16. Broke Him

198 25 0
                                    

Mereka bertiga kini sedang berada di ruangan kerja Pak Prabu. Jangan tanyakan suasana sedingin apa di ruangan tersebut.

"Kalo sudah begini bagaimana?" tanya Bu Tatik gusar.

"Benar bukan kamu kan dek yang nyebar info lewat akun anonim itu?" tanya Pak Prabu.

Bu Tatik muak sekali dituduh seperti ini.

"Bukanlah, aku ngga semurah itu untuk membuat akun anonim seperti itu. Sekarang yang penting kamu cari cara buat kurangi dampak negatifnya mas. Masalah siapa yang sebar teori itu nanti aja. Yang penting media ngga berisik."

Bu Tatik melirik Tedy yang sedari tadi hanya diam saja. Diperhatikannya gurat lelah dari wajah pemuda itu. Sebenarnya Bu Tatik pun kasihan dengan Tedy, tapi apa boleh buat rasa sakitnya sebagai wanita yang telah dihancurkan keluarganya membuat beliau mengabaikan rasa ibanya.

Pak Prabu menegakkan tubuhnya, kedua sikunya bertumpu di atas meja.

"Apa boleh buat, hubungi Vivine untuk segera kesini. Papa akan kenalkan kalian berdua sebagai pasangan ke publik sebagai pengalihan isu." ucap Pak Prabu final.

"Mana bisa begitu pa!" seru Tedy tidak terima. Pak Prabu memperingati Tedy lewat pandangan matanya.

Tedy semakin gusar. Baginya sudah cukup hidupnya selalu di atur oleh papanya. Dia tidak ingin kehidupan percintaannya juga di atur oleh papanya.

"Papa mau jual cerita romance kita berdua ke publik? Itu ngga akan mempan pa. Orang akan lebih tertarik isu perselingkuhan papa!" jelas Tedy.

"Sekarang aja data profil mas Rizky sudah kesebar. Orang-orang pasti juga berpikir, setelah kelahiran mas Rizky tidak pernah ada kabar kehamilan mama. Jadi ngga mungkin tiba-tiba Tedy lahir gitu aja dengan jarak usia cuman 1 tahun. Mereka pasti udah curiga papa. Ujungnya isu ini juga bakalan semakin di godog sama orang yang ngga suka papa." lanjut Tedy.

"Itulah kenapa papa minta mama kamu kesini. Air mata wanita itu bisa jadi senjata paling ampuh untuk meluluhkan hati orang. Dan jaga kata-kata kamu itu ya, papa juga belum mau mengakui kamu ke publik sebagai anak kandung saya." Ucap beliau tegas.

Tedy mendengarnya sedih. Perasaannya selama di keluarga Wijayanto selalu di buat campur aduk. Sedetik dia dibanggakan oleh papanya, sedetik kemudian dia dijatuhkan sejatuh-jatuhnya. Hatinya sakit sekali, entah sampai kapan posisi dia di keluarga ini abu-abu.

"Kalau gitu ya masalah perjodohan aku sama Vivine ngga perlu dibawa-bawa pa. Pokoknya aku ngga mau menyetujui perjodohan ini sampai syarat dari aku bisa papa penuhi. Sudah cukup Tedy merasa abu-abu di keluarga ini. Tedy juga butuh status yang jelas di keluarga ini". Ujar Tedy dengan berani.

Kini kedua lelaki itu saling berhadapan dan saling menatap tajam. Pak Prabu berdecih, "Kalau papa sudah putuskan akan menyetujui perjodohan ini, memangnya kamu bisa apa?" tantang beliau kepada Tedy.

"Selama ini Tedy selalu mencoba menghargai papa sebagai orang tua Tedy ya pa. Tedy bisa aja loh berontak terus ambil sikat gigi papa kemudian melakukan tes DNA di lab. Tapi Tedy ngga lakuin itu. Kenapa? Karena Tedy menghormati papa. Jadi Tedy harap papa juga menghargai Tedy disini".

Pak Prabu yang mendengarnya tertawa keras hingga ujung matanya sedikit mengeluarkan air mata. Tiba-tiba sorot mata beliau berubah menjadi lebih tajam dan dingin. "Tidak tahu malu!" ucap beliau penuh penekanan. Tedy membalasnya dengan tersenyum mengejek. Sudah cukup baginya selalu diatur-atur oleh keluarga ini, sudah saatnya dia berdiri membela dirinya sendiri.

BRAK!!!

Secara tiba-tiba pintu ruangan kerja Pak prabu di buka dengan brutal oleh ketiga anaknya yang lain.

Not an easy lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang