20. Dua Matra Beradu

337 33 12
                                    

Tedy mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Mobil yang ditumpangi ketiganya diapit oleh mobil pengawal Pak Prabu dari depan dan belakang. Tedy baru saja menerima panggilan dari kepala pengawal Pak Prabu yang di Hambalang bahwa Danio pulang dengan helikopter dan nantinya akan mendarat di Halim kemudian akan di jemput oleh tim pengamanan yang ada di Jakarta.

Suasana di dalam mobil sedikit tegang. Hal ini membuat Vivine dan Fadil bingung tapi tidak berani bertanya kepada Tedy perihal apa yang sedang terjadi. Mereka takut melihat ekspresi Tedy yang mengeras. Mereka takut mengganggu konsentrasinya. Entah apa masalahnya, sepertinya masalahnya berat sekali. Tiba-tiba ponsel Vivine bergetar, ternyata papanya memanggil.

"Iya pa?"

"Kak! Kamu sama Tedy kan?" tanya Pak Islah tanpa basa-basi.

"Iya pa"

"Oke, bagus. Papa tunggu di Kertanegara". Setelahnya sambungan telepon terputus secara sepihak. Vivine menjadi semakin bingung.

"Ini ada masalah apa mas?" tanya Vivine kepada Tedy.

"Drone. Nanti aja di rumah. Pasti papa kamu juga akan ada di sana" ujar Tedy singkat.

1 jam kemudian mereka sudah tiba di Kertanegara. Banyak sekali penjaga yang berjaga di sana. Dan alangkah mengejutkannya rumah Pak Prabu yang ada di Kertanegara di jaga ketat oleh pasukan baret merah dengan membawa senjata lengkap. Ketiga mobil memasuki pekarangan rumah. Kedatangan mereka di sambut hormat oleh komandan pasukan pengamanan dari kopassus yang ditugaskan menjaga rumah Pak Prabu malam ini. Tedy keluar mobil dan membalas hormat. Setelahnya dia melangkah masuk.

Di dalam rumah, sudah duduk Pak Prabu ditemani oleh KASAD dan KASAL yang merupakan papa dari Vivine. Pak Prabu memanggil Tedy untuk bergabung. Suasana di ruang diskusi itu menegangkan sekali. Apalagi ajudan KASAD dan KASAL yang berdiri di belakang bosnya dengan tangan yang telah siap bertengger memegang senjata mereka yang ada di pinggang. Seolah-olah satu saja pergerakan mencurigakan, maka kedua ajudan pemimpin dua matra TNI ini akan saling menumpahkan darah.

Keadaan memanas ini berlangsung setelah ada dua drone pengintai yang terbang di atas kawasan rumah Pak Prabu di Kertanegara. Tim pengamanan Pak Prabu pun bertindak cepat dengan menembak jatuh dua drone tersebut dan setelah di periksa oleh tim keamanan, ternyata drone tersebut merupakan drone pengintai milik Angkatan Laut. Tidak hanya itu saja, 5 menit setelah drone tersebut di tembak jatuh, beberapa orang berpakaian serba hitam yang mengendarai motor hitam sempat mengintai rumah Pak Prabu dari seberang jalan. Dan puncak memanasnya adalah pengeroyokan yang dilakukan oleh salah satu anggota pasukan khusus Angkatan Laut kepada salah satu pengawal Pak Prabu yang tengah bertugas menjaga di depan. Saat ini pelaku pengeroyokan sedang di periksa oleh polisi militer TNI.

"Saya yakin pak, kejadian ini berkaitan dengan adanya rencara pengkudetaan posisi saya di dalam kubu Angkatan Laut" mulai Pak Islah.

"Sebab, beberapa terror-terror kecil juga terjadi di kediaman saya. Sayangnya pihak yang ingin mengkudeta saya ini semakin berani semenjak pertemuan keluarga kita" lanjut Pak Islah.

Pak KASAD juga membenarkan perkataan Pak Islah. Sebab akhir-akhir ini, sahabatnya itu sering cerita bahwa ada dugaan upaya pengkudetaan di kubu Angkatan Laut.

"Berarti kemungkinan mereka mulai waspada rencana merger keluarga kita sebagai cara untuk memperkuat posisi Pak Islah di TNI?" tebak Pak Prabu.

Pak Islah mengiyakan, "Betul pak. Dan saya juga meyakini bahwa terror yang terjadi hari ini bertujuan untuk mengadu dua matra TNI dimana Pak Prabu adalah (purn) jendral TNI AD. Jelas sekali mereka ingin mengadu domba antara bapak dengan saya sehingga merger keluarga kita tidak bisa terwujud" jelas Pak Islah.

Pak Prabu berpikir benar juga apa yang di katalan oleh Pak Islah. Tujuan orang-orang ini adalah mengadu domba dirinya dan Pak Islah. Orang ini ingin 2 Matra TNI saling beradu. Yang bisa dipastikan dapat melengserkan jabatan Pak Islah sebagai KASAL. Pak Prabu menoleh kepada Tedy, mencoba meminta pendapat ajudannya.

"Bagaimana Ted?"

"Kalau bapak ingin mengoperasikan team Alpha kopassus, saya siap menyingkirkan para penghianat itu dengan senyap pak" respon Tedy dengan tenang. Pak Prabu mengkerutkan alisnya, Tedy memanggilnya bapak. Padahal orang-orang di ruangan ini merupakan circle terdekat mereka. Biasanya Tesdy akan memanggilnya papa. Pak Prabu paham, Tedy mulai mempertegas posisinya.

"No... kita lakukan dengan langkah diplomatik. Saya tidak ingin citra TNI menjadi buruk di Masyarakat" sanggah Pak Prabu.

"Saya rasa itu akan sama saja pak. Citra Angkatan Laut akan memburuk jika isu pemberontakan di dalam internal Angkatan Laut mencuat" ucap Pak KASAD.

"Tidak. Mari kita buat para penghianat itu muncul dengan sendirinya dengan suka rela. Dengan ini masyarakat dapat menilai sendiri kesetiaan penghianat itu kepada negara. Dengan begini citra Angkatan Laut tetap aman" ujar Pak Prabu mantap.

"Apapun itu perintahnya pak, kami siap melaksanakan" ujar Pak KASAD.

Pak Prabu memanggil sekretaris pribadinya. Pak Prabu memerintahkan Mas Agung untuk menyebarkan berita rencana pertunangan putra menhan dengan putri KASAL. Rencana Pak Prabu ini adalah ingin membuat para penghianat itu panas, sehingga mereka akan berkoar-koar ke media menyatakan bahwa pertunangan ini merupakan upaya untuk mempertahankan kekuasaan Pak Islah. Dengan begitu mereka dapat mengetahui siapa saja penghianat ini. Setelah mengetahui dalang di balik renacana pengkudetaan ini bisa mereka singkirkan.

Tedy bahkan yang berada di ruangan itu tidak dapat menolak karena hal ini berkaitan dengan dua Matra TNI yang berpotensi berbentrokan. Dulu sekali sebelum dirinya lahir, pernah sekali terjadi bentrok antara dua Matra TNI ini. Hasilnya, pasukan elite milik masing-masing matra saling menyerang untuk melindungi harga diri mereka sebagai pasukan paling elite di TNI. Cukup banyak korban yang berjatuhan pada saat itu. Dan yang paling dirugikan adalah orang-orang sipil yang tidak sengaja menjadi korban. Sejarah ini merupakan sejarah terkelam di kubu TNI. Sebagai prajurit, tentu Tedy tidak ingin kejadian yang lalu terulang kembali. Maka mau tidak mau pertunangan ini harus terjadi.

Setelah diskusi antara petinggi militer itu selesai, Tedy mencari keberadaan Vivine untuk membicarakan rencana purtunangan mereka. Tedy mendapati Vivine tengah mengobrol berdua dengan Fadil.

"Ine, bisa kita bicara berdua" ujar Tedy. Vivine mengangguk dan mengikuti Tedy. Ternyata membawanya ke area kolam renang di rumah Kertanegara.

"Besok, keluarga kita akan mengumumkan pertunangan kita" mulai Tedy. Yang langsung dipotong oleh Vivine.

"Kenapa mendadak? Ada kaitannya dengan kejadian drone itu ya?"

"Iya. Intinya ada orang-orang yang ingin mengkudeta papa kamu. Orang-orang ini ingin mengadu domba antara Pak Prabu dan Pak Islah"

Vivine mengerti pada akhirnya pertunangan mereka akan terjadi juga. Vivine juga tidak masalah jika langkah ini kedepannya juga akan menguntungkan dirinya. Keinginannya untuk lepas dari kontrol papanya dan sifat abusive beliau pada akhirnya akan segera terwujud ketika dia menikah dengan Tedy.

"Tidak masalah. Toh Mas Tedy juga pria yang baik" ujar Vivine.

"You don't know me very well Ine. So don't talk about me like that. I am not the prince charming you're looking for" ucap Tedy datar.

Vivine mengedikkan bahunya acuh.

"Well.... either kamu yang menjadi pangerang berkuda aku atau aku yang menjadi putri berkuda putih buat kamu mas. Kita lihat nanti. Jalani aja dulu"

Satu kata dari Tedy yang mendeskripsikan Vivine. Wanita ini tangguh dan memiliki ego yang tinggi sama sepertinya. Kita lihat siapa yang akan menyelamatkan siapa. Keduanya ingin menjadi pemeran protagonis di antara mereka. Tedy yang tak ingin menyeret Vivine di kehidupannya yang rumit, sedangkan Vivine ingin menarik Tedy dari jurang kesakitannya.

Tbc

Not an easy lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang