01.

4.5K 408 21
                                    

"Pak, buka gerbang nya pak, saya telat 5 menit doang ini?!"

Seorang siswa sendari tadi berteriak dari luar gerbang sekolah, berniat untuk membujuk satpam sekolah untuk membuka gerbangnya.

"Cathrina? Kamu lagi, kamu lagi. Sudah berapa kali kamu telat? jangan diulangi lagi." Satpam sekolah membuka gerbang tersebut, dan menarik Cathrina untuk segera masuk ke area sekolah.

"Saya juga telat ada alesannya pak, enak aja bilang saya sengaja." Ucapan Cathrina kepada sang satpam seakan mengejeknya. "Kamu ini, susah sekali dikasih tau, kalau di DO baru tau rasa." Satpam telah mengunci kembali gerbang sekolah. Saat ia berbalik, Cathrina Erine sudah tidak ada di pandangannya.

Cathrina berjalan di sepanjang koridor sekolahnya, ia seperti mencari ruangan yang selalu ia kunjungi.

Serasa sudah sampai di ruangan yang ia cari, Cathrina memastikan terlebih dulu ruangan tersebut. Benar atau tidak.

'Oline's Room' Cathrina melirik keatas nama dari ruangan tersebut. "Here we go again." Gumamnya.

Cathrina menarik nafasnya sekuat yang ia bisa, dan membuangnya kasar. Setelah itu, dirinya membuka perlahan ruangan tersebut.

Ceklek..

Setelah membuka pintu dari ruangan yang ia tuju, Cathrina melihat seorang guru muda yang sedang membaca duduk tepat di depannya.

Menyadari ada seseorang yang datang, guru muda tersebut melihat kearah ambang pintu.

"Telat lagi, Cathrina?" Guru muda berbicara, meletakan buku yang ia baca, dan berjalan sembari bersedekap dada ke arah Cathrina.

"Berisik lo, buruan, gue ada urusan." Cathrina menatap wajah guru tersebut dengan tajam. Sesampainya di depan Cathrina, guru muda menangkup wajahnya dengan gemas. "Lucu gini kok kasar sih, Sayang?" Mendengar perkataan dari sang guru, Cathrina mendelik geli. "Apaansih?! Sayang, sayang. Lo siapa gue?" Cathrina menepis kedua tangan sang guru yang tadi menangkup wajahnya.

Tidak membalas ucapannya. Guru muda mengangkat tubuh Cathrina dengan mudah, Menutup pintu ruangan, dan menuju meja kerjanya. Meskipun Cathrina sesekali memberontak ingin diturunkan, semua itu tidak masalah baginya.

Guru muda menaruh Cathrina diatas meja kerjanya. Menyingkirkan semua barang - barang yang berada di atas meja.

Guru muda duduk di kursi yang menghadap tepat pada murid kesayangannya.

"Guru gajelas, angkat - angkat murid sembarangan." Guru muda menatap Cathrina dengan tatapan yang sulit diartikan olehnya. "Kamu lupa? Saya yang membuat kamu bisa naik kelas." Guru muda mengangkat Cathrina untuk duduk dipangkuannya. "Sekarang biarkan saya untuk menagih apa yang seharusnya saya dapatkan." Guru muda membalikkan tubuh murid yang berada dipangkuannya agar menghadap kepadanya.

Saat mendekatkan wajahnya dengan wajah muridnya. Cathrina menahan kedua bahu guru muda. "Kenapa?" Guru muda bertanya heran padanya. "Jangan bikin kissmark, gue gabawa make up." Setelah mengetahui alasannya, guru muda menarik punggung Cathrina untuk lebih dekat dengannya. "Tenang, saya bawa make up." Guru muda tersenyum jahil padanya. "Terserah." Cathrina hanya bisa pasrah saat guru muda mulai mendekatkan wajahnya ke arah leher miliknya.

Suara decakan yang kontras, seakan mendominasi ruangan saat ini. Sesekali murid kesayangan Oline Manuel ini mendesah. Sebisa mungkin, Cathrina menahan desahannya dengan cara menutup bibirnya rapat - rapat.

Merasa tidak puas, Guru muda kali ini mengarah kepada telinga, dan bibir kenyal milik Cathrina.

"Emhh.." Kegelian yang dirasakan saat guru muda menjilat telinganya, membuat Cathrina menyudahi kegiatan yang dilakukan gurunya.

Teacher's Pet. ( Orine ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang