REZORA| 9. Awal Persahabatan

27 6 2
                                    

Azora masuk kedalam kedai kafe matanya mencari seseorang yang sudah membuat janji bersamanya, Seseorang yang melihat kedatangan Azora langsung melambaikan tangan untuk memberikan kode pada Azora.

"Ra. Sini!" Panggil orang itu

Azora dengan cepat berjalan menghampiri meja yang sudah di duduki oleh sahabatnya itu "Udah lama nunggu nya?" Tanya Azora lalu menarik kursi dan duduk disana.

Prisila menatap Azora kesal "Kebiasaan lo dateng telat mulu"

Azora tertawa pelan mendengar nada kesal Prisila "Sorry Sil gue tadi ada urusan bentar"

"Gue maafin lo asalkan lo bayarin semua pesenan gue" Ucap prisila dengan wajah tanpa dosa.

Azora melirik meja makan didepannya dengan wajah cengo, bagaimana bisa Prisila menghabiskan makanan dengan porsi sebanyak itu "Lo gila pesen makanan sebanyak itu?" Tanya Azora tak habis pikir.

Prisila menatap sebal Azora "Salahin lo yang datengnya lama"

"Iya, iya nanti gue yang bayar semuanya. Puas lo?" Kesal Azora yang membuat Prisila tertawa.

Prisila membetulkan posisi duduknya menjadi lebih condong kedepan "Tapi Ra, lo serius kalau lo kolaborasi sama Band sekolah baru lo?" Prisila sudah mengetahui semua yang terjadi dengan sahabatnya itu.

"Lo liat muka gue!" Azora ikut memajukan wajahnya agar Prisila melihat wajahnya itu secara jelas "Adakah muka-muka bercanda" Prisila mengerjapkan matanya lalu kepalanya menggeleng.

"Udah lo nggak perlu masang muka sedih lo itu, jelek tau nggak" Prisila mengeplak kepala Azora pelan "Pokoknya kalau gue udah pindah sekolah lo pasti nggak bakal ada yang ganggu, tenang aja Prisila siap mejaga nyonya Aqulia" Wajah konyol serta alis yang diangkat membuat Azora yang melihatnya jijik.

"Gue bisa jaga diri gue, kalau lo pindah bukan lo yang jaga gue melaikan sebaliknya"

Prisila menunjukkan cengirannya "Ya kan lo bisa bela diri Ra, liat aja waktu itu lo berantem sama si Serra"

Azora memiliki kemampuan bela diri yang lumayan, Brata selaku Papanya selalu menyarakan agar semua anaknya itu berlatih bela diri. Terlebih lagi Brata memiliki 3 anak yang dimana semuanya perempuan jadi tidak memungkinkan untuk Papanya itu bisa menjaga mereka. Awalnya Azora, Debora dan Amara menolak tapi mendengar kek khawatiran Papa mereka jadi mereka semua akhirnya mau berlatih.

Prisila mendekatkan bangku agar lebih dekat dengan Azora "Ngomong-ngomong nih Ra, Gue mau dong latihan bela diri"

"Yaudah latihan aja"

Prisila tersenyum kecut, ini Azora tidak peka sekali "Gue pengennya lo Ra yang ngajarin gue"

Mendengar itu dengan cepat Azora menolak "Ogah lo cari aja yang lebih ahli jangan gue, lo ribet nanti kepukul dikit nangis. Ngajarin lo sama aja kaya ngajarin anak bocil"

Azora mengangkat tanganya untuk memanggil Waiters "Mau pesen apa mbak" Tanya Waiters ketika sudah didepan Azora.

Azora membuka buku menu melihat-lihat makanan yang tersedia dibuku menu itu "Saya pesen es stroberi tapi kasih milik. Sama steak level pedasnya"

Waiters itu menulis pesanan Azora "Udah itu aja mbak ada yang mau ditambah?" Tanya-nya

"Lo mau pesen lagi" Azora menatap prisila

Prisila dengan cepat meleggelengkan kepala "Nggak gue udah kenyang"

"Udah mbak itu aja" Ucap Azora pada Waiters

"Baik Mbak mohon di tunggu untuk pesannya" Kemudia Waiters itu menunduk dan pergi meninggalkan tempat duduk Azora dan Prisila.

"Lo beneran mau pindah sekolah lagi?" Azora menatap serius Prisila, Prisila sempat mengabari semalam bahwa ia akan pindah ke sekolah tantenya, Ia dan Prisila berteman sejak 3 tahun yang tepatnya ketika Azora masuk sekolah.

REZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang