4

400 42 5
                                    

Happy reading







   5 jam setelah kejadian itu. 

matahari sudah terbenam. Yunho memperlambat lari kudanya. dia mendongak memandang kearah langit yang cerah dan berbintang. dibelakang kuda Jaeyun juga melambat, terdengar jika adiknya itu menangis sepanjang jalan. 

mereka berhenti tepat didepan sebuah gua yang disebelahnya mengalir air. Yunho meloncat dari atas kudanya dan menambatkan tali kendali kudanya kearah pohon terdekat. Jaeyun menyusul turun dan meniru perbuatan kakaknya. 

setelah itu Jaeyun langsung maju dan memeluk erat Yunho. menangis lebih keras. Yunho menunduk sedih dan balas memeluk adiknya itu. "Sshh.. jangan nangis lagi.." gumam Yunho sembari mengelus elus punggung Jaeyun. 

"Bagaimana keadaan dad dan mom? apa mereka akan baik baik saja?" tanya Jaeyun sedih. Yunho hanya menggeleng. dia tidak tahu apa yang akan terjadi kepada orang tua mereka. untuk sejenak yang terdengar hanya isakan pelan Jaeyun. 

setelah lima menit, Yunho melepas pelukannya dari sang adik. lalu dia mengecek pelananya, apakah dia disediakan senjata oleh para pelayan tadi. rupanya dia disediakan beberapa pisau besar dan juga pedang. 

"Kamu tunggu didekat kuda kita, oke?" ujar Yunho sembari menoleh kearah Jaeyun sembari melempar pisau panjang kepada Jaeyun. Jaeyun menyambarnya dan mengangguk. Yunho segera berlari ketengah hutan dan lenyap. 

Jaeyun bergerak dan menyeka air matanya. dia melihat kesekitar dan lalu memutuskan untuk memarang beberapa pohon yang tidak terlalu besar disisinya. setelah itu dia memotong kayu kayu dan menumpuknya. 

pemuda itu membuka salah satu tas dan mengeluarkan korek api. dia menyalakan api dan lalu api menyala. suasana jadi cukup terang dan hangat. setelah itu Jaeyun duduk dengan tangan tetap memegang pisaunya. 

satu jam kemudian Yunho kembali sambil membawa dua ekor kelinci. kelinci kelinci itu sudah mati. Jaeyun meloncat sendiri dan meraih satu kelinci itu. keduanya duduk berhadapan dan mulai menguliti kelinci kelinci gemuk itu. 

mereka berdua sudah dibiaskan untuk hidup seperti oleh Jaehyun dulu. jadi mereka tidak terlalu sulit untuk beradaptasi dengan kondisi mereka sekarang. 

setengah jam kemudian dua kakak beradik omega itu sudah makan dalam diam. mereka sibuk dengan pikiran mereka masing masing. "Song Mingi sialan.." Yunho mengumpat dalam hati. dia melayangkan pandangan kearah kuda kuda mereka yang sedang merumput disisi mereka. 

"Hyung.." 

"Ya?" 

"Sampai kapan kita harus menjauh dari kastil?" 

"Sampai kita mendapat kabar soal kerajaan kita" 

Jaeyun memandang lamat lamat wajah cantik Yunho, lalu dia menerawang kearah api yang bergemelutuk didepan mereka. "Jika.. jika kerajaan kita berhasil dikuasai oleh klan Song.. apa yang akan kita lakukan?" tanya Jaeyun dengan gugup. 

rahang Yunho mengeras. "Terpaksa kita harus lari kekerajaan Choi. aku yakin Jongho membawa lari Yeosang kesana juga.." jawab Yunho. dia menyeka sudut bibirnya dan lalu mendongak memandang kearah langit yang cerah lagi. 

malam kedua omega itu hanya bisa tidur meringkuk didalam gua itu. 

__________________________________________

  dua minggu berlalu cepat. 

disebuah pasar ditepi paling luar daerah yang adalah dulunya daerah klan Jeong.. Yunho dan Jaeyun melangkah bersebelahan. dipasar itu ada banyak orang orang asing yang memakai tudung. jadi tampilan mereka tidak mencurigakan. 

RUN! [MINYUN/HEEJAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang