Ch 8 ; How dare you!

214 136 39
                                    

Adelynn tak pernah berpikir dia akan kembali mengunjungi villa Hunter setelah perpisahannya dengan Gray kala itu. Terlalu banyak kenangan yang tertinggal di sana. Dan Adelynn berusaha membatasi diri, agar masa lalu tidak mengganggunya. Kini, setelah sekian tahun berlalu, dia kembali memijaki tempat pertama yang telah mempertemukannya dengan pria itu. Yang memberinya pengalaman berdebar pada pandangan pertama dengan lawan jenisnya. Tempat yang dulu selalu menjadi tujuan Adelynn untuk menghabiskan akhir pekan. Dan akan selalu terbuka baginya sampai kapan pun.

Taman bunga daisy yang terlihat dari jendela dapur menjadi sebab Adelynn melamun saat ini. Kilas tentang sua pertamanya dengan Gray pun berkelebat di depan mata.

" ... saat dia berkata kau akan kembali padaku, aku percaya ..."

Untuk kesekian kalinya, Adelynn bisa mengingat ucapan Gray dengan jelas. Dia mendesah singkat dan mengerutkan kening. Sementara tangannya mengaduk sup krim ayam—menu sarapan yang dia buat bersama Bibi Rue.

Percaya, dia bilang? Adelynn kembali memikirkan pria itu. Setelah selama ini Adelynn pikir mereka tidak akan lagi bisa bersama, ... ini terlalu mendadak. Apalagi, Adelynn merasa Gray tidak terkesan seperti itu—dari sejak mereka kembali bertemu. Dan, dengan tidak adanya kabar yang dia terima dari pria itu selama ini—ditambah Gray yang saat itu pergi dengan amarah—wajar jika Adelynn berpikir Gray mungkin sudah melupakannya.

"Lalu kenapa dia bicara begitu?" gumam Adelynn, teringat senyum masam di wajah Gray sebelumnya.

Sejujurnya, Adelynn mungkin tahu jawabannya. Namun, dia rasa terlalu berani, bila harus menyimpulkan dan percaya bahwa perkiraannya bisa saja benar. Dan sayangnya, Adelynn terlalu takut untuk memastikan. Dia pun berharap semoga dirinya tidak bertindak bodoh, sebelum Gray lebih dulu mengakui perasaannya.

"Sayang ..." Suara lembut Bibi Rue kembali mengisi dapur dan membuyarkan lamunan Adelynn. "Lily memintaku memberikan ini padamu. Untuk baju ganti," ucapnya sembari mengambil sendok sayur di tangan Adelynn. Gaun kaun katun kuning—lengkap dengan pakaian dalam—kini telah berada di tangan gadis itu. Padahal Adelynn sudah bilang kalau dia membawa baju cadangan. "Sekarang, serahkan semua ini padaku. Kau bisa pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri," imbuh Bibi Rue.

"Tapi Bibi—"

"Tidak ada tapi. Kau sudah banyak membantuku pagi ini. Ini sudah lebih dari cukup, Sayang. Terimakasih banyak," tutur wanita itu. Kesan ramahnya sama sekali tidak berubah dan masih ada hingga sekarang. Membuat Adelynn sukar untuk membantah. Namun, kali ini gadis itu sedikit memaksa untuk memberi bantuan terakhir sebelum meninggalkan dapur.

"Baiklah, tolong ambilkan mangkuk di lemari di sebelahmu," pinta Bibi Rue. Adelynn pun segera bergeser dan membuka pintu lemari kaca itu. Diambilnya mangkuk hitam polos dan nampan putih dari rak paling bawah.

"Apa kau tidak berniat ikut sarapan di sini?" tanya Bibi Rue, melihat mangkuk yang Adelynn ambil hanya berjumlah empat buah. Gadis itu terlihat bimbang. Namun, Bibi Rue lebih cepat mengambil keputusan dengan mengeluarkan satu mangkuk lagi dari lemari. "Tidak ada yang boleh keluar dari rumah ini dengan perut kosong. Kuharap kau masih mengingatnya."

Adelynn mendesahkan senyum. Tentu dia ingat. Dulu, jika ada hal yang menahannya untuk segera pulang setelah seharian bermain di tempat itu, sudah pasti karena Bibi Rue menghadangnya untuk makan sebelum kembali ke rumah.

"Apa aku bisa menggunakan kamar mandi di bawah tangga, Bibi?" tanya Adelynn.

"Tentu. Tapi pintunya sedikit bermasalah. Kau harus mendorongnya lebih kuat agar benar-benar tertutup."

Gadis itu mengangguk paham untuk kemudian berlalu dari dapur. Dia pun memenuhi saran Bibi Rue tentang pintu kamar mandi. Setelah pintu terkunci, Adelynn segera menanggalkan kemeja dan celana panjangnya. Hanya ada kloset duduk dan shower di ruangan berukuran 2x3 itu. Dindingnya berlapis keramik hexagon putih dan aroma yang tercium terkesan feminim—tipikal bau parfum perempuan.

Play PretendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang