Chapter 11

612 43 0
                                    

Warning 🔞

PHONE CALLS:

“Hyung, kau sudah makan?"

"Aku baru saja pulang dari acara makan malam. Bagaimana denganmu?"

"Aku baru mau tidur. Disini sudah jam 2 malam."

"Bagaimana heat mu? Semuanya berjalan lancar?"

"Aku malu untuk membicarakannya hyung."

"Baiklah, sepertinya semuanya lancar dan kau baik-baik saja."

"Kau masih marah padaku?"

"Aku tidak marah, hanya kecewa. Ku piker, kau sangat mempercayaiku dalam semua hal."

"Hyung, sekali lagi aku minta maaf. Semuanya tidak ada lagi yang ku tutup-tutupi. Sama seperti yang ku jelaskan kemarin."

"Sudahlah lupakan, yang terpenting sekarang adalah kondisimu. Kapan kau mengizinkanku membantu mu saat heat?"

"Secepatnya saat aku sudah siap. Maaf membuatmu menunggu lama."

"Tak apa. Jaga aset ku ya?"

"Tentu hyung. Ngomong-ngomong, bagaimana keadaan Jeno dan Jaemin?"

"Pembohong itu terlihat saling menjauh. Apakah mereka putus?"

"Mereka tidak berkencan hyung. Hanya cinta satu malam."

"Ck.... Bisa-bisanya menjalin hubungan dalam satu pekerjaan."

"Apa bedanya kita?" Mark terdiam, benar juga ya.
"Hyung, segera berbaikan dengan Jeno dan Jaemin. Kalian akan come back setelah konser sesi ke tiga selesai."

"Baik, nanti akan ku pertimbangkan."

"Sekarang, jangan nanti-nanti."

"Chan, ayolah. Siapa yang ingin ditipu?"

"Jeno tidak menipu. Ia hanya melindungi Jaemin dan Jaemin pun terdesak oleh keadaan."

"Baik-baik, aku akan melakukannya sesuai yang kau mau. Berbaikan dengan si kembar."

Belum selesai Haechan menceramahi Mark, alpha itu sudah mematikan sambungan ponselnya. Ia berbaring di kasur namun belum bisa tidur. Ia memikirkan bubu nya, Haechan, dan juga si kembar Misfit. Bubunya kemungkinan tidak jadi pindah ke Kanada karena di tahan om Yuta. Haechan keadaan nya baik-baik saja setelah masa heat nya berlangsung. Lalu, Jeno dan Jaemin apakah ia harus berbicara empat mata dengan Jeno terlebih dahulu? Mark yang tidak bisa tidur melangkahkan kakinya ke kamar Jeno. Ia harus bertukar pikiran dengan alpha yang lebih dominan darinya itu dan membicarakan beberapa lagu yang akan di release nanti.


~MISFIT, Just a Friend to You~


Sekarang Jaemin masih berada di kamar hotel Jeno. Mereka melanjutkan perdebatan yang berlangsung sebelumnya.

"Jeno, aku menarik ucapanku." Ucap Jaemin setelah Jeno membalik tubuhnya.

"Maksudmu?" Jeno menghentikan langkahnya untuk menjauh.

"Aku menerima mu menjadi partner ranjangku mulai hari ini." Jeno membalik badan nya dan tertawa sinis pada Jaemin.

"Kau mempermainkan perasaan ku Jaemin?"

"Tidak, aku..."

"Pulang." Ucap Jeno tegas, tapi masih mengendalikan diri untuk tidak mengeluarkan Alpha tone nya. Jaemin mulai terlebih dahulu. Ia memeluk Jeno dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Alpha itu. Badan Jeno meremang mendapati Jaemin yang memulai physical touch terlebih dahulu.

"Aku ingin dirimu dan aku benci diriku yang semakin hari terlihat seperti omega sungguhan. Nyatanya aku butuh kau, Jeno."

"Jaemin, kau serius?"

"Perasaan ku tak karuan saat ini. Entah kenapa aku hanya ingin dirimu. Memelukmu dan mencium feromon mu yang sudah sangat ku hafal." Jeno melepaskan pelukan pada bassist band Misfit itu.

"Kau yakin ingin menjadi partner ranjang ku?" Jaemin mengangguk yakin, yang ia bisa lakukan sekarang hanya menatap netra kelam milik Jeno.

"Dua puluh lima hari lagi, setelah konser di Indonesia adalah jadwalku untuk rut. Temui dan temani aku selama dua hari."

"Terlalu lama. Aku mau sekarang untuk memastikan perasaan ku." Mata Jeno melotot tak percaya. Apa maksud Jaemin? Ia ingin apa? Pasti bukan seperti yang Jeno dan otak kotor nya pikirkan bukan?

"Kau ingin apa?"

Bukan nya menjawab, Jaemin malah berkata: "Persetan dengan harga diri."

Jaemin mengikis jarak diantara mereka dan mencium Jeno terlebih dahulu. Ciuman sangat berantakan dan tergesa yang Jeno rasakan. Alpha dominan itu mengelus punggung Jaemin dan membalas ciumannya dengan lebih lembut namun bergairah.

"Mmmh...." Jaemin mendesah keras kala ciuman itu pindah ke lehernya.

Jeno berhasil menggelitik sisi sensitif Jaemin tanpa memberikan tanda yang berbahaya jika dilihat oleh orang lain. Tangan nya tentu tak diam. Jaemin mengelus abs milik pria dihadapannya ini dari luar. Terasa sangat kencang dan sempurna. Sama seperti foto pemotretan majalah yang Jaemin lihat beberapa jam yang lalu. Jeno mendudukan Jaemin di ranjang dan membuka kancing piyama omega tersebut.

"Hadiah dariku? Lucunya." Jeno tersenyum menampilkan eye smile yang jarang sekali Jaemin lihat.

"Sh... Jeno... Tangamu." Jaemin dapat merasakan tangan kekar nan dingin memainkan nipple nya.

Mulut Jaemin diserang lagi oleh ciuman yang lebih kasar. Jeno menyesap bibir mungil itu dari atas hingga bawah secara bergantian sambil memainkan dada milik Jaemin. Tak lupa mereka melakukan blooming pada feromon masing-masing agar percintaan ini lebih nikmat. Entah bagaimana Jeno sudah berhasil melucuti pakaian Jaemin hingga ia terlentang pasrah dibawah kukungan Jeno. Wajahnya memerah nampak tak berdaya. Selama 21 tahun hidup di dunia, Jeno tak pernah sebergairah ini kecuali pada masa rut nya.

"Kau sangat indah, bagaimana mungkin kau menyembunyikan jati dirimu sebagai omega jika memiliki tubuh se indah ini?" Jaemin menutup kemaluan nya dengan tangan. Wajahnya memerah saking malunya berada di bawah kukungan Jeno.

"Buka pakaianmu. Aku malu sendirian telanjang."

"As you wish." Bisik Jeno di telinga sang omega.

Jaemin tak kuasa menahan gejolak di perutnya, seperti banyak kupu-kupu berterbangan. Ini pertama kalinya ia melakukan sex secara sober tanpa pengaruh masa kawin seperti yang ia lakukan pada Jaemin sebelumnya. Jaemin pun sama. Tak butuh jadwal heat lagi untuknya bisa bernafsu pada Jeno seperti ini.

"Rasakan ini, dia sudah menegang." Jeno menuntun jemari Jaemin untuk mengelus gundukan yang ada di selatannya. Sungguh besar, Jaemin tak bisa membayangkan akan sebesar apa penis milik Jeno jika melakukan knotting.

"Jen.... Iya....disitu...." Jeno mulai mengelus lubang kenikmatan milik Jaemin agar cairan yang dihasilkan makin banyak. Jarinya mulai masuk satu per satu untuk melonggarkan lubang itu.

"Langsung.... Aku tidak mau jari." Ucap Jaemin di sisa kesadaran nya. Jeno mengurut batang penis nya agar lebih tegak dan memposisikan nya di hadapan lubang anal milik Jaemin.

"Shit... Sangat ketat." Kepala penis Jeno berhasil menerobos lubang yang sudah sangat becek itu. Jaemin meringis kesakitan namun Jeno mengecup keningnya cukup lama dan membenamkan penis nya dalam lubang kenikmatan Jaemin agar ia terbiasa terlebih dahulu.

"Bergeraklah." Ucap Jaemin dengan putus asa.

"Beg to me." Jeno menyeringai melihat Jaemin tak berdaya.

"Jeno, please."

"More."

"Fuck me so hard....." Libido Jeno sangat terpancing dengan rengekan Jaemin yang manja namun seksi secara bersamaan. Suaranya sungguh merdu mendesahkan nama Jeno di sela genjotan nya yang brutal.

"So big...."

"Fuck!!!! I love your hole."

"Deeper Jeno..... Please....." Jeno dapat melihat tubuh Jaemin yang tersentak berkali-kali begitu ia memaju mundurkan piggulnya hingga seluruh penis berurat itu tertanam sempurna.

Jaemin menggeleng ribut merasakan kenikmatan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Come on man, Jaemin sadar akan semua yang ia lakukan dengan Jeno saat ini. Rasanya lebih nikmat bercinta secara sadar daripada dipengaruhi oleh masa rut/ heat. Jaemin dapat melihat dengan jelas bagaimana penis gemuk itu terjepit oleh analnya. Jeno sesekali menyusu padanya hingga tubuh itu menggelinjang.

Satu genjotan
Dua genjotan
Tiga genjotan

Jeno menahan dirinya yang akan keluar walau hanya dengan satu gaya menyetubuhi Jaemin.

"Bangun sayang, menungging lah." Jaemin menuruti perintah Jeno. Kini ia tengah menungging dan Jeno menatapnya lapar dari belakang. Bisa ia lihat lubang merah itu berkedut minta dipuaskan.

"Aku tak suka jari. Your dick, please....."

"Apa kau bilang?"

"Penis mu! Aku ingin dia..."

Jeno memasukan penis besar nya tanpa perasaan. Jaemin sudah dibuat lembut malah ingin yang kasar. Tentu ia ingin melakukan seks sesuai dengan yang Jaemin mau.

Seluruh badan Jaemin bergetar kala ia ingin mencapai puncaknya. Jeno membantu Jaemin mengocok kemaluan nya dengan tangan.

"Jeno... Aku akan sampai... "

"Kau duluan sayang...."

Jeno menusuk Jaemin lebih kasar dan dalam. Berhasil Jaemin mencapai puncaknya dan Jeno beristirahat sebentar melihat bagaimana penis yang sedikit lebih kecil darinya itu mengeluarkan cairan putih kental.

"Bagaimana? Kau suka?" Jeno mengecup kening Jaemin dan menyelimutinya.

"Mmmm... Kau mau kemana? Kau belum keluar."

"Aku akan menyelesaikan nya sendiri."

"Tidak." Jaemin menahan lengan Jeno yang akan pergi.

"Jaemin, kau tidak mau hamil kan?"

"Bisa dikeluarkan diluar. Ayo masukan lagi." Bohong jika Jeno tak tau apa maksud Jaemin. Tapi, bagaimana ini? Ia tak yakin tahan dengan Jaemin yang nakal begini. Jaemin membaringkan Jeno di ranjang dan perlahan ia naik ke atas tubuh Jeno.

Jleb

"Shit! Jaemin..... Kau sangat nakal!" Omel Jeno pada Jaemin yang tengah mencari kenikmatannya diatas.

"Sangat dalam... Uh...." Jeno menahan pinggul Jaemin dan ia bergerak brutal di bawah sana.

Jaemin menjerit dan memohon agar ditusuk lebih dalam dan keras lagi. Mereka bercinta tanpa tau waktu. Untung esok hari merupakan jadwal bebas bagi para member. Sudah dipastikan kedua twins ini selamat bisa seharian berdiam diri di kamar.


~MISFIT, Just a Friend to You~


Mark ingin menemui Jeno ke kamar hotelnya. Ia telah mengirim pesan namun tak dibalas juga oleh drummer band tersebut. Ia pikir Jeno tengah sibuk nonton atau ponselnya sedang di charge. Mark sangat tau jika Jeno pasti tidur diatas jam 12. Namun, yang ia temukan sungguh mengejutkan. Desahan dan teriakan Jaemin terdengar samar dari depan pintu kamar. Ia hafal betul jika ini adalah suara Jaemin. Ditambah feromon alpha dan omega tercampur menjadi satu. Mark dapat merasakan nya, aroma yang ia hirup dari Jeno akhir-akhir ini bocor hingga ke depan pintu kamar hotel.

"Fuck! Mereka melakukannya."

~To be Continued~

MISFIT "Just a Friend to You" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang