Erlin sang mentari

75 17 0
                                    


Happy reading.

Pagi di kediaman Ardiansyah sudah dibuat heboh oleh pertengkaran Rossa mama leora dan Ardi papa leora.

"Pagi - pagi gak malah nyenengin hati istri malah bikin kesel aja. Kamu gak lupa kan kalo aku udah lama gak ke salon, udah satu bulan lebih. Kulit aku sekarang kusem, dekil, bruntusan. Kamu malah gak mau ngasih uang. Suami macam apasih kamu ini? Lama lama aku minta cerai dari kamu!" Teriak mama Rossa

"Cerai? Kamu minta cerai? Kalo bukan karena leora mungkin dari dulu kamu udah aku cerain. Kamu gak kasian apa sama leora. Dia harus punya orang tua yang gak lengkap." Jawab papa Ardi.

"Dari pada aku tersiksa hidup sama kamu mending aku minta cerai aja."

"Mah, pah, udah kalian jangan berantem. Masih pagi, aku capek dengernya." Lerai leora.

"Gak peduli! Mama sekarang mau pergi dari rumah ini." Setelah mengatakan itu Rossa kemudian berlari menaiki tangga dan mengambil kopernya. Sedangkan para art yang ada dikediaman Ardiansyah hanya bisa terdiam tidak melerai keduanya karena takut dipecat jika mencampuri urusan majikannya.

"Mama jangan pergi mah, jangan tinggalin leora." Teriak leora sambil menyusul mamanya yang hendak menaiki taksi.

"PERGI! JANGAN NARIK NARIK KOPER MAMA! MAMA MAU PERGI BUAT APA HIDUP DISINI KALO MAMA GAK BAHAGIA!" Setelah mengatakan itu dengan teganya Rossa mendorong leora hingga terjatuh.

"LEORA." Teriak Erlin yang melihat Leora didorong oleh mamanya, kebetulan ia akan menjemput Leora untuk berangkat ke sekolah. Kemudian ia memeluk leora dari samping.

"Tante seharusnya jangan dorong Leora, bicarakan baik baik."

"SAYA GAK PEDULI! DAN KAMU MULAI SEKARANG KAMU BUKAN ANAK SAYA LAGI!" Kemudian Rossa pergi menaiki taksi dan berlalu pergi meninggalkan leora yang menangis histeris. Tubuh leora meluruh kepermukaan tanah, Erlin yang melihat itupun mendekap wajah Leora ke dadanya.

"MAMA JANGAN TINGGALIN LEORA MA, LEORA SAYANG SAMA MAMA." Bersamaan dengan itu petir tiba tiba menggelegar dan mendung, hujan pun tiba dengan deras mengguyur tubuh Leora dan Erlin.

"Maafin gue leora, gue gagal buat keluarga Lo bersatu, gue gagal jadi anak yang baik bagi keluarga Lo, gue gak becus berada di tubuh Lo. Kalau suatu saat Lo mau ngambil tubuh Lo kembali, gue ikhlas kok."

"Leora udah tenang, mama kamu pasti kembali, mungkin mama kamu lagi nenangin diri sementara waktu." Bujuk Erlin supaya leora menghentikan tangisannya.

"Erlin hiks mama pergi hiks ninggalin aku. Mungkin mama hiks kecewa karena aku hiks cuma buat beban keluarga hiks aja." Ucap leora dengan tangis yang tersedu sedu, memilukan hati Erlin.

"Udah sekarang ayo masuk, kamu nanti sakit kehujanan." Ucap Erlin.

"Gak ma--

Belum sempat Leora menyelesaikan ucapannya kesadarannya telah menghilang/ pingsan.
Erlin kemudian membopong tubuh leora.
Perhatian Erlin kepada leora itu tidak luput dari pandangan Ardi yang berada di balkon kamarnya.

"Andai aja dulu aku gak terlalu manjain Rossa dengan uang pasti sekarang dia menjadi wanita yang mandiri dan ibu yang baik untuk Leora." 

"Maafkan papa nak, papa gagal menjadi kepala keluarga." Lirih Ardi menyesal.

🌚🌚🌚

"Bi tolong gantiin bajunya Leora yang basah, aku mau ambil kompresan dulu soalnya Leora demam." Ucap Erlin.

Transmigrasi Leora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang