sixteen

65 3 2
                                    

-Harry pov-

Aku hanya terduduk, sambil bekas luka di wajahku di bersihkan oleh Sophia dan Liam yang berusaha nenanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Aku tak bisa menjelaskannya, tapi jika aku menjelaskan mungkin saja Liam akan membantu.

"Em, aku langsung pada inti saja ya Li" ucap ku perlahan

"Baiklah"

"Jadi sebenarnya, Niall dan Kayla bekerja sama untuk menghancurkan ku dan Ingrid. Dan kalian tau, sebenarnya saat dulu Kayla masih berpacaran dengan ku, mereka juga sedang menjalin hubungan. Kayla juga bukan seorang dokter yang di tugaskan di London. Kelebihannya menjadi mata mata memudahkan dia untuk melakukan ini. Dan sampai sekarang aku belum tau motif mereka melakukan ini apa. Dan aku sedang berusaha melindungi Ingrid dari segala ancaman, jaga Sophia juga Li kita tak tau apa kalian akan menjadi sasarannya juga"

"Ha? Benarkah ini Hazz? Bajingan sekali lelaki itu" ucap Liam

"Nah sudah selesai Hazz, ini akan cepat sembuh" ucap Sophia

"Terima kasih banyak Soph, aku permisi dulu ya" aku langsung beranjak dari tempat ku dan sedikit menjauh. Aku akan menelfon Paul

Call: Paul

Paul: Selamat sore Hazz

Harry: Sore Paul, kerahkan beberapa anak buah mu datang ke mari rancang strategi sebaik mungkin, dan karna hari mulai malam tolong jaga kami semua.

Paul: Baiklah Hazz, akan segera ku laksanakan. Ada pesan lagi?

Harry: Siapkan dua tiket penerbangan ke Chicago untuk besok. Dan jemput aku di sini pukul 4 dini hari. Tolong jangan terlambat sedikit pun. Sore Paul

Setelah menelfon Paul aku langsung bergegas mencari Ingrid.

"Ingrid!, kemari cepat aku ingin berbicara pada mu" aku melihatnya sedang duduk sendirian, termenung dan masih mengeluarkan air mata. Aku memutuskan untuk menghampirinya.

"Hey, kau kenapa? Sudahlah jangan pikirkan itu lagi. Aku di sini untuk menjaga mu" aku berjongkok di hadapannya dan menghapus air matanya. Dengan tiba tiba ia langsung memeluku.

"A.a.aku takut Hazz, a.aku takut. Kenapa Niall bisa sejahat ini?" ucapnya dengan tersedu sedu

"Tenang lah, kau tak akan ketakutan lagi. Aku di sini untuk mu" ucapku berusaha menenangkannya

"Maafkan aku Harry, dulu aku pernah salah menilai mu" ucapnya sambil melepas pelukannya

"Tak apa, dulukan kita juga baru kenal"

"Terimakasih"

"Em Ingrid, apa kau bersedia bekerja sama dengan ku, membalas Niall dan Kayla?" oh ayolah Noy, mau lahh

"Ya! Aku mau. Tentu" ucapnya sambil menghapus air matanya

"Oke baiklah akan ku jelaskan dulu semuanya, aku punya anak buah bernama Paul, aku rasa dia sedang ada di sekitar sini. Dan besok pagi sekali sekitar pukul 4 dia akan menjemput kita disini, dan aku sudah memesan 2 tiket penerbangan ke Chicago. Kita akan terbang besok dan semua kita atur semua di sana hanya beberapa hari saja, dan setelah semua siap kita akan segera pulang ke London dan membalas semua, dan di sana aku akan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, aku tak mau kau terus memikirkan dan selalu penasaran dengan Niall. Apa kau setuju?" jelasku

"Baiklah aku setuju"

"Oke siapkan semua barang barang mu" aku berdiri dari posisi ku dan hendak meninggalkan Ingrid

"Em Harry?" aku menunduk dan kembali berjongkok

"Iya ada apa?" balas ku sambil membelai rambutnya dan mengaitkannya di belakang telinga

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Are We Done YetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang