1. Kehilangan

813 30 1
                                    

Rumah megah Jenderal Prabu hari ini agaknya sedikit ricuh. Karena hari ini Pak Prabu harus menghadiri penyambutan kedatangan pasukan khusus yang kembali dari tugasnya di daerah konflik di luar negeri. Beberapa ajudan dan pengamanan berlalu lalang untuk menyiapkan keberangkatan sang Jendral ke Halim.

"Pak, sebelumnya saya ingin menyampaikan berita duka dari pasukan khusus Alpha Team bahwasannya 1 prajurit dinyatakan gugur dalam misi. Untuk itu untuk hari ini agendanya pemberian penghormatan terhadap prajurit yang gugur." Ajudan Pak Prabu menginformasikan kepada sang Jendral

"Siapa yang gugur gung? Tolong katakan bukan anak saya." Tutur Pak Prabu dengan raut khawatirnya.

Agung hanya menghela napas dan menggeleng. "Saya juga belum tahu pak, semoga saja Mas Rizky dan Mas Tedy kembali dari tugasnya dengan selamat".

Meskipun begitu, Pak Prabu tetap gelisah akan kepastian keselamatan kedua putranya yang merupakan anggota Pasukan Khusus team Aplha. Ya, diantara 5 anaknya hanya dua putranya saja yang mau mengikuti jejaknya di dunia militer. Yaitu Rizky putra pertamanya yang berpangkat Kapten dan Tedy putra keduanya yang berpangkat Mayor. Memang karir militer adiknya lebih mentereng dari pada kakaknya sehingga meskipun usianya yang lebih muda, sudah mendapatkan pangkat satu tingkat lebih tinggi dari kakaknya.

Sementara itu ketiga anak Pak Prabu yang merupakan warga sipil biasa tengah bersiap-siap untuk upacara penyambutan kedua kakaknya bersama teamnya. Danio dan Frank kompak mengenakan pakaian formal dengan jas hitam mereka. Sedangkan si bungsu kayla nampak cantik dengan dress bunga dengan make up tipisnya.

"Mohon izin mba Kay, untuk dresscode hari ini monochrom ya mba. Sudah saya sediakan dress berwarna hitam di kamar mba. Mohon untuk berganti baju." Kata ajudan bapak yang bertugas menjaga Kayla.

"Lho kenapa mas Sam? biasanya dresscodenya yang penting formal?"

"Siap izin mba, saya kurang tahu. Tapi arahan dari ajudan bapak seperti itu mba. Mohon untuk dilaksanakan."

"Oh iya mas, aku ganti baju dulu 15 menit."

Setelah Kayla berganti baju, rombongan keluarga jenderal langsung menuju Halim. Pak Prabu berdiri didekat mimbar menunggu helikopter militer yang membawa team Aplha untuk mendarat. Raut muka jenderal tersebut kaku, menunggu dengan cemas untuk memastikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa kedua putranya kembali dengan selamat. Sementara di tenda yang telah disediakan, keluarga dari anggota team Alpha juga menunggu dengan gusar menantikan kabar keluarganya kecuali ketiga anak Pak Prabu yang kebingungan dengan suasana tegang disekelilingnya.

Tak lama kemudian, sebuah helikopter militer mendarat. Empat sosok dengan baret merah dengan setengah wajahnya tertutup kain hitam turun. Jangan kaget, mereka adalah anggota kopassus Alpha team sehingga identitasnya harus dirahasiakan kecuali apabila mereka gugur dalam bertugas. Salah satu dari mereka memimpin di depan dengan membawa foto 1 prajurit yang gugur.

Pundak Pak prabu yang semula tegang, langsung luruh melihat foto hitam putih yang di bawa oleh salah satu prajuritnya. Orang-orang yang hadir disana pun meneteskan air mata mereka. Prajurit yang membawa foto segera memberikan hormat kepada sang jenderal dan melapor bahwa pasukan team Alpha telah kembali ke tanah air. Tampaknya langit pun merasakan kesedihan orang yang ditinggalkan sehingga hujan turun dengan lebatnya.

"LAPOR! Komandan Pasukan Khusus Team Alpha, Mayor Tedy Wijayanto melaporkan bahwa pada tanggal 27 Januari 2019 team Alpha telah kembali ke tanah air setelah menyelesaikan misi pengintaian di Suriah. Satu prajurit dinyatakan gugur dalam misi yakni Kapten Rizky Wijayanto telah di bawa kembali ke tanah air. Laporan selesai."

Kemudian turun beberapa prajurit dari helikopter sambil membawa peti yang sudah dibungkus dengan kain merah putih menuju ke mimbar penghormatan untuk dilakukan penghormatan terakhir secara militer. Pak Prabu memberikan hormat kepada putranya yang telah gugur. Beliau hanya diam dengan gurat sedih di wajahnya yang keriput di usia senja. Sementara Tedy dengan posisi tegak memberikan hormat kepada mendiang kakaknya. Air matanya menetes di bawah derasnya hujan, hari itu adalah pertama kalinya pria gagah dan pemberani itu meneteskan air matanya.

Sementara itu di tenda VIP, Kayla yang awalnya kebingungan mulai histeris menangis, meraung memanggail nama kakak sulungnya. Dia berusaha menerobos hujan tetapi ditahan oleh para pengawal papanya. Sementara Danio dan Frank seolah dihantam dadanya dengan palu melihat kejadian di depannya. Danio sebagai yang lebih tua mulai dapat mengendalikan diri berlari mencegah adik perempuannya dengan memeluknya dan membisikkan kata-kata penenang. Sementara Kayla masih menangis histeris memanggil nama kakak laki-lakinya. Hari itu adalah hari yang tidak akan pernah bisa dilupakan oleh keluarga sang jenderal.

Setelah prosesi pemakaman, keluarga pak Prabu kembali ke kediamannya di Kertanegara. Ketiga putra bungsunya berada di mobil dengan saling diam. Sedangkan Pak Prabu satu mobil dengan putra keduanya Teddy. Suasana di mobilpun tak kalah heningnya.

"Gung, tolong hari ini diumumkan bahwa rumah kertanegara tidak menerima kunjungan melayat ya? Saya ingin sendirian sejenak untuk menenangkan pikiran. Nanti saya akan menerima ucapan bela sungkawanya di rumah hambalang saja pas tujuh harian." Kata Pak Prabu sebelum kembali melamun menatap rintik hujan di luar kaca jendela mobil.

"Siap pak, laksanakan"

"Maafin Tedy ya pah." Tedy menoleh kearah papanya. Akan tetapi pak prabu tidak mengatakan sepatah katapun maupun monleh ke arah Tedy yang duduk disampingnya. Entahlah apakah beliau pura-pura tidak dengar atau memang betul-betul tidak mendengar ucapan Tedy. Sementara Tedy hanya memandang papanya sambil mengepalkan tangan.

Sesampainya di rumah kertanegara ketiga anak bungsu pak Prabu langsung masuk dan duduk di ruang tengah dan termenung. Mereka masih tidak percaya akan kepergian mas tercintanya. Disusul dengan bapak dan Tedy yang memasuki rumah.

"Nak, setelah ini langsung bersih-bersih dan istirahat ya? Besok pagi kita sarapan bareng. Jangan sedih lagi, mas rizky sudah tenang di atas sana ya. Mba Kay, udah ya sedihnya. Kuat ya nak, demi bapak." Ujar Pak Prabu yang dibalas anggukan lemah oleh Kayla dengan air mata yang masih setia menetes.

"Bapak mau langsung masuk ke kamar. Ted." Pak Prabu memberikan kode untuk Tedy ikut masuk ke ruangan bapak.

Anak bapak yang lain masih setia duduk di sofa ruang tengah sambil melamun dan mengenang kenangan mereka bersama masnya sebelum di tinggal tugas ke Suriah.

Tak lama kemudian...

PRANG!!! suara benda pecah terdengar lirih dari ruangan pak Prabu. Bukan cuma sekali tapi berkali-kali dan sayup-sayup terdengar suara bapak seperti orang yang berteriak dan menangis.

Hal ini sontak membuat Danio, Frank, dan Kayla terkejut hingga masing-masing langsung berdiri dari sofa berniat menghampiri ruangan bapak. Entah apa yang terjadi di dalam ruangan tersebut. Akan tetapi niatan mereka dihentikan oleh ajudan pribadi dan pengawal bapak.

"Tapi bapak dan mas Tedy di dalam mas." Bantah Danio.

"Ngga apa-pas mas. Tadi bapak berpesan untuk tidak diganggu. Bapak hanya mengobrol dari hati ke hati sama mas Tedy. Kalian ga usah khawatir ya?. Lebih baik kalian istirahat di kamar. Sekarang sudah lewat tengah malam. Besok sarapan pagi bareng dengan bapak. Kalian harus saling menguatkan satu sama lain oke..."

Dengan berat hati ketiganya naik keatas menuju kamar masing-masing untuk istirahat. Sementara itu tidak ada yang pernah tau di detik itu juga ada hati bapak yang hancur ditinggalkan oleh anak kebanggaanya serta hati seorang anak laki-laki yang dihancurkan oleh perkataan papanya.

Tbc

Sad story dari aku yang tentunya hanyalah imajinasi penulis. Penamaan tokoh terinspirasi dari tokoh politik di Indo. Sekali lagi ini hanya cerita hasil imajinasi penulis ya... harap bijak dalam berkomentar. Thank you😄

Not an easy lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang