Maximus mengenakkan jas hitamnya yang berkilauan, yang telah disiapkan dengan baik oleh seorang pelayan wanita berambut perak tadi pagi. Di belakangnya, Billy berdiri tegap, matanya yang tajam memperhatikan setiap gerakan tuannya yang sedang bersiap untuk pergi ke sebuah acara."Aku akan ke tempat Alfredo malam ini," ucap Maximus yang disusul anggukan kepala yang patuh dari Billy. "Tolong kau awasi Violet. Kau tahu, dia sangat pemberontak."
"Baik, Tuan," sahut Billy.
"Apa dia bisa tunduk padaku, Bil?" Maximus mengambil dasi hitam yang tersampir di pinggir kasur yang dilapisi satin. Cahaya rembulan yang masuk melalui jendela memantulkan kilau indah pada permukaan dasi tersebut.
Billy baru saja ingin membuka mulut, ketika Violet secara tidak sengaja membuka pintu kamarnya yang terbuat dari kayu mahoni itu.
"Ups, maaf. Kupikir tempat ini toilet, seluruh pintu di rumah ini sama sih," ucapnya dengan nada mengejek.
Maximus memberi isyarat agar Billy meninggalkan mereka berdua.
"Kau ingin pergi?" Violet berjalan menuju ranjang, mendekati Maximus dengan langkah yang anggun.
"Apa kau tak ingin aku pergi?" Maximus berbalik, menatap Violet dengan pandangan yang intens.
Perempuan itu semakin mendekat, dengan gerakan yang menantang, seolah menguji Maximus. Setiap langkahnya dipenuhi dengan sensualitas yang menggoda. Violet mengenakan sebuah dress berwarna biru kehitaman, dengan kerah yang membentuk huruf V yang terbuka lebar.
Maximus menahan dirinya dengan susah payah, berusaha menahan hasratnya agar tidak tergoda oleh kecantikan perempuan di depannya. Tangan Violet dengan lembut membuka ikatan dasi yang baru saja Maximus pasang dan membuka kancing atas kemeja pria itu sambil berkata, "Kau terlihat lebih tampan seperti ini," bisik Violet dengan suara pelan.
Tidak tahan dengan godaan Violet, Maximus mendorong perempuan itu dengan kasar hingga mereka berdua jatuh ke kasur dan saling bertindihan. Ekspresi wajah Violet berubah menjadi panik saat melihat senyuman jahat di bibir Maximus. Lelaki itu menciumnya dengan penuh nafsu, membuat Violet kewalahan dengan permainan lidah Maximus. Setelah beberapa saat, Maximus melepaskannya. Ia membenarkan posisi tubuhnya dan berdiri tegak.
Violet terdiam, tidak pernah menyangka bahwa Maximus akan membalas perlakuannya dengan begitu berani. Perlakuan yang sebenarnya ia sengaja lakukan untuk menggoda lelaki itu.
"Jangan pernah menggodaku lagi, atau aku tidak akan bisa mengendalikan diriku!" seru Maximus dengan suara dingin, lalu pergi meninggalkan Violet yang masih terpaku di ranjang.
Violet merasa kalah dalam rencana yang ia susun. Bagus, senjata makan tuan, Vi. rutuknya.
»»--⍟--««
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia's Love Stories : The Gambler
RomanceAttention : Cerita ini memuat pokok bahasan yang mungkin sensitif bagi sebagian pembaca. Ada konten pemicu terkait pelecehan dan kekerasan, 21+ saja. Harap membaca secara bertanggung jawab. *** 𝐊𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐕𝐢𝐨𝐥𝐞𝐭 𝐁𝐫𝐚𝐜𝐤𝐥𝐞𝐲 𝐛𝐚𝐠...