Bab 4 - Sehabis Malam

885 74 17
                                    

"Ummh.." Erangan pelan Makoto saat berusaha membuka matanya. Ia benar-benar mengantuk, sakit sekali badannya saat ini. Tentu saja, bercak merah hasil karya Agil tertera ditubuhnya, bawahnya yang perih membuatnya susah untuk sekedar bergerak.

Ia berusaha mengambil ponselnya. mengecek notif dari ponselnya, atau lebih tepatnya menghubungi Agil untuk membantunya berjalan.

Sayang, aku kekantor duluan ya
Aku udah manggil Jaki untuk bantuin kamu, love you
05.43 AM

Mako hanya menghela nafas, ia memainkan sosmed sebentar, sambil menunggu keberadaan Jaki untuk membantunya.

Tidak lama, pintu kamar Mako terbuka. Menampilkan sosok yang ditunggu-tunggu dirinya.

"Haloo, cie gabisa jalan ya" ucap Jaki meledek Mako, mereka memang biasa seperti ini. Kedua pasangan mereka terkadang akan saling menitipkan keduanya ketika sedang ada urusan mendadak.

"Yeu, lu aje kemaren gabisa jalan" ledek balik Mako, dirinya tidak ingin kalah dari ledek-perledekan ini.

Jaki hanya tertawa, sambil memapah Mako kearah bathtub. Ia menunggu Mako di sebelah bathtub, tentu saja sambil bercerita. Kedua inikan suka sekali dengan kabar burung dan lain-lain, atau tepatnya bergosip.

"Gua ganyangka Echi nikam Gin anjir. Kayak woah banget seorang anomali?" ucap Mako kepada Jaki, dirinya tak menyangka akan sosok Echi yang posesif pada Gin layaknya yandere.

"Beneran, terus si Gin masih di operasi sampai sekarang, si Echinya kayak ga ngelakuin apa-apa" ucapan Jaki itu semakin membuat Mako tak menyangka, menyeramkan sekali seorang Echi Ceress ini.

"Gin langsung trauma tuh pasti deket-deket cewek lain," ucap Mako berhenti, lalu kembali melanjutkan, "Lagian si Gin friendly banget dah" ucapan Mako hanya dibalas anggukan oleh Jaki, tanda setuju dengan perkataan Makoto.

"Yuk ah, ntar kelamaan ga baik" Jaki langsung memapah Mako, keluar dari bathtub, membantu Mako memakaikan bajunya kembali.

Mereka turun kebawah, bersiap untuk makan. Walau Jaki sudah makan tetapi kalau makanan lambungnya pasti siap kapanpun.

Tok tok tok

"Lu ada mesen paket atau lainnya?" Makoto menggeleng, mereka terdiam dan saling bingung. Jelas karena Agil tidak pulang pada siang hari. Akhirnya Jaki beranjak dan mendekati pintu itu, mengecek, lalu berkata, "Siapa?" kepada seseorang dibalik pintu Jaki.

"BUKAAA" teriakan itu jelas membuat telinga Jaki berdengung, ia akhirnya membuka pintu itu dan mempersilahkan orang itu.

"Eh Chi, ngapain lu" tanya Mako menyelesaikan acara mengisi perutnya, pergi kearah tempat cuci piring lalu kembali ke ruang tengah.

"Gua cemburu banget anjing, Thia tuh sempurna banget. Gua cabut aja apa ya mata Gin?" Perkataan Echi yang baru saja mendudukkan dirinya disofa itupun terkejut karena teriakan sobatnya itu.

"LU JANGAN GILA CHI, GIN MASIH DI OPERASI"

"CHI ASTAGA"

Kedua adam itu berteriak membuat telinga sang hawa berdengung, sorotan tajam sang hawa membuat kedua adam itu sontak terdiam.

"Lagian siapa suruh dia caper" ucap Echi sambil menyenderkan tubuhnya ke sofa, ia sedang lelah sekarang.

"Kagak takut Gin mati lu?" Jaki bertanya, penasaran mengapa Echi bisa begitu yakin bahwa Gin tidak akan meninggalkan dirinya selamanya.

"Gua nusuk bukan dibagian penting, bagian yang gaada keperluan" ucap Echi santai, ya dia kan memang jurusan kedokteran. Tapi sambil bermain-main.

"Ekhem, pokoknya gua kangen banget kita kumpul ginii, aww" Echi memeluk dua adam itu, sedangkan sang adam saling tatap-menatap. Barusan Echi seperti seorang pembunuh berantai, tapi sekarang seperti setelan awal.

Mereka kumpul seperti biasanya, sejak awal mereka memang seperti ini, dari SMA. Berkumpul dengan semangat untuk bermain dan saling bercerita, biasanya juga ditempat Makoto.

Hari pun menjelang malam, mereka berpisah karena tentunya ada urusan masing-masing. Kini Makoto sedang beristirahat diruang tamu, menyenderkan dirinya sambil memijat pangkal hidungnya. Pusing karena sudah lama ia tidak bercerita semangat bersama kedua sobatnya itu.

Tiba-tiba dari arah belakang Mako ada yang menutup matanya, Mako langsung tahu itu siapa hanya dari wangi tangannya.

"Udah pulang ya Gil? Mandi dulu sana" ucap Makoto sambil menjauhkan tangan Agil dari matanya, sementara yang dijauhi tangannya pun hanya tertawa.

"Sayang capek, mau peluk duluu" ucap Agil manja, seperti biasanya sehabis ia pulang memang ia akan manja. Katanya sih untuk batre energi dirinya. Sangat berbeda dengan Agil seminggu ini yang berada diatasnya.

"Utututu, capek ya? Mandi dulu yuk baru makan" ucap Mako sambil membelai surai Agil, sang empu pun hanya menikmati belaian dari Mako.

༄ؘ

Widih, bucin lagi bucin lagi. Boleh lah ya kasih masalah dihubungan ini dibab selanjutnya.. hehe bercanda! salam 600 kata ;p

- Lily.

Magil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang