Part 10

34 9 4
                                    

Disarankan mendengar lagu "satu-satu" - idgitaf

~~~
Sudah dua kali pertemuan dengan Bu Anna, dan syukurlah dia tidak pernah menyindirku lagi. Kuharap selamanya.

Hari ini saat jam istirahat, aku memutuskan untuk tetap di dalam kelas, karena sedang malas keluar. Sementara Tya, Selya, Priya dan Linda tengah berada di perpustakaan.

"Dimana Tasya?" Suara itu membuatku menoleh ke belakang.

"Ibu Nova ingin berbicara sesuatu padamu, kamu diminta ke perpustakaan sekarang," ujar Tya padaku.

"Mengenai?" tanyaku.

"Aku juga tidak tau," jawab Tya dengan napas yang ngos-ngosan.

Kenapa Bu Nova tidak langsung memberi tahu Tya saja, pikirku.

Aku segera pergi ke perpustakaan bersama Tya dan juga Ziva yang ingin ikut ke sana.

"Assalamualaikum," ucapku ketika memasuki perpustakaan.

"Wa'alaikumussalam," jawab Bu Nova dan ketiga temanku yang ada di sana.

"Kata Tya Ibu hendak membicarakan sesuatu dengan Tasya, ingin membicarakan apa, ya, Bu?" tanyaku langsung.

"Ke sini sebentar, Nak," ujar Bu Nova sembari menarik pelan tanganku.

Kami duduk berhadapan. Bu Nova sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.

"Tasya mau, kan, ikut lomba puisi antar sekolah?" tanya Bu Nova.

"Kapan perlombaannya, Bu?" tanyaku balik.

"Hari Sabtu, malam Minggu, Nak," ujar Bu Nova padaku.

"Itupun berharap kamu bukan peserta di tahap pertama," lanjut Bu Nova.

"Tapi hanya tersisa dua hari lagi, Bu," kataku.

"Maaf, ya, Nak. Ibu baru bisa bilang sekarang, karena baru kepikiran sekarang," ucap Bu Nova.

"Ibu bingung memilih siswa yang akan mewakili sekolah kita, dan baru kepikiran kalau Tasya bisa," ujar Bu Nova.

"Ibu yakin?" tanyaku. Bu Nova mengangguk.

Baru semalam aku membatin keinginan mewakili sekolah untuk lomba, Ya Rabb, baik sekali Engkau, batinku.

"Baiklah, Tasya mau," kataku.

"Tapi, perwakilannya harus dua orang, Nak. Siapa yang harus Ibu pilih, ya?" tanya Bu Nova sembari berpikir.

"Ziva!" panggil Bu Nova.

Keempat temanku ikut berjalan menghampiri kami dengan Ziva yang berjalan terlebih dahulu.

"Ada apa, Bu? Kami juga ingin tau," ujar Tya.

"Ziva mau, kan, ikut lomba baca puisi, Nak?" tanya Bu Nova.

"Tapi, Ziva nggak bisa baca puisi, Bu," ujar Ziva.

"Tasya saja, Bu. Dia bisa baca puisi," ujar Ziva.

"Iya, Tasya juga ikut, tapi Ibu perlu satu orang lagi. Jadi, kamu saja yang ikut, ya, Nak?" Ziva sempat berpikir sebentar, lalu ia mengangguk.

"Tenang saja, nanti kalian akan dipandu oleh Bu Lisa, tetapi selama itu, untuk saat ini kalian belajar baca puisi di rumah dengan intonasi yang benar, ya, Nak," ujar Bu Nova.

Setelah pulang sekolah, aku langsung berlatih untuk lomba puisi yang akan berlangsung dua hari lagi. Sangat sulit bagiku untuk bisa menjiwai puisi ini, apalagi baru pertama kali untukku mengikuti lomba baca puisi seperti ini.

I Won't Give Up [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang