^-^*^-^
Hari masih begitu pagi. Matahari juga masih tampak malu-malu di ufuk timur. Namun sebuah berita mengerikan telah tersiar dan menggemparkan seisi desa. Berita tidak terduga yang berhasil membuat mereka yang mendengarnya bergidik ngeri.
"Sejauh ini katanya ada empat jasad yang ditemukan. Tiga laki-laki dan seorang perempuan." Salah satu wanita membagikan informasi yang ia dapat.
"Benar!" sambar yang lain. "Kudengar mereka adalah Hansel dan teman-temannya."
"Hansel? Anak laki-laki yang sering mabuk dan berkeliaran bersama teman-temannya di tengah malam?" Seorang wanita lain bertanya sembari memilih apel yang ingin dibeli.
"Ya," ujar wanita pertama. "Dan kalian tahu apa yang aneh? Katanya jasad mereka ditemukan di lokasi berbeda."
"Hell! Bagaimana bisa si pembunuh menghabisi mereka di tempat berbeda?" Wanita ketiga berhenti memilih apel dan memusatkan perhatiannya pada wanita pertama.
"Menurutku pembunuhnya pasti lebih dari satu orang," cetus wanita kedua. "Bukankah mustahil seseorang dapat membunuh empat orang di lokasi berbeda hanya dalam beberapa jam?"
Dua wanita lainnya tidak langsung menjawab. Dahi mereka berkerut, tampak berpikir keras.
"Mungkin memang lebih dari satu orang." Sang penjual buah tiba-tiba menimpali. "Kita tahu ada banyak warga yang membenci Hansel dan kelompoknya. Mereka terlalu sering membuat kekacauan."
"Sebenarnya aku juga sempat berpikir demikian," sahut wanita pertama. "Tetapi..."
Wanita itu mendadak terdiam. Raut wajahnya menunjukkan keengganan untuk melanjutkan cerita.
"Ada apa?"
"Hei, jangan membuatku penasaran."
"Ya, ada apa? Katakan saja."
Tatapan penuh rasa ingin tahu dan desakan dari orang-orang di sekelilingnya membuat wanita itu akhirnya tidak memiliki pilihan. Lalu dengan volume suara yang lebih pelan serta tubuh yang sedikit menunduk, ia berujar, "aku mendapat informasi dari saksi mata yang pertama kali menemukan jasad-jasad itu. Dia berkata bahwa Hansel dan teman-temannya tidak terlihat seperti korban pembunuhan."
Penjual buah dan dua wanita lain mengernyit bingung.
"Tidak ada bercak darah yang ditemukan di tempat kejadian. Setetes pun tidak."
"Bahkan," sambung wanita pertama lagi. "Tidak ada luka yang tampak di tubuh mereka, yang sekiranya dapat menyebabkan kematian. Benar-benar tidak ada jejak penganiayaan."
"Yang benar saja!"
"Itu tidak mungkin!"
"Jika bukan pembunuhan, lalu apa?" tanya nyonya penjual buah.
Wanita pertama menggeleng singkat. "Aku tidak tahu pasti. Tetapi menurut saksi mata, mayat Hansel dan teman-temannya terlihat begitu pucat seperti kehabisan darah."
"Itu sangat mengerikan!" Wanita yang sebelumnya memilih apel kembali terperangah. "Bagaimana seseorang dapat menguras darah orang lain tanpa membuat luka?"
Wanita kedua menyahut penuh spekulasi, "bisa saja sebenarnya mereka diserang hewan buas dari hutan, bukan? Atau keracunan sesuatu?"
"Tetapi selama kita tinggal di sini tidak pernah ada kasus penyerangan hewan buas," bantah wanita pertama.
"Ya." Wanita ketiga mengangguk. "Bahkan kemarin ada seorang penjelajah yang tersesat selama berhari-hari dan dia kembali tanpa luka."
"Lalu memangnya ada racun atau apapun yang bisa menguras darah seseorang?" tanya wanita pertama lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blue Eyes
VampirMeski begitu menyukai kisah Cinderella, Arabelle tidak pernah berharap akan menjalani kehidupan seperti Sang Putri. Kematian mendadak ibunya, lalu kehadiran wanita lain yang dibawa ayahnya untuk menggantikan Sang Ibu sebagai nyonya rumah. Posisi seb...