Hallo!
Jangan dibaca dulu, masih banyak typo. Beneran, bsk aja bacanya...
NB : Udah dibenerin typo nya. Tapi klo ada yang nyangkut manusiawi🙂🙏18. Menjadi Dekat?
Dengan perlahan dan hati-hati Dylan membuka pintu perpustakaan agar tidak menimbulkan suara, tapi decitan suara pintu tua perpustakaan tetap berbunyi walau pelan. Dalam hati, Dylan sangat bersyukur pada Tuhan karena perpus pagi itu masih sangat sepi. "Emang paling bener ke perpus itu pagi-pagi, masih sepi-sepinya. Kan jadi berasa perpus milik sendiri," batin Dylan senang.
Setelah menyimpan tas dan hanya membawa alat tulis serta laptop, Dylan segera mencari tempat duduk. Saat pandangan Dylan tak sengaja terpokus pada seorang gadis yang duduk dengan tenang sambil membaca, tanpa sadar Dylan berjalan mendekat dan menaruh barang-barangnya di meja yang sama dengan gadis itu. Dylan tersenyum tipis karena si gadis tetap tenang membaca tanpa terganggu.
Karena niat awal Dylan ke perpustakaan adalah untuk mencari referensi tambahan untuk tugas akhir. Dia segera menyusuri rak-rak buku yang dia butuhkan. Sesekali Dylan akan melihat gerak-gerik si gadis yang belum sadar dengan kehadirannya. "Seseru apa bukunya? Sampe orang ganteng kayak gue di cuekin?" pikir Dylan cemburu.
Dylan menggeleng dan berdehem untuk menyadarkan pikirannya yang mulai melantur, "Lo mikir apa sih?" dumel Dylan pelan.
Namun, si gadis mendengar dehem Dylan dan menoleh ke arah Dylan yang juga menatap ke si gadis. Pandangan keduanya terkunci dalam hitungan detik dan terputus setelahnya. "Udah lama?" tanya Dylan membuka obrolan keduanya.
"Belum Kak," jawab Adira-gadis yang diperhatikan oleh Dylan. "Kakak sendiri dari tadi?" tanya Adira balik, karena dia benar-benar tidak sadar dengan kedatangan Dylan.
"Hem. Kurang tahu, tapi gue ke sini udah ada lo duluan."
Adira mengangguk, dia bingung ingin menjawab apa. Ingin rasanya dia menghilang dari sana saat itu juga.
"Temen-temen lo?"
"Kami beda kelas Kak."
"Temen sekelas?"
"Gak deket sama temen sekelas," jawab Adira dengan suara pelan.
"Kakak sendiri? Tumben sendiri, biasanya sama Mas Raden juga." Adira mencoba mencari topik lain, agar Dylan tidak menanyakan lebih lanjut.
"Gak tau," jawab Dylan.
"Kok gak tau?" heran Adira. "Mereka temen Kakak loh!"
"Kami memang teman, tapi gak harus selalu tau kan Ra?" tanya Dylan balik.
Adira mengangguk.
Dylan yang sudah menemukan buku yang dia cari, membuka laptopnya. "Gue sengaja ke perpus sendiri. Tugas gue kurang dikit, sedangkan mereka udah kelar," ujar Dylan menjelaskan tanpa Adira minta.
Adira kembali mengangguk, karena tidak tahan dengan kecanggungan di antara mereka Adira berniat untuk pergi. Namun, Dylan menahannya dengan sebuah pertanyaan.
"Gue mau tanya," ujar Dylan.
Adira diam menunggu pertanyaan Dylan.
"Lo mau jadi pacar gue?" tanya Dylan to the point.
Adira yang mendengar pertanyaan Dylan tidak bisa menutupi rasa terkejutnya. "Kakak mabok?" tanya Adira.
Dylan menghembuskan napas berat. Dia menggeleng pelan, "Kalo gak nyaman duluan gapapa. Gue mau lanjut nugas," ucap Dylan mengalihkan topik.
****
Belum genap sehari, semua pasang mata menatap Adira dengan tajam. Mulai dari tatapan tak suka sampai tatapan kagum. Sebuah berita yang baru saja tersebar dalam hitungan jam membuat Adira benar-benar tak nyaman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih Dylan✓
EspiritualNazima Adira Alifa Al-Ghifari, gadis berusia 18 tahun yang baru masuk ke dunia perkuliahan. Di usia yang baru beranjak dewasa ini merupakan masa pencarian jati diri. Di masa ini pula, dia jatuh cinta. Jatuh cinta adalah fitrahnya manusia, setiap man...