☁ happy reading ☁
☁
Angkasa berjalan tergesa menuju kelas 11 ips 3. Istirahat ini ia tengah mencari Cakrawala. Memastikan adiknya itu berangkat sekolah karena tadi pagi ia tak melihat batang hidungnya.
Juga, ia khawatir dengan keadaan Cakrawala setelah pertengkaran adiknya itu dengan Faris semalam.
Angkasa sampai di depan kelas Cakrawala. Setelah hampir 3 tahun ia bersekolah di SMA 1 Merah Putih, baru sekali ini ia menghampiri Cakrawala di kelasnya. Karena suatu alasan, ia dan Cakrawala harus menjaga jarak bahkan di sekolah sekalipun.
Semua pandangan mata tertuju padanya begitu ia menampakkan diri di depan pintu kelas. Kelas yang tadinya ramai karena bel istirahat berbunyi, seketika menjadi hening kala mantan ketua osis berdiri di depan pintu kelas mereka.
"Sorry, gue lagi nyari Cakrawala." ungkap Angkasa menyampaikan maksudnya.
Cakrawala yang tadinya menelungkupkan kepala di atas meja, seketika mendongak begitu namanya di sebut.
Sorot mata seisi kelas kini berbalik menatap Cakrawala. Membuat Cakrawala sedikit tak nyaman ditatap demikian karena selama ini ia memang tak begitu menonjol di kelasnya.
Begitu tau jika Angkasa yang menanyakannya, Cakrawala sontak berdiri dari duduknya dan berjalan cepat menuju pintu kelas.
"Kita bicara di tempat lain." kata Cakrawala dengan berbisik saat ia melewati Angkasa.
Angkasa ikut berbalik. Mengikuti langkah Cakrawala yang menuju halaman belakang sekolah.
Seisi kelas Cakrawala berbisik satu sama lain begitu Angkasa dan Cakrawala menghilang dari sana. Bertanya-tanya ada perlu apa Angkasa dengan anak paling tertutup di kelas mereka.
"Kenapa?" tanya Cakrawala to the point.
Angkasa menghela nafas pelan terlebih dahulu.
"Lo gapapa?" Angkasa balik bertanya.
Cakrawala memutar bola matanya jengah. Paham akan maksud pertanyaan Angkasa.
"Udah gue bilang kan, gue gapapa." jawab nya ketus.
Angkasa terdiam. Memandang wajah Cakrawala yang mewarisi wajah mamanya.
"Pipi lo.." Angkasa hendak meraih wajah Cakrawala, namun dengan cepat pemuda itu mengelak.
"Udah gue kompres semalem." cetusnya. Sangat tak ingin kala Angkasa hendak menyentuh wajahnya.
Angkasa mengerti.
"Maafin papa Cak soal semalem. Dia emosi dapet telepon dari guru di sekolah."
Cakrawala menggeleng. "9 tahun gue hidup dengan sikap papa, Sa. Lo gak akan paham perasaan gue karna bukan lo yang ngerasain. Dan lagi lagi lo suruh gue maafin dia?" Cakrawala kembali menggeleng. Rasanya hatinya selalu panas jika membahas soal Faris, papanya. "Sampai kapan pun, rasa benci gue gak akan pernah hilang. Lo mau gue maafin dia? Maka bilang sama papa supaya ngerubah sikap jahatnya ke gue selama ini!" tandas pemuda itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/344320426-288-k444025.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja bersama Cakrawala [HIATUS]
Novela JuvenilSetiap orang mempunyai badai dan pelanginya masing-masing. Begitu juga dengan Cakrawala. Pemuda dengan segala pesonanya tapi nyatanya menyimpan luka yang amat dalam. Hingga Senja datang. Mewarnai dan menghangatkan hidup Cakrawala yang penuh abu-a...