04.

2.5K 325 33
                                    

Bulan sudah berganti matahari, dan malam sudah berganti pagi.

Cathrina saat ini masih tertidur pulas di kamar sang guru muda. Namun, yang ada disana hanyalah ia seorang diri. Kemana perginya sang guru muda?

Jendela yang sudah terbuka, mengakibatkan sorotan cahaya matahari yang mencoba masuk untuk menerangi kamar sang guru muda.

Saat Cathrina tidur menghadap ke sebuah jendela. "Emmh.." Tidurnya mulai terganggu saat cahaya matahari berusaha menyorot kedua matanya.

Karena tidak tahan dengan adanya cahaya matahari, Cathrina bangun dari tidurnya. Ia menetralkan nafasnya, dan menyandarkan tubuhnya ke dinding kasur.

Ketika melihat sisi disebelahnya kosong, Cathrina mengerutkan dahinya. Seakan sadar bahwa sang guru muda tidak ada di sampingnya. Ia kebingungan. "Bentar, dia kemana?" Cathrina beranjak dari kasur, dan mencari ke seluruh sisi kamar. Entah di meja kerja, kamar mandi, maupun televisi di kamar. Tidak ada. Sang guru muda benar - benar meninggalkannya sendirian di kamar itu.

"Gaada kerjaan selain ninggalin gue gitu?" Cathrina mendengus kesal, ia bersedekap dada sembari menggembungkan kedua pipinya. Sebal.

Tidak ingin membuang waktu, Cathrina berjalan menuju pintu keluar kamar, berniat untuk mencarinya di lantai bawah.

Saat ingin membukanya, "Loh? Dikunci?" Cathrina mengintip keluar melalui lubang kunci pintu. Benar, ternyata pintu tersebut telah dikunci dari luar ruangan. "Apaansih, udah ga ngasih tau, main kunci - kuncian lagi, nyebelin." Kesalnya.

Usaha yang tidak berhasil, membuat Cathrina kembali merebahkan tubuh nya di kasur, dan menghela nafasnya kasar. "Pulang - pulang lo abis sama gue." Gumamnya.

Sebenarnya, guru muda kesayangannya tidak pergi keluar rumah. Melainkan, dirinya saat ini sedang berada di ruang tamu. Berdiri tegak sembari menundukan kepalanya kebawah.

"Berisik, aku ga nerima alesan kamu lagi. Bukti kamu selingkuh udah kuat!"

"Perempuan macam apa kamu, hah? Gapercaya sama suami sendiri!"

Teriakan yang sendari tadi terdengar di setiap sisi rumah ini. Namun, tidak dengan kamar Oline. Mengapa begitu? Karena kamar tersebut kedap suara. Oline sepertinya sudah lelah mendengar teriakan yang hampir setiap hari terdengar di rumahnya.

Tidak tahan dengan teriakan tersebut, Oline menghirup udara sekuat yang ia bisa, membuangnya kasar, dan mencoba mengeluarkan suara.

"Bun, pah, udah! Bisa ga sih gausah berantem kayak gini? Oline capek dengernya!" Ternyata, kedua orang tua Oline sedang berdebat panas tepat di hadapannya.

Karena teriakan Oline yang terdengar hingga lantai atas, seseorang keluar dari salah satu kamar yang berada disana. Ketika melihat Oline dan kedua orang tuanya sedang berdebat, dirinya berlari menuju tangga, turun kebawah, dan menatap kedua orang tua nya.

"Bener kata kakak, Bun, Pah! Kita capek dengernya. Hampir setiap hari, Mamah Papah selalu berantem. Cukup, ini terakhir!" Ucap Nachia Zollyana. Sebagai adik dari sang kakak, dirinya juga berusaha menjadi penengah antara perdebatan kedua orang tuanya.

Lelah mendengar perdebatan tersebut, Oline berjalan pergi menuju ke arah dapur. Ia meninggalkan Nachia yang masih berusaha untuk menjadi penengah antara kedua orang tuanya.

Teacher's Pet. ( Orine ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang