Bab 2 - Warning.

1.1K 98 10
                                    

Warning. 18+ Konten!
Melewatkan bab ini tidak akan terpengaruh dengan bab selanjutnya.

Diharapkan untuk para minor melewatkan bab ini, yuk kita hindari hal-hal yang bisa memperburuk masa depan kalian.

Sekali lagi, bab ini tidak akan memengaruhi jalan cerita di bab selanjutnya. Hanya sebuah karya untuk memperjelas hubungan Magil.

Tetapi tidak harus membaca bab ini loh ya, minor letsgo yuk kita lewati bab ini!

. . . .

Agil terbangun karena mendengar suatu suara yang cukup mengusik indra pendengarnya, ia melihat jam pada ponselnya, menunjukkan pukul 03.21 AM.

Ia beranjak dari ranjangnya, mengarah pada kamar sebelahnya. Ia membuka pintu itu perlahan, memperlihatkan pria bersurai putih yang sedang melenguh mengejar pelepasannya.

"Masih subuh loh, sayang" ucap Agil yang berhasil menghentikan lenguhan Makoto, atensinya melirik Agil.

"Ngh-mmh Gil.." sekuat tenaga Makoto menjaga kewarasannya didepan Agil, namun nihil. Hasratnya mengalahkan keinginannya.

"Mau aku bantuin ga?" ucap Agil mendekat pada Makoto, sungguh penampilan Makoto ini sangat menyedihkan. Surainya yang sudah berantakan, baju nya yang sedikit terbuka menampilkan dadanya, serta pakaian dalam dan celananya yang berserakan dilantai.

Makoto menarik pelan lengan Agil, sungguh kewarasannya telah hilang. Ini adalah wujud heat dari seorang omega.

Agil membuka seluruh kancing baju Makoto yang tersisa, melemparnya entah kemana. Kini Agil benar-benar sudah siap untuk 'bertempur'.

Ia mencium bibir Makoto, melumatnya, serta beradu lidah didalam bibir Makoto, mengabsen seluruh deretan gigi dari Makoto.

Ia menyentuh dada Makoto, Makoto yang merasakan hal itu melenguh pelan. Geli, rasanya.

Agil memang nafsuan jika melihat Makoto berbaring dengan surai yang acak-acakan, heat atau tidak, jika Agil melihat kondisinya seperti itu pasti ia seperti predator yang akan memangsa Makoto.

"Aang-nghh Gil, geli-hh.." erangan Makoto tidak dapat ia tahan. Pasalnya, Agil adalah tipikal orang yang brutal. Namanya juga Alpha Dominant.

Agil perlahan turun ke bagian bawah Mako, mengundang erangan Mako semakin memuncak. Ia menyentuh dan mengelus kejantanan Mako, hingga tiba-tiba suatu cairan keluar deras bagaikan air terjun.

"Loh he aku belum ngapa-ngapain loh, sayang" sejujurnya Agil terkekeh. Baginya, Makoto sangat lucu jika dalam keadaan birahi begini.

"Mmhh.. Gil-hh" tangan Mako mengalung kuat dileher Agil, sungguh Makoto tidak tahan. Ia benar-benar mengejang tiap tangan besar Agil menyentuh kejantanan nya.

Maka Agil beranjak darisitu, membuka lemari dan tidak menemukan barang yang ia cari.

"Dimana sayang?" tanya Agil pada Makoto, jujur sekarang Makoto sedang mengambil banyak nafas, ia tidak bisa diajak berfikir sekarang.

"Gaada-mh" Agil yang mendengar hal itu memutar otaknya, mencari-cari sesuatu untuk mengganti pelumas.

Agil menyodorkan jarinya didepan mulut Mako, "kulum, sayang" lanjutnya sambil tersenyum-senyum seperti tidak sabar, Mako mengulum jarinya, Agil merasakan mulut hangat nan lidah basah oleh Mako, sungguh ia merasa seperti disurga sekarang.

Ia mencabut jarinya dari mulut Makoto. Perlahan, turun kearah lubang pada bawah Mako, memasukkannya dan mengeluarkannya. Mako semakin mengejang dibuatnya, erangannya semakin keras merasakan hal itu.

Agil menemukan titik nikmat Mako, ia menyentuh dan mempermainkan hal itu. Mako merasa akan mendekati cumnya.

"Angghh.. Gil, ma-u cum" kata Mako sembari ikut memaju-mundurkan posisinya, ia tidak sabar untuk menunggu permainan jari-jemari Agil. Jadi ia turut serta didalam permainan itu.

Agil mengeluarkan tangannya dari dalam tubuh Mako, tindakan Agil membuat Mako kecewa karena tidak mendapatkan pelepasannya. Tetapi sebentar Agil bergerak membuka resleting celananya. Perlahan memantapkan posisinya didepan lubang Makoto.

"Aku masuk ya"

"AMNGG-HH, sak-it, Gilhh jangan gerak.." Mako membanting kepalanya kebelakang, ia tidak bisa menerima kejantanan Agil, dirinya merasa tidak muat. Dinding rektumnya terasa terbelah dua, padahal masih separuh dari seluruh milik Agil.

Agil mencium Makoto, berusaha mengalihkan perhatian Mako dari bawahnya, sembari perlahan memasukkannya. Makoto tahu bahwa Agil perlahan memasukkan kejantanannya pada liang senggamanya, namun perhatiannya selalu dicuri oleh Agil. Dilumat, bersilat lidah, serta tangannya dibawa Agil untuk bergenggaman. Ia benar-benar pasrah akan keadaan sekarang.

Ketika benar-benar masuk. perlahan Agil menggerakkan kejantanannya, lama-kelamaan pun irama mereka semakin cepat.

Kini mereka berdua merasakan akan segera keluar. Tempo Agil semakin cepat, hingga ranjang itupun ikut bergerak. Suara dari persatuan kulit mereka saat bersenggama itu benar-benar bergema, Agil sedang menyentuh puncak dan kegilaannya sekarang.

"Nggh"

"ANGHH"

Kedua insan itu mengejang, merasakan pelepasannya. Makoto keluar diluar sedangkan Agil knotting, kini mereka sedang berselancar bersama-sama menyari kenikmatan surgawi itu.

༄ؘ

Waduh, waduh, waduh. Ga baik ya temen-temen, hehe. 600 words!

Lily.

Magil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang