Bab 9 - Little..

599 62 16
                                    

"Rumah nenek dimana?"

"imah nini di sabudeureun dieu, nak.."

"Oh.. Mari kami anter nek"

"Oh henteu, teu kapikiran. teu masalah"

"Gapapa nek, ayo"

Makoto memapah nenek itu berjalan, sedangkan Agil membantu bawaan nenek itu

"Anjeun pasangan anu saé pisan huh ..."

Mereka terkekeh, "terimakasih ya nek" mengucapkan kata itu bersamaan dan saling tersenyum

"Duh amis, nini teu tahan"

Sampailah mereka kebangunan tua yang terbuat dari kayu, mendudukkan nenek itu dengan pelan

"Kami pamit ya nek.."

Nenek itu tersenyum, melambaikan tangannya pada mereka, merekapun ikut tersenyum dan meninggalkan daerah itu.

"Jauh juga ya, dari kota kerumah neneknya"

"Kamu capek yang? Sini aku gendong"

"Gausah! Aku aja capek palagi kamu"

"Alah gapapa, akumah tambah semangat"

"Dasar modus!"

Agil terkekeh, menggendong Mako dipunggungnya dengan hati-hati takut kesayangannya merosot jatuh

Tibalah mereka dikota, menuju mobil mereka, sudah sangat lelah dari olahraga lalu mengurusi hal tadi.

. . .

Bruk.

Makoto merebahkan dirinya diatas kasur, merindukan kasur kesangannya ini. Baru tenang ia memejamkan mata, suatu yang berat menimpa dirinya, sekejap Mako membuka matanya, memperlihatkan Agil yang tertidur menimpa dirinya.

"Gil, minggir ah! Berat!"

Tidak ada respon sama sekali, Makoto benar-benar kesal, tidakkah Agil sadar bahwa dirinya itu sangat berat?!

Waktu sudah berlalu sekitar sepuluh menit, ia hampir sudah melakukan semuanya untuk memindahkan bebannya ini setidaknya disamping dirinya, namun tidak ada hasil.

Lelah, ia memejamkan pula matanya, membelai rambut itu, enak juga tidur diposisi ini, pikir Makoto

"Sayang"

Setelah kata itu terdengar layaknya tepat disebelah telinga Makoto, kecupan ringan diwajahnya membuat ia kegelian dan segera membuka matanya

"Kena-mmh"

Tidak tahan menahan erangannya, Mako tidak tanggung-tanggung untuk memperdengarkan, membuat sang dominan semakin nyaman diposisi itu

"Makoto"

"mhh-ngh apahh"

Mako mati-matian menyebutkan kata itu walau hanya satu kata, rasanya sulit sekali untuk perkataan keluar dari bibirnya, kecuali erangan.

"Moan my name"

Turun pada dada Makoto, ia melahap habis dada kanannya dan tangan kirinya melahap dada kirinya, tentu saja Makoto lagi-lagi tidak dapat menahan erangannya

"Anngh-Agil.."

"Yes, cat?"

"Ma-mmh, masih pagi.."

Agil tidak peduli hal itu, ia ingin nafsu dan haknya terpenuhi sekarang.

༄ؘ

Halo semuanya! Enjoy yaa, maaf udah lama up, btw kira-kira untuk ending karya ini kalian lebih pilih ending yang mana guys?

-

Tarik Ulur = Agil bikin cemburu Makoto, sampe Makoto sendiri yang 'naik' ke-ranjang Agil

Sad Ending= Mereka pisah, pisah alam

Happy Ending = Bahagia forever

-

PILIHH cobaa, bingung soalnya :/
sampai berjumpa dieps selanjutnyaa!

-Lily.

Magil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang