08.

2.3K 263 9
                                    

Kembali pada situasi Nalaisha dan Nachia. Mereka berdua saat ini sedang menikmati es cream yang tadi Nalaisha belikan.

Ditengah terik nya matahari, di sebuah taman bermain.

"Makan nya yang bener dong. Belepotan gitu."

Sendari tadi, Nachia kesusahan untuk memakan es cream nya. Nalaisha yang melihat, akhirnya memutuskan untuk memegang es cream yang tadi dipegang oleh Nachia. "Udah sini dipegangin sama kakak aja." Nachia mengangguk, menuruti permintaan tersebut.

Tidak tahan dengan keheningan, membuat Nalaisha bertanya sesuatu hal kepada Nachia. "Sayang, kamu di rumah gimana? Kok kakak kamu bisa terluka gitu?" Nachia yang tadi sedang menikmati es cream, beralih untuk memeluk Nalaisha dengan erat. Ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Nalaisha.

"Loh? Kenapa, hm?" Nachia menangis didalam dekapannya. Nalaisha yang kaget, hanya mengelus surai panjang Nachia dengan lembut. "Bisa kamu cerita sama kakak?" Nachia mengangguk cepat. "Yaudah, ceritain ya. Sekarang, liat kakak. Gausah nangis." Mendengar ucapan Nalaisha, Nachia akhirnya melepaskan pelukan tersebut, dan menatap Nalaisha dengan haru.

"Kak, kakak selalu bertahan demi aku. Kakak selalu lindungin aku. Aku gabisa jadi pelindung kakak, tapi kenapa kakak bisa jadi pelindung aku? Aku juga mau jadi pelindung kakak. Aku salahnya dimana kak? Bunda, Papah, selalu marahin aku sama kakak. Bahkan kakak tidak punya salah pun, selalu salah di mata mereka. Apa aku salah lahir di dunia ini?" Tuturnya, panjang lebar.

Tidak tahan bertatapan dengan Nalaisha, Nachia kembali menunduk sembari mengeluarkan air matanya. "Aku salah apa kak.." Lirihnya.

Melihat kondisi Nachia, Nalaisha dengan cepat menangkup wajahnya. "Dengerin kakak ya?" Nachia mengangguk lemas.

"Sayang, kamu ga salah lahir di dunia ini. Kakak kamu kayak gitu untuk melindungi kamu. Kakak sayang kamu, sayang. Kamu tahu itu kan? Dunia melahirkan kamu untuk menjadi anak terkuat. Kamu harus bisa yakin, kalau Bunda dan Papah pasti akan berubah. Kamu harus bisa menjaga kakak kamu. Kalau kamu gaada di dunia ini, siapa yang jadi adik tersayang kakak kamu, hm? Cuman kamu, sayang. Udah ya, nangisnya? Kamu harus kuat kayak kakak kamu." Balasnya, dengan yakin.

Nalaisha mengusap air mata yang masih mengalir di kedua pipi milik Nachia. "Udah ya nangisnya? Cantiknya hilang loh nanti." Nachia tersenyum manis, dan kembali memeluk Nalaisha dengan erat. "Makasih kak udah mau dengerin cerita aku." Tuturnya. Nalaisha membalas senyumannya tak kalah manis. "Iya, sama - sama sayangku. Selalu jadi gadis ceria yang kakak kenal ya?" Ucapnya, sembari menepuk - nepuk pelan pucuk kepala Nachia.

"Iya kak, Siap. Ay, ay captain 🫡."

"Hahaha, gemes banget sih kamu."

•••

"Sayang, masa masih marah sama aku?"

Situasi Regina dan Derimmy kini masih memanas. Berkali - kali Regina sudah mencoba meminta maaf kepada kekasihnya. Namun, usaha nya sia - sia saja. Derimmy tidak ingin mendengar penjelasannya sama sekali.

Tak lama, Ellarian beserta Callista menghampiri mereka berdua dari arah restoran sebelumnya.

Ellarian dan Callista memisahkan pertikaian mereka berdua. Ellarian pergi kearah Regina, dan Callista yang pergi kearah Derimmy.

Ellarian dengan santai merangkul Regina, dan mengajaknya pergi tidak jauh dari sana. "Bro, ikut gue dulu bentar." Sempat menolak, tetapi Ellarian meyakinkannya. "Lo sama gue disini dulu, tunggu Derimmy yang kesini." Mereka berdua terduduk tidak jauh dari sana. Melihat kearah Callista dan Derimmy yang sedang mengobrol.

Teacher's Pet. ( Orine ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang