"Engga ada! Mia bohong sayang!" Agil mencoba meraih lengan Mako, mencari-cari pembelaan dari Makoto.
"Kalian kenapa kotorin dapur?" pertanyaan itu sontak menghentikan pergerakan kedua orang itu, saling tatap-menatap. Lalu melihat Mako sedikit dan segera menunduk kembali.
"Eum, awalnya dedek mau buat makanan, supaya pas kakak pulang bisa langsung makan" ucap Mia ragu-ragu, sedangkan Mako hanya menghela nafas,
Kalau mau ngebantuin kenapa ujungnya ngotorin dek? ia melihat dedek kesayangannya, lalu menatap Agil setelah itu.
"Ini mau ngebantuin atau mau nyari masalah?" tekan Makoto pada kalimat akhirnya, sedangkan Agil meneguk ludahnya sambil benar-benar panik. Keringat dingin mengucur diseluruh tubuh Agil, ia sudah bersiap untuk mendengar ceramah Makoto.
"SAYANGG, MAAFINN" rengek Agil yang ditertawai oleh Mia, lucu saja melihat kakak iparnya ini takut dengan kakak kesayangannya. Sedangkan yang dimintai maaf itupun hanya menggeleng-geleng kepala, lalu mengusap surai itu. Sedikit basah karena keringat dingin yang mengucur, Makoto hanya mendengus menghadapi tingkahnya ini.
"Iya iya, sini peluk dulu" ucap Makoto mendekap tubuh Agil, menyenderkan kepalanya di dada bidang Agil, sedikit terkekeh dengan kelakuan Agil.
𖥨ํ
Kini Mako sedang menyiapkan makanan untuk Mia, tetapi gerakannya terbatas. Karena ada tubuh besar yang mendekap ia erat, tangannya melingkar dipinggang Mako sembari menciumi tengkuk Mako.
"Lu mending pergi deh dari kakak gue" ucap tajam Mia pada Agil, sedari tadi mengganggu Mako saja.
"Cemburu lu ya gue giniin kakak lu wkwk" ucap Agil sembari menjulurkan lidahnya, Mia yang merasa diremehkan pun berdiri. Lalu menendang Agil dibagian kakinya.
"Mia! gaboleh gitu" tegur Mako, Mia meminta maaf pada Mako, lalu membantu Agil berdiri. Agil yang merasa menang menjulurkan lidahnya lagi.
Bener-bener! geram Mia.
"Ayo, makan" ajak Mako, ia melepaskan tangan Agil dari pinggangnya. Lalu pergi kemeja makan, begitu pula kedua kesayangannya itu mengekori dirinya.
"Makanan kakak emang selalu enak!" kagum Mia, sudah lama ia tidak merasakan makanan yang dimasak oleh kakaknya. Karena mereka terpaksa berpisah karena kakak iparnya itu, dan inilah salah satu alasan mengapa Mia tidak menyukai Agil.
"Haha, bisa aja kamu dek" ucap malu-malu Mako, ia memang sedikit malu sekaligus bangga ketika dipuji oleh adik tersayangnya.
"Lu kenapa kesini dah" ucap penasaran Agil, sontak Mako pun menatap tajam Agil. Agil pun seketika terdiam.
"Aku lagi ada urusan disekitar sini kak, jadi sekalian mampir" ucap Mia tertuju pada Mako, menghiraukan Agil yang sedang ditatap tajam oleh Mako.
"Eh.. urusan apa dek?" tanya Mako ikut penasaran.
"Ada deeh" Mia terkekeh melihat kakaknya yang penasaran.
"Semoga sukses ya dek urusannya" Mia tersenyum mendengar perkataan kakaknya itu, lalu melanjutkan acara makannya.
༄ؘ
up, up, up! thankyou udah baca sampai bab inii, bener-bener udah habis ide, gatau lagi mau ditulis apa.. hehe! salam 400 kataa :3
—Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magil
Romance"I love you," - M "And i love you more" - A - Disc : Arti bunga mawar merah melambangkan romantisme, cinta, keindahan, dan keberanian. Enjoy!