelecehan dan kekerasan, 21+ saja. Harap membaca secara bertanggung jawab. *** 𝐊𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐕𝐢𝐨𝐥𝐞𝐭 𝐁𝐫𝐚𝐜𝐤𝐥𝐞𝐲 𝐛𝐚𝐠...