-Part 30-

450 87 20
                                    

Malam harinya, Limario bersama yang lain sudah bersiap-siap untuk berangkat ke mansion keluarga Park.

"Siapin tenaga kalian. Kita tidak tahu apa yang mungkin terjadi. Lindungi para gadis dari orang-orang Jeykey," arah Jisoo kepada sahabatnya dengan serius.

"Baiklah," sahut Seulgi mewakili yang lain.

Dengan menggunakan dua mobil, mereka akhirnya berangkat menuju kemansion keluarga Park.

Tidak butuh waktu yang lama, mereka akhirnya tiba disana dan kebetulan sekali mobil yang dinaiki oleh Ha-Won dan Jiyeon juga ikutan tiba.

"Mau apa lagi kalian kesini hah!?" marah Ha-Won.

"Om. Kita ingin ketemu sama Chaeyoung," pinta Joy.

"Kalian tidak boleh ketemu sama dia! Gara-gara kalian, Chaeyoung menjadi gadis yang pembangkang!" marah Ha-Won.

"Mereka berhak untuk bertemu Chaeyoung! Oppa tidak bisa seenaknya saja menghalang mereka! Selama ini, mereka lah yang sudah menjadi sandaran Chaeyoung!" seru Jiyeon memarahi sang suami.

"Kita mohon Om. Kita khawatir sama Chaeyoung," mohon Jennie.

"Firasat aku buruk Om. Aku khawatir Chaeng kenapa-napa," lanjut Limario.

Ha-Won menatap Limario dengan sinis "Tahu apa kamu soal Chaeyoung hah!? Chaeyoung tidak mungkin kenapa-napa! Ada Jeykey yang sudah menjaganya,"

"Kenapa Om bisa yakin kalau Jeykey mampu menjaga Chaeyoung?" tanya Limario menahan emosinya.

"Karena dia cowok yang baik! Tidak nakal seperti kalian!" sinis Ha-Won.

"Sedari tadi aku sudah bilang sama Oppa kalau firasat aku juga buruk. Aku takut Chaeyoung kenapa-napa," seru Jiyeon.

Ha-Won mendengus "Kalian benar-benar keterlaluan! Bisa-bisanya kalian tidak mempercayai Jeykey. Baiklah, ayo kita masuk untuk melihat Chaeyoung! Saya pasti, Chaeyoung baik-baik saja bersama Jeykey!" tantangnya.

Tanpa aba-aba, Limario bersama yang lain langsung saja mengikuti langkah Ha-Won dan Jiyeon yang menuju ke kamar Chaeyoung.

"Dimana penjaga didepan pintu kamar Chaeyoung?" bingung Jiyeon.

"Mungkin mereka sudah pulang. Lagian sudah ada Jeykey yang menjaga Chaeyoung," sahut Ha-Won.

Ceklekk

Ha-Won memutar knop pintu lantas dia membuka pintu kamar sang anak.

Deg

"Chaeyoung!" Jiyeon berteriak histeris ketika dirinya melihat sosok sang anak yang terbaring tidak sadarkan diri diatas lantai. Baju yang dipakai oleh Chaeyoung juga sobek dan itu membuat mereka yakin kalau Chaeyoung dicambuk karena mereka juga melihat ikat pinggang disamping Chaeyoung.

"Chaeng," lirih Limario seakan berbisik.

Ha-Won kelihatan membeku. Raut wajahnya sudah berubah bahkan tatapannya sulit untuk diartikan.

"Chaeyoung-ah, bangun," Jennie berjongkok disamping Chaeyoung lantas dia membawa kepala Chaeyoung keatas pangkuannya.

Pandangan mereka tertuju kearah sosok Jeykey yang tertidur diatas sofa dikamar itu. Mereka juga dapat melihat satu botol wine yang sudah kosong. Sepertinya Jeykey mabuk dan tertidur disana setelah dirinya selesai menyakiti Chaeyoung.

"Brengsek!" Limario berseru marah.

Dengan tangan yang sudah terkepal, Limario menarik kerah baju Jeykey dengan kasar.

Brughhhh

"Sialan lo!" teriak Limario dengan marah.

Pukulan itu membuat Jeykey terbangun namun kepalanya terasa pusing gara-gara mabuk.

"Ck, lepasin gue sialan!" marah Jeykey berusaha melepaskan cengkraman Limario di kerah bajunya.

"Apa yang sudah lo lakukan kepada Chaeyoung hah!?" marah Limario.

Jeykey terkekeh sinis "Gue hanya mencambuk dia. Lagian dia pantas untuk mendapatkannya," ujarnya yang tidak menyadari keberadaan Ha-Won.

"Brengsek!" Ha-Won berseru marah.

Seketika Jeykey mula tersadar "O-Om. I-Ini bukan seperti yang Om lihat. T-tadi Chaeyoung memberontak makanya aku terpaksa menyakiti dia. Om jangan salah faham," ujarnya ketakutan.

"Salah faham apaan hah!? Semuanya sudah terbukti!" marah Ha-Won beralih menarik Jeykey dengan kasar.

"O-Om, aku-"

"Cukup!" potong Ha-Won. Pria ini lantas menatap Limario "Nama kamu Limario bukan!?"

"Iya Om," sahut Limario dengan nafas yang memburu gara-gara dirinya yang masih emosi dengan Jeykey.

"Bawa Chaeyoung kerumah sakit sekarang!" arah Ha-Won.

"Nde?" seru Limario.

"Lim, ayo bawa Chaeyoung kerumah sakit!" ajak Jisoo menarik Limario sehingga cowok itu tersadar.

Limario bergegas menggendong Chaeyoung ala bridal style lantas dia membawa gadis itu menuju kemobil membuat Jiyeon bersama yang lain bergegas menyusulnya.

Ha-Won pula berada didalam kamar itu dengan tangannya yang masih saja memegang Jeykey dengan kasar.

"Kurang ajar kamu! Selama ini saya mempercayai kamu untuk menjaga anak saya tapi ternyata kamu malah menyakiti anak saya!" marah Ha-Won.

"A-aku terpaksa Om. Aku-"

"Saya fikir Limario yang brengsek tapi ternyata kamu yang brengsek!" potong Ha-Won.

Brughhh

Brughhhh

Dengan emosinya, Ha-Won terus saja memukul Jeykey sehingga cowok itu tersungkur jatuh.

"Cowok seperti kamu tidak pantas untuk mendekati anak saya!" marah Ha-Won.

Seperti orang kesetanan, Ha-Won terus saja memukul Jeykey. Andai saja Jeykey mati, Ha-Won tidak akan peduli karena dia berfikir kalau Jeykey memang pantas untuk mendapatkannya.



*
*

Chaeyoung sudah dibawa masuk kedalam ruangan UGD dan sekarang mereka semua hanya bisa menunggu didepan ruangan dengan khawatir.

"Tante," Joy mengelus punggung Jiyeon yang kelihatan sedih itu.

"Tante sudah menjadi orang tua yang buruk untuk Chaeyoung," lirih Jiyeon.

"Tante jangan ngomong seperti itu dong. Aku yakin Chaeyoung tidak pernah berfikir kalau Tante adalah orang tua yang buruk," bujuk Joy.

"Sudah dari awal Tante yakin Jeykey itu bukan yang terbaik untuk Chaeyoung. Tapi Om kamu benar-benar keras kepala," keluh Jiyeon.

"Tante," panggil Jennie "Bisa aku tahu kenapa Om bersikap seperti ini? Bukan kah selama ini Om tidak pernah peduli sama Chaeyoung?"

Jiyeon tersenyum tipis "Suami Tante itu memang seperti itu. Dia terlalu gengsi untuk menunjukkan perasaannya. Sejujurnya dia sangat menyayangi Chaeyoung. Dia tidak terlalu memanjakan Chaeyoung karena dia ingin Chaeyoung mandiri. Dia takut Chaeyoung tidak bisa mandiri jika dia pergi suatu hari nanti. Percayalah, dia yang paling terluka atas kejadian yang hampir terjadi kepada Chaeyoung dulu. Dia marah, kesal dan kecewa karena Chaeyoung memilih cowok yang salah. Gara-gara itu dia mula bersikap tegas. Dia tidak ingin Chaeyoung salah memilih cowok lagi. Tapi ternyata dia juga memilih cowok yang salah untuk Chaeyoung," Jiyeon sedikit mengeluh diakhir kata.










Tekan
   👇

Sacrifice of Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang