Sebelum memulai membaca, sebaiknya kita berdo'a terlebih dahulu.
Bismillahirrahmanirrahim.
Jangan lupa follow, vote dan komen. Dan tandai kalo ada yang typo.
Happy Reading
***
"Hei, berhenti!" teriak salah seorang guru yang sedang mengejar muridnya yang ketahuan membolos.
Namun murid tersebut bukannya berhenti, ia malah semakin mempercepat gerakan larinya.
"Hei, berhenti."
"Berhenti!" Teriakkan demi teriakan terus guru itu lontarkan di sepanjang lorong. Sampai-sampai semua murid yang ada di setiap kelas, teralihkan perhatiannya oleh suara itu.
"Sialan. Guru itu masih ngejar gue," gumam Delvin, ketika melihat ke arah belakang, untuk memastikan guru itu masih mengejarnya atau tidak.
Delvin calixto hibrizi. Siswa kelas 10 yang terjebak di kelas stupid, kelas yang paling bawah di antara kelas lainnya. Siswa yang berada di kelas stupid dianggap memiliki prestasi akademis yang paling rendah. Mereka sering kali mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan mencapai nilai yang memadai. Siswa di tingkatan ini, juga sering kali mendapatkan perlakuan yang kurang adil dan fasilitas yang minim. Dimulai dari toilet yang kurang layak, internet yang tidak lancar, bahkan jam makan siang sedikit lebih lambat dari kelas-kelas lainnya.
Delvin semakin mempercepat larinya. Dan dia segera masuk keruangan yang entah ruangan apa itu, Delvin tidak mengetahuinya. Karena Delvin adalah siswa yang baru saja memasuki kelas 10 bisa di bilang Delvin adalah siswa baru. Setelah memasuki ruangannya Delvin segera menutup pintu ruangan itu.
"Huhh... Kemana, anak, itu pergi?!" ucap guru itu, yang berada di depan ruangan tempat Delvin bersembunyi. Guru itu melihat ke kanan, dan ke kiri memastikan muridnya lari ke arah mana. Setelah itu, guru itu segera pergi untuk mencari muridnya itu.
Delvin membuka sedikit pintunya untuk memastikan guru itu sudah pergi dari sana.
"Huhh... Akhirnya, guru itu pergi juga." Delvin menghela napas lega ketika melihat guru itu sudah pergi.
"Gila si, hampir aja gue ketangkep. Eh. tapi, ini ruangan apa ya? dari pas gue masuk ke ruangan ini gue belum liat kebelakang, buat liat sebenarnya ini ruangan apa!" gumam Delvin. Setelah itu Delvin membalikan badannya untuk melihat ruangan apa yang ia masuki saat ini.
Dan betapa terkejutnya Delvin, saat melihat banyak sekali orang di ruangan itu, mereka tampak tenang membaca buku pelajaran, tanpa terganggu sedikitpun. Ya, sepertinya Delvin memasuki ruang perpustakaan.
Sepertinya orang-orang itu adalah anak dari kelas Bright. Pikir Delvin.Bright. Adalah kelas di tingkatan paling atas di sekolah ini. Dan siswa/i yang berada di kelas Bright dianggap memiliki IQ di atas rata-rata. Mereka juga mendapat dukungan yang baik dari sekolah, termasuk akses ke sumber daya tambahan. Misalnya toilet, akses internet yang lancar, asrama yang nyaman, dan mereka mendapatkan jam istirahat yang pertama. Dimana, makanannya masih baru. Tidak seperti kelas stupid yang mendapatkan bagian makanan sisa. Sangat tidak adil bukan?
"Sedang apa kamu disini?" tanya wanita paruh baya yang sudah berdiri di hadapan Delvin. Delvin melihat ke arah wanita paruh baya itu, lalu ia melihat nametag yang terpasang di baju wanita paruh baya itu, tertulis "Siti Komalasari".
Ahh, sepertinya wanita itu adalah penjaga perpustakaan ini. pikir Delvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius Class
Teen FictionPernahkan kau bertanya, apa gunanya belajar dengan keras? Pernahkan kau merasa kesal dengan sistem sekolah yang konyol? Pernahkan kau penasaran kenapa sekolah hanya tertarik pada siswa genius, tanpa melihat penderitaan yang mereka alami? Dan berapa...